Begini Cara Ibu Pekerja agar Bisa Memberi ASI Eksklusif bagi Buah Hati
Bagi ibu pekerja, pemberian ASI eksklusif tetap mungkin dilakukan dengan sejumlah cara ini.
Pemberian ASI eksklusif adalah hal yang sangat penting bagi perkembangan bayi, dan tantangan tersendiri bagi ibu yang bekerja. Banyak ibu merasa khawatir dan cemas tentang bagaimana mereka dapat memberikan ASI eksklusif sambil tetap memenuhi tanggung jawab pekerjaan. Namun, dengan persiapan yang baik dan dukungan yang tepat, hal ini bisa diwujudkan.
Konselor laktasi, dr. Yulia Muliaty, menekankan pentingnya mencari ilmu sebagai langkah pertama untuk berhasil memberikan ASI eksklusif, terutama bagi ibu yang bekerja.
-
Bagaimana cara ibu menyusui agar ASI cukup? Untuk memastikan bayi memperoleh ASI yang cukup, lakukan hal-hal berikut: Susui bayi secara teratur, minimal 8-12 kali dalam 24 jam untuk bayi yang baru lahir. Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui agar benar. Biarkan bayi menghabiskan satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang lain. Hindari penggunaan dot atau empeng yang dapat mengganggu pola menyusui bayi.
-
Bagaimana cara mengatasi tantangan menyusui bagi ibu pekerja? Menyusui bagi ibu yang bekerja memang memiliki tantangan tersendiri, tetapi dengan perencanaan dan dukungan yang tepat, Anda dapat mengatasi semua hambatan ini.
-
Bagaimana cara ibu menyusui merangsang ASI? Selain itu, ibu juga disarankan untuk tetap menyusui bayi secara on demand, atau sesuai permintaan, tanpa menunda atau menjadwalkan waktu menyusui.
-
Bagaimana cara ASI membantu ibu dan bayi? Kegiatan menyusui bisa membangun kedekatan jiwa antara ibu dan buah hati. Bonding antara ibu dan bayi yang mendapatkan ASI juga lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan asupan ASI.
-
Apa manfaat ASI bagi ibu? Tak hanya bagi bayi, ASI juga memiliki sisi positif bagi ibu karena bisa memperkecil risiko terkena kanker ovarium daripada wanita lain yang memilih tidak memberikan ASI pada anaknya.
-
Siapa yang mendukung ibu bekerja untuk menyusui? Dukungan pasangan sangat penting dalam perjalanan menyusui Anda. Diskusikan dengan pasangan mengenai peran dan tanggung jawab dalam merawat bayi dan pekerjaan rumah tangga. Pasangan yang berbagi tanggung jawab dapat membantu Anda mengurangi stres dan memastikan produksi ASI tetap lancar.
"Pertama yang harus dilakukan adalah cari ilmunya. Karena kekhawatiran itu muncul dari kurangnya ilmu," ujar Yulia dilansir dari Antara. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui berbagai cara, termasuk berkonsultasi dengan konselor laktasi atau menghadiri kelas-kelas persiapan menyusui yang tersedia.
Dengan pengetahuan yang memadai, ibu akan lebih percaya diri dan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam proses menyusui. Pengetahuan ini juga akan membantu ibu untuk tidak mudah tergoda untuk menggantikan ASI dengan susu formula atau metode lain yang kurang mendukung perkembangan bayi.
Persiapan Sejak Awal dan Melibatkan Orang Lain
Yulia juga menegaskan bahwa persiapan untuk menyusui tidak bisa dilakukan secara mendadak. Idealnya, persiapan ini sudah dimulai bahkan sebelum ibu melahirkan. Selain mempersiapkan diri sendiri, ibu juga perlu melibatkan orang lain dalam proses ini, terutama calon pengasuh anak.
"Sebab, pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif tak hanya harus dipahami oleh ibu saja. Seluruh pihak harus memahami agar bisa membantu dan memberi dukungan," jelas Yulia.
Hal ini sangat penting karena keberhasilan menyusui tidak hanya bergantung pada ibu dan bayi, tetapi juga pada dukungan dari lingkungan sekitar. Dengan adanya pemahaman yang sama di antara seluruh anggota keluarga dan pengasuh, proses menyusui akan lebih lancar dan ibu akan merasa lebih tenang.
Peran Ayah dalam Proses Menyusui
Peran ayah dalam proses menyusui juga tidak kalah pentingnya. Meskipun menyusui adalah proses yang dilakukan oleh ibu dan bayi, namun dukungan dari ayah dapat sangat membantu. Yulia menjelaskan bahwa hormon oksitosin, yang berperan penting dalam produksi ASI, sangat bergantung pada kenyamanan dan kondisi mental ibu.
"Proses menyusui merupakan hal yang dijalani bersama," tegasnya.
Ayah dapat membantu dengan menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi ibu, serta turut berperan dalam merawat bayi, sehingga ibu dapat lebih fokus dan tenang saat menyusui. Dukungan emosional dari ayah juga dapat membantu ibu mengatasi stres, yang sering kali menjadi penghambat dalam proses menyusui.
Persiapan Fisik dan Lingkungan yang Mendukung
Selain mempersiapkan mental dan pengetahuan, ibu juga perlu mempersiapkan perlengkapan yang mendukung proses menyusui. Misalnya, ibu bisa membeli pompa ASI yang berkualitas, kantong penyimpanan ASI, dan cooler bag untuk menyimpan ASI perah saat berada di kantor. Dengan perlengkapan yang memadai, ibu bisa lebih mudah memenuhi kebutuhan ASI eksklusif untuk bayinya meskipun harus kembali bekerja.
Yulia juga menyarankan agar ibu sudah menentukan siapa yang akan didelegasikan untuk membantu proses menyusui sebelum melahirkan. Hal ini penting karena "hormon-hormon muncul bukan hanya dari makanan tapi juga dari kondisi mental yang baik," tambahnya.
Dengan persiapan yang matang, ibu bisa lebih fokus pada tugas menyusui tanpa harus khawatir tentang hal-hal teknis lainnya.