Makin Panas! Penampakan Militer China Kepung Pulau Taiwan, dari Tentara Hingga Armada Siap Tempur
Penampakan pasukan militer China kepung wilayah perairan dekat Taiwan.
Penampakan pasukan militer China kepung wilayah perairan dekat Taiwan.
Makin Panas! Penampakan Militer China Kepung Pulau Taiwan, dari Tentara Hingga Armada Siap Tempur
Militer China melakukan pengepungan di wilayah perairan Taiwan dengan membawa armada tempur dan ribuan pasukan.
Aksi yang diklaim sebagai latihan militer itu terjadi dalam tiga hari setelah presiden baru Taiwan, yakni William Lai Ching-te dilantik.
Video merekam penampakan militer China saat menunjukkan kekuatan pasukan dan alutsista mereka, beredar di media sosial. Simak ulasannya:
Penampakan Militer China
Melansir dari Instagram @suryoprabowo2011, membagikan video penampakan kekuatan militer China saat melakukan latihan di laut dekat Taiwan.
Unjuk kekuatan yang diberi nama sandi Joint Sword-2024A itu memulai latihan di selat Taiwan bagian utara, selatan dan timur.
Kemudian dilakukan juga di daerah-daerah lain sekitar pulau Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.
Selama dua hari, China melakukan latihan militer di pulau yang diklaim pemerintah Tiongkok sebagai milik mereka.
Latihan gabungan tersebut melibatkan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan roket.
Dalam video yang dibagikan, ribuan tentara China bahkan terdengar sempat membaca ikrar setia mereka sebagai prajurit.
Lebih dari 4.000 parade alutsista juga ditunjukkan militer China dalam waktu sekitar dua hari.
Juru bicara militer Kolonel Li Xi mengatakan, tindakan ini dilakukan sebagai peringatan keras.
"Hukuman berat atas tindakan separatis pasukan 'kemerdekaan Taiwan' dan peringatan keras
Terhadap campur tangan dan provokasi kekuatan eksternal," seperti dikutip dari aljazeera, Kamis (24/5/2024).
China disebut memandang presiden baru Taiwan sebagai 'pembuat onar' dan mengecam Lai sebagai 'separatis'.
Taiwan Bersiaga
Kementerian Pertahanan Taiwan pun mengatakan jika pihaknya telah menempatkan militernya dalam siaga tinggi.
Taiwan menganggap latihan militer yang dilakukan China adalah bentuk provokasi dan tindakan tidak rasional yang mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.
Presiden Lai kemudian mengatakan, jika dia akan terus berusaha membela nilai-nilai kebebasan dan demokrasi Taiwan dalam menghadapi tantangan dan ancaman eksternal.