Apa yang akan terjadi usai Trump batalkan pertemuan dengan Kim Jong-un?
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat dunia terkejut ketika membatalkan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un 18 hari sebelum hari bersejarah itu akan terjadi di Singapura.
Keputusan itu membuat Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bingung. Namun Korut mengatakan mereka masih bersedia bertemu Trump kapan pun diperlukan dengan 'hati lapang dan terbuka'.
Sejumlah pengamat masih meyakini pertemuan kedua pemimpin itu akan terjadi.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa yang dilakukan Korea Utara pada 13 April 2023? Korea Utara mengumumkan uji coba sebuah rudal balistik antar-benua (ICBM) baru berbahan bakar padat, Hwasong-18 pada 13 April 2023.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan KIM? Hingga saat ini, tinggal Prabowo yang belum mengumumkan cawapresnya. Koalisi Indonesia Maju (KIM) menjadwalkan pertemuan antara ketua umum partai pada Jumat (20/10). Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Siapa yang mengajak Kim Jong-un ke Disneyland? Ketika itu, ayahnya, Kim Jong Il, yang juga pemimpin Korea ketika itu, mengajak Kim Jong-un ke Tokyo Disney Resort.
-
Kenapa Kim Jong-un pergi ke Disneyland? Seperti banyak keluarga Amerika, pada tahun 1991, Kim Jong-Il memutuskan bahwa liburan keluarga ke Disneyland akan menjadi hal yang paling menghibur bagi anak-anaknya.
Dilansir laman NBC News, Jumat (25/5), setelah membuat dunia tercengang dengan keputusannya, kemarin Trump menyatakan pertemuan 12 Juni itu masih mungkin terjadi.
"Kita akan lihat apa yang akan terjadi. Kami sedang bicara dengan mereka (Korea Utara) saat ini. Malah masih mungkin di 12 Juni. Kami ingin melakukannya," ujar Trump kepada para wartawan.
Sikap Trump itu terkesan mencla-mencle. China yang sebelumnya dianggap mempengaruhi Korut untuk membatalkan pertemuan juga kemarin mengatakan mereka tetap akan mendorong berlangsungnya pertemuan itu.
"Pertemuan itu masih menjadi isu penting," ujar John Nilsson-Wright, peneliti senior kawasan Asia Pasifik di lembaga pengamat Chatham House London.
"Ada banyak alasan untuk tetap melangsungkan pertemuan tapi mereka harus menyiapkan itu dengan banyak perincian dan persiapan dan itu butuh waktu," kata Nilsson-Wright.
Jenderal Vincent Brooks, komandan pasukan AS di Korea mengatakan pembatalan Trump itu menjadi ganjalan bagi kedua negara.
"Saya tidak khawatir soal kesempatan yang hilang. Ini hanya menjadi tertunda," kata dia dalam sebuah seminar di Seoul, seperti dikutip kantor berita Yonhap. "Tak usah khawatir tentang apa yang terjadi karena ini mungkin terlalu tergesa untuk merayakannya, sekaligus terlalu cepat untuk menyerah. Jangan pernah menyerah."
Sejumlah foto dirilis kantor kepresidenan Korsel memperlihatkan wajah muram Moon ketika dia bertemu dengan para penasehatnya kemarin. Moon dinilai sebagai sosok yang berhasil membuat situasi Semenanjung Korea menjadi bersahabat dan bisa membujuk Kim untuk melunak dan bertemu dengan Trump.
Meski begitu, menurut mantan juru runding Korsel dalam isu nuklir, Chun Yung-woo, Moon boleh jadi terlalu tergesa menyampaikan misinya ketika dia bertemu Trump Rabu lalu.
"Dia terlalu yakin dengan niat Korut dalam isu denuklirisasi dan terlalu menggembar-gemborkannya ke Washington," kata Chun. "Anda bisa sakit kalau makan makanan belum matang."
Tapi tampaknya Moon tidak akan menyerah untuk mempertemukan Trump dan Kim.
"Moon menganggap ini adalah misinya," ujar peneliti dari Institut Sejong, Lee Seong-hyon.
"Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah Trump masih punya selera untuk pertemuan. Masih belum jelas apakah dia punya visi strategis dalam isu ini," kata Nilsson-Wright.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap kondisi jalanan hingga area perkotaan di Korea Utara.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Baca SelengkapnyaPresiden Yoon juga mendorong Prakarsa Solidaritas Korea-ASEAN (KASI) melalui rencana penguatan kerja sama pada bidang keamanan siber dan maritim.
Baca SelengkapnyaDonald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un dilaporkan mengunjungi Rusia atas undangan Presiden Vladimir Putin.
Baca SelengkapnyaKedatangan utusan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut untuk memperkuat hubungan bilateral.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kunjungan pertama Putin ke Korut dalam 24 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSaat Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya, pemerintah Amerika Serikat dilaporkan membatalkan rencana pemblokiran TikTok.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un memamerkan sederet peralatan tempur tipe terbarunya dihadapan Menhan Rusia Sergei Shoigu.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca Selengkapnya