Amerika Serikat Beri Bantuan Senjata Rp5 Triliun ke Taiwan, China Marah
Pemerintahan Biden menolak untuk memberikan perincian secara terbuka tentang senjata dalam paket bantuan tersebut.
Pemerintahan Biden menolak untuk memberikan perincian secara terbuka tentang senjata dalam paket bantuan tersebut.
Amerika Serikat (AS) memberikan paket bantuan senjata ke Taiwan senilai USD 345 juta atau Rp5,21 triliun (kurs Rp15.107) pada Jumat (28/7). Paket bantuan militer ini berpotensi membuat China marah, karena pemerintahan Biden menolak untuk memberikan perincian secara terbuka tentang senjata dalam paket bantuan tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, empat sumber mengatakan kepada Reuters bahwa paket bantuan militer itu mencakup empat drone pengintai MQ-9A yang tidak bersenjata. Namun, dalam pengumuman resmi tidak diungkapkan daftar sistem senjata yang disediakan AS.
"Kami menghargai komitmen kuat AS terhadap keamanan Taiwan dan akan terus bekerja sama dengan AS secara erat untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan status quo di Selat Taiwan," tulis Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taipei dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah China sendiri memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya. Bahkan, Beijing telah meningkatkan tekanan militer di pulau itu selama tiga tahun terakhir.
Di sisi lain, Pemerintah Taiwan mengatakan hanya orang Taiwan yang bisa memutuskan masa depan mereka. Pernyataan ini menunjukkan perlawanan nyata Taiwan terhadap China.
Sebelumnya, seorang Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bintang empat menyebutkan dalam memonya bahwa firasatnya mengatakan, AS akan melawan China dalam dua tahun ke depan atau pada 2025 mendatang. "Naluri saya mengatakan akan bertarung pada 2025. Saya berharap saya salah," kata Jenderal Mike Minihan, yang mengepalai Komando Mobilitas Udara dalam memonya kepada sekitar 110.000 anggotanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (30/1).
Namun, Pentagon menegaskan bahwa apa yang disampaikan Minihan tidak mewakili pandangannya. "Komentar tersebut tidak mewakili pandangan kami tentang China," ungkap seorang pejabat pertahanan AS. Bagaimanapun juga pernyataan Minihan dinilai menunjukkan keprihatinan di kalangan petinggi militer AS atas kemungkinan upaya China untuk mengambil kontrol penuh atas Taiwan, yang mereka klaim sebagai wilayahnya.
Bantuan Amerika untuk Israel tidak hanya berbentuk uang. Negara yang dijuluki polisi dunia itu juga mengirimkan alutsista ke Israel.
Baca SelengkapnyaVia Vallen diundang tampil di Amerika Serikat. Penampilan Via Vallen mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berkunjung ke Washington DC, Amerika Serikat dalam rangkaian acara undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS.
Baca SelengkapnyaBeberapa tentara dari Negeri Paman Sam tersebut kedapatan mendadak jadi 'kuli'.
Baca SelengkapnyaJirayut menikmati momen liburan di Taiwan. Jirayut juga sempat bertemu fansnya JNations di Taiwan.
Baca SelengkapnyaDeklarasi bakal cawapres Ganjar itu dilakukan besok usai Megawati menerima laporan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaPenemuan jejak kaki raksasa ini menghebohkan warga desa Pingyan, provinsi Guizhou, China.
Baca SelengkapnyaChina menganggap kubah dan menara masjid sebagai bentuk pengaruh asing.
Baca Selengkapnya