Bukan Gurun Sahara, Ini Tempat Paling Gersang di Dunia yang Tak Pernah Diguyur Hujan Selama 200 Juta Tahun
Gurun ini membentang sepanjang 1.600 kilometer, mencakup area seluas 105.000 km.
Sahara adalah salah satu gurun paling terkenal di dunia. Tetapi, Sahara bukan lah gurun yang dianggap sebagai tempat paling gersang di Bumi.
Tempat paling gersang di Bumi adalah Gurun Atacama di Chile. Gurun ini tidak pernah diguyur hujan selama 200 juta tahun, seperti dikutip dari laman Express, Jumat (23/8).
-
Gurun mana yang paling tua di dunia? Gurun Namib yang terletak di sebagian Namibia, Afrika Selatan, dan Angola ini diakui sebagai gurun tertua di dunia, dengan perkiraan usia minimal 55 juta tahun, namun kemungkinan besar lebih tua.
-
Di mana salju pernah turun di Gurun Sahara? Tercatat seperti turunnya salju di kota Aïn Séfra, Aljazair, pada musim dingin tahun 1979, 2016-2018, 2021, dan 2022. Selain itu, pada 24 Januari 2023, salju juga dilaporkan turun di puncak gunung Provinsi Bèchar Aljazair.
-
Mengapa Gurun Sahara bersalju? Dilansir dari thetravelintern.com, diketahui bahwa Gurun Sahara pernah diselimuti salju putih pada tahun 2018.Namun, salju tersebut hanya bertahan selama satu hari sebelum akhirnya mencair karena panasnya terik matahari.
-
Apa yang pernah menutupi Gurun Sahara? Laut yang dulu menutupi Sahara dikenal sebagai Laut Trans-Sahara.
-
Di mana lokasi Gurun Sahara? Pilot Indonesia Berbagi Pengalaman Melihat Lokasi Paling Panas dan Sepi di Bumi, Tapi Tetap Indah Menakjubkan keindahan Gurun Sahara yang terletak di Benua Afrika dari atas ketinggian.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di gurun Argentina? Gurun ini berada pada ketinggian lebih dari 3.500 meter dan di tempat yang tak terjangkau oleh jalan-jalan biasa. Di atas dataran putih garam di dataran tinggi Puna de Atacama, terdapat rangkaian laguna berwarna hijau yang menyimpan komunitas bakteri dalam jumlah yang cukup besar, dan membentuk gundukan berlapis saat mereka berkembang.
Gurun ini membentang sepanjang 1.600 kilometer di sebelah barat Pegunungan Andes, mencakup area seluas 105.000 km.
Terletak di Daerah Antofagasta, Chile, gurun ini mengalami curah hujan rata-rata hanya 15 mm per tahun, dan beberapa tempat hanya menerima curah hujan 1 hingga 3 mm per tahun.
Bahkan terdapat stasiun cuaca di gurun yang tidak pernah mencatat curah hujan apa pun, dan beberapa wilayah tertentu dilaporkan tidak mengalami hujan selama lebih dari 500 tahun. Bahkan ada beberapa bukti yang menyatakan dari 1570 sampai 1971, Atacama tidak pernah mengalami hujan sama sekali.
Namun menurut para ilmuwan, dulunya gurun ini merupakan danau dan lahan basah atau subur, antara 9.000 sampai 17.000 tahun lalu. Periode ini adalah ketika para pemburu-pengumpul dari utara mulai menduduki Amerika Selatan.
Teori tersebut muncul setelah penemuan sisa-sisa tumbuhan dan hewan air tawar, terkubur di dataran kering.
Lapisan Garam Putih
Para ilmuwan pada pertemuan American Geophysical Union di San Francisco berpendapat, hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut mungkin dapat dihuni oleh para pemukim awal.
"Saat Anda berkendara melewati gurun, satu-satunya hal yang Anda lihat hanyalah lapisan garam putih," jelas ilmuwan dari Universitas California di Berkeley, Marco Pfeiffer.
"Dan ketika kita menggali kerak bumi, sulit membayangkan kondisinya sangat berbeda."
Para arkeolog mengira, orang-orang kuno ini menghindari gurun saat mereka bermigrasi ke wilayah lain - namun keberadaan air berarti hal tersebut dapat mendukung kehidupan manusia.