Arkeolog Temukan Makam Korban Tumbal dari Zaman Perunggu, Berisi Banyak Kerangka Gadis Remaja
Arkeolog memperkirakan makam ini dibangun sekitar tahun 3100 dan 2800 SM.

Arkeolog menemukan makam korban tumbal dari Zaman Perunggu di situs arkeologi Basur Hoyuk di Hulu Sungai Tigris, Turki. Makam ini sebagian besar berisi kerangka gadis remaja.
Para arkeolog awalnya tidak yakin mengapa remaja yang tidak memiliki hubungan darah satu sama lain dimakamkan di makam tersebut. Tetapi, mereka menganggap usia mereka bisa menjadi petunjuk.
Sekitar 5.000 tahun lalu, orang-orang Zaman Perunggu di Mesopotamia membangun makam batu yang rumit dan penuh dengan barang-barang kuburan menakjubkan, serta adanya penumbalan manusia.
Peneliti tidak yakin akan makna ritual ini, tetapi penelitian terbaru tentang kerangka tersebut menunjukkan usia saat mereka ditumbalkan dan jenis kelamin biologis mereka bisa menjadi petunjuk.
“Fakta bahwa sebagian besar dari mereka merupakan remaja menjadi sangat menarik sekaligus mengejutkan,” jelas David Wengrow, profesor arkeologi komparatif di University College London, seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (29/3).
Menurutnya, hal ini menyoroti tentang sedikitnya pemikiran para ilmuwan dan sejarawan akan pentingnya masa remaja sebagai tahap penting dalam siklus hidup manusia.
Penemuan ini juga dapat menantang asumsi tentang jenis pemerintahan yang dipraktikan budaya ini. Sebelumnya, masyarakat suku ini dianggap sebagai masyarakat hierarki yang dipimpin oleh raja. Namun, penguburan ini mengisyaratkan struktur masyarakat yang lebih egaliter (setara).
Bagian Mesopotamia
Wengrow dan rekan penelitiannya mempelajari serangkaian kerangka yang ditemukan di situs Basur Hoyuk. Situs ini dahulu merupakan bagian Mesopotamia kuno, dibangun sekitar tahun 3100 dan 2800 SM. Satu dasawarsa lalu, beberapa makam batu ditemukan di sana, saat itu dipenuhi dengan ratusan artefak tembaga, tekstil, dan manik-manik.
Studi sebelumnya, peneliti menemukan pemakaman dua anak berusia 12 tahun yang diapit oleh delapan orang yang dibunuh dengan cara kejam. Studi ini mengatakan ritual pemakaman tersebut menunjukkan munculnya negara awal yang mencakup makam “kerajaan” dengan “penumbalan rakyatnya".
Namun, studi terbaru yang diterbitkan pada 17 Maret di Cambridge Archaeological Journal memberi pandangan lain. Para peneliti melakukan analisis DNA kuno pada serangkaian kerangka yang terpisah. Hasilnya, mereka memberi pandangan yang lebih bernuansa tentang pemakaman tersebut dan berfokus pada gagasan tentang masa remaja sebagai tahap kehidupan terpenting dalam masyarakat ini.
Reporter magang: Devina Faliza Rey