Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

China Sebut AS Berbohong Soal Xinjiang dan Tibet

China Sebut AS Berbohong Soal Xinjiang dan Tibet geng shuang. ©Photo/fmprc.gov.cn

Merdeka.com - Kementerian Luar Negeri China mengatakan Amerika Serikat berbohong tentang kebijakan China terhadap wilayah Xinjiang dan otonomi Tibet. China juga menegaskan menentang keras kebohongan AS itu.

"Dengan mengabaikan kebenaran dan mengulang-ulang kebohongan, AS sudah kehilangan moral, kredibilitas, dan reputasinya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang, seperti dilansir laman China Daily, Senin (30/12).

Geng menyampaikan pernyataan keras itu dalam jumpa pers harian setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Sabtu lalu menulis kicauan di Twitter yang menyerang kebijakan China di Tibet dan Xinjiang. Kementerian Luar Negeri AS juga kemudian mencuit kicauan yang sama di hari yang sama.

Orang lain juga bertanya?

"Fakta soal adanya stabilitas politik, ekonomi, pembangunan, persatuan etnis dan harmoni sosial di Xinjiang dan Tibet adalah bantahan paling kuat terhadap fitnah AS," kata Geng.

24.000 Masjid di Xinjiang

Menurut Geng, Xinjiang saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, harmoni sosial, dan stabilitas, begitu juga dengan harmoni agama. Kehidupan masyarakat Xinjiang mengalami perbaikan dan budaya juga berkembang, kata dia.

Populasi etnis Uighur di Xinjiang kini meningkat menjadi 11.65 juta atau mencapai 46 persen dari keseluruhan penduduk.

Saat ini ada 24.000 masjid di Xinjiang dan itu artinya ada satu masjid untuk setiap 530 warga muslim di sana, kata Geng.

Menanggapi situasi di Tibet, Geng mengatakan, sejak pembebasan secara damai pada 1951, Tibet mengalami pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial, serta kebudayaan tradisional juga dilindungi dan didukung.

Di Tibet saat ini ada 1.700 lokasi kegiatan keagamaan dan 46 ribu biksu serta biarawati. Setiap tahun ada satu juta peziarah ke Ibu Kota Lhasa.

AS Mencampuri Urusan Domestik Negara Lain

Geng menegaskan, daripada mencampuri urusan domestik negara lain, AS harusnya memikirkan urusannya sendiri dan fokus menyelesaikan masalah rutinnya. Geng mengutip laporan kantor berita the Associated Press tentang data statistik penembakan massal di Negeri Paman Sam.

Dalam laporan yang dipublikasikan Sabtu lalu di katakan, saat ini ada lebih banyak penembakan massal terjadi di AS dibanding di era 1970-an.

Pada 2019 ada 41 kali pembunuhan massal, yaitu ketika empat atau lebih orang terbunuh, kecuali pelaku. Di 2019 juga ada 33 penembakan massal yang menyebabkan 210 orang tewas.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
China Jadi Target Utama AS, Isu Agama Dipakai buat Campuri Urusan Dalam Negeri
China Jadi Target Utama AS, Isu Agama Dipakai buat Campuri Urusan Dalam Negeri

Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.

Baca Selengkapnya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia

Baca Selengkapnya
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto

Terkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.

Baca Selengkapnya
Taiwan Tuding China Lumbung Hacker, Biang Kerok Peretasan di Seluruh Dunia
Taiwan Tuding China Lumbung Hacker, Biang Kerok Peretasan di Seluruh Dunia

Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina
China Geram, Amerika Serikat Beri Dana Bantuan Militer Rp8,1 Triliun ke Filipina

Aksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Video Tentara China Disiagakan untuk Perang Lawan Indonesia
CEK FAKTA: Hoaks Video Tentara China Disiagakan untuk Perang Lawan Indonesia

Beredar unggahan di media sosial yang mengklaim pasukan tentara China disiapkan untuk menyerang Indonesia

Baca Selengkapnya
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat
FOTO: Makin Mesra, Putin-Xi Jinping Janjikan 'Era Baru' dan Kompak Kutuk Amerika Serikat

Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan
Kasal soal Kerja Sama Maritim dengan China: Kita Jaga Stabilitas Keamanan dan Perdamaian di Kawasan

Kasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Baca Selengkapnya
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?

Ini adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Kalahkan Amerika Serikat, Bakal jadi Negara Adidaya?
Ekonomi China Kalahkan Amerika Serikat, Bakal jadi Negara Adidaya?

The Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.

Baca Selengkapnya
Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata Rp5 Triliun ke Taiwan, China Marah
Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata Rp5 Triliun ke Taiwan, China Marah

Jenderal Amerika Serikat menyebut bahwap erang dengan China bisa terjadi 2025.

Baca Selengkapnya
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia
FBI Peringatkan Perusahaan Antariksa AS Waspada dengan China dan Rusia

Tudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.

Baca Selengkapnya