CEK FAKTA: Hewan Ternak Lebih Kebal Terhadap Covid-19? Ini Faktanya
Merdeka.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan hewan ternak lebih kebal terhadap virus Covid-19. Narasi tersebut diunggah akun Instagram @indonesian_flatearth_society pada 25 September 2020.
Akun tersebut mengunggah foto domba dengan keterangan, "Tak ada physical distancing, tak ada masker, tak ada cuci tangan, APD, dll. Kami tetap sehat walafiat."
©InstagramUnggahan tersebut bernarasi:
-
Virus apa yang ditemukan di peternakan bulu China? Tim menemukan 36 spesies virus baru dalam ilmu pengetahuan dan 39 spesies yang berisiko berpindah antar spesies, termasuk 11 spesies yang sebelumnya telah menginfeksi manusia.'Sangat menarik bahwa kita melihat keragaman zoonosis yang diketahui dan potensial ditemukan dan ditularkan di antara begitu banyak jenis hewan dan di wilayah geografis yang luas,' kata salah satu anggota tim peneliti, John Pettersson, seorang profesor di Universitas Uppsala, dalam sebuah pernyataan.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi virus di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Dimana penelitian tentang virus di peternakan bulu dilakukan? Tim menyoroti virus corona tertentu yang ditemukan pada dua cerpelai yang mati di satu peternakan.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit dari hewan liar? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sebagian besar ahli penyakit menular sepakat bahwa asal usul pandemi manusia di masa depan kemungkinan besar akan bersifat zoonosis, dengan satwa liar menjadi sumber utamanya.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap virus? Hasilnya mengungkapkan bahwa kelelawar memiliki proporsi yang signifikan lebih tinggi dalam membawa virus zoonosis (virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia) daripada mamalia lainnya.
Tak satupun ada kabar maupun berita di seluruh dunia.. hewan ternak mati massal akibat covid..Padahal hewan-hewan tsb tak me njalankan protokol kesehatan..Di lain sisi, pihak-pihak tertentu terus menebar teror ke masyarakat tentang bahaya covid yang saaaaangatt mematikan sekali..
Penelusuran
Hasil penelusuran hewan ternak lebih kebal terhadap virus Covid-19, dilansir dari Tempo.co sejumlah negara telah melaporkan kasus infeksi Covid-19 pada hewan peliharaan dan hewan di kebun binatang. Ada pula kasus infeksi Covid-19 pada ribuan cerpelai (sejenis musang) di beberapa peternakan di Eropa.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan informasi mengenai risiko penularan Covid-19 pada hewan ke manusia atau manusia ke hewan sebenarnya masih cukup terbatas. Menurut mereka, lebih banyak penelitian yang diperlukan terkait hal tersebut. Namun, CDC menduga virus Corona baru ini dapat menyebar dari manusia ke hewan dalam beberapa situasi, terutama jika ada kontak dekat dengan orang yang menderita Covid-19.
CDC mencatat beberapa kasus di mana hewan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, yakni sebagai berikut:
- Sejumlah kecil kucing dan anjing peliharaan dilaporkan terinfeksi Covid-19 di beberapa negara, termasuk AS. Sebagian besar hewan peliharaan ini sakit setelah kontak dengan penderita Covid-19.- Beberapa singa dan harimau ikon kebun binatang New York dinyatakan positif Covid-19 setelah menunjukkan tanda-tanda penyakit pernapasan. Petugas kesehatan meyakini mereka sakit setelah terpapar pegawai kebun binatang yang terinfeksi Covid-19. Namun, mereka semua kini telah sembuh total.- Covid-19 dilaporkan menginfeksi sejumlah cerpelai di beberapa peternakan di Belanda, Denmark, dan Spanyol. Infeksi ini ditandai dengan munculnya penyakit pernapasan dan meningkatnya angka kematian. Karena beberapa pekerja di peternakan ini memiliki gejala Covid-19, kemungkinan besar pekerja pertanian yang terinfeksi tersebut adalah sumber infeksi pada cerpelai.
Kementerian Pertanian Belanda mengkonfirmasi wabah Covid-19 di peternakan cerpelai pada akhir April 2020, tepatnya di dua peternakan yang memiliki ribuan hewan pemasok industri bulu tersebut. Hewan-hewan itu diperiksa karena mengalami berbagai gejala, termasuk kesulitan bernapas, dan karena angka kematian lebih tinggi dari biasanya. Belanda adalah produsen bulu cerpelai terbesar di dunia selain Cina, Denmark, dan Polandia.
Wageningen Bioveterinary Research Belanda menjelaskan, hingga pertengahan September 2020, setidaknya 40 peternakan cerpelai di Belanda terinfeksi Covid-19. Beberapa ternak yang terinfeksi telah dimusnahkan sejak 5 Juni 2020 karena virus dapat terus beredar dan berisiko terhadap kesehatan masyarakat dan hewan lain. Pemerintah setempat membuat skema penutupan seluruh peternakan cerpelai pada musim semi 2021.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa musang memang rentan terhadap virus Corona baru penyebab Covid-19, SARS-CoV-2. Karena itu, diasumsikan bahwa cerpelai juga mungkin rentan terhadap virus ini. Pneumonia terlihat pada cerpelai dan SARS-CoV-2 terdeteksi di organ dan usap tenggorokan. Berdasarkan variasi kode genetik virus, dapat disimpulkan bahwa peternakan cerpelai telah menularkan virus satu sama lain.
Dilansir dari Nature, ada sekitar selusin hewan yang diketahui rentan terhadap virus Corona baru ini. Beberapa spesies, termasuk anjing dan kucing peliharaan, singa dan harimau di penangkaran, serta cerpelai yang dibudidayakan, hampir pasti tertular virus tersebut dari manusia.
Linda Saif, ahli virus di Ohio State University, menjelaskan hasil eksperimen laboratorium menunjukkan hamster, kelinci, dan marmoset juga rentan terhadap Covid-19. Namun, penelitian pada babi, bebek, dan ayam menunjukkan ketiganya lebih kebal terhadap virus Corona baru tersebut.
Sejauh ini, belum ada penelitian terhadap hewan ternak lain, seperti sapi, domba, dan kuda. “Jika SARS-CoV-2 ditemukan pada satwa liar atau spesies lain yang memiliki kontak dekat dengan ternak, hal ini akan meningkatkan kemungkinan penularan antar spesies,” kata Saif.
Kesimpulan
Klaim hewan ternak lebih kebal terhadap virus Covid-19 keliru. Faktanya beberapa peternakan cerpelai di Belanda, Denmark, dan Spanyol dilaporkan terinfeksi Covid-19. Sejauh ini, belum ada penelitian soal kerentanan infeksi Covid-19 terhadap hewan ternak lain, seperti sapi, domba, dan kuda.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKelelawar merupakan hewan yang menjadi penyebab dari peredaran sejumlah virus yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaAlshad Ahmad ungkap penyebab kematian anak harimau miliknya. Ia membantah Cenora mati gara-gara stress.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga penular cacar monyet.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca Selengkapnya