Tuai Kecaman, Bos Perusahaan Ini Desak Karyawan Utamakan Kerja Meski Ada Keluarga yang Meninggal
Dalam pesannya, dia menekankan pengajuan cuti harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek, bukan berdasarkan kepentingan pribadi.
Pernyataan seorang bos di China yang mendorong karyawan untuk mengutamakan pekerjaan daripada keluarga telah menjadi perhatian publik. Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
Pernyataan tersebut muncul dalam sebuah obrolan grup daring, di mana manajer yang dikenal dengan nama Pu dari Mianyang, Provinsi Sichuan, menunjukkan sikap yang menekankan pentingnya pekerjaan dalam proyek konstruksi.
-
Siapa yang lebih diutamakan oleh perusahaan? Ada banyak kandidat cemerlang yang tidak memiliki gelar sarjana, namun berhasil naik pangkat dan unggul dalam profesi mereka; sementara para pemberi kerja juga menyadari bahwa ada banyak lulusan yang sayangnya harus dipecat setelah beberapa bulan bekerja, karena kurangnya keterampilan interpersonal, pola pikir berkembang, dan etos kerja.
-
Siapa yang menyampaikan belasungkawa? Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa terhadap semua korban serangan teroris di gedung teater Crocus City Hall.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Kenapa karyawan menangis? Menangis Salah satu karyawannya juga tampak menangis sambil menutup wajahnya. Atasannya juga tampak menenangkan di sampingnya.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
-
Kenapa Pang Dong Lai beri cuti karyawan yang lagi sedih? Menurut mereka, setiap orang memiliki fase ketika mereka sedang tak bahagia. Untuk itu, karyawan diminta tidak datang bekerja ketika sedih sedih. Yu menegaskan bahwa permohonan cuti untuk karyawan yang lagi sedih tidak bisa ditolak oleh manajemen. Pihak yang menolak cuti karyawan yang lagi sedih dinyatakan melakukan pelanggaran.
Dalam pesan yang disampaikan, Pu mengajak semua karyawan untuk merenungkan tanggung jawab mereka terkait proyek tersebut.
"Apakah semua orang memahami tanggung jawab mereka dengan jelas? Mohon luangkan waktu sejenak untuk merenung. Tidak ada dari Anda yang baru dalam proyek ini, jadi apakah semua orang sepenuhnya menyadari peran mereka?," ungkapnya seperti yang dilansir oleh SCMP pada Minggu (3/11/2024).
Ia kemudian menegaskan bahwa karyawan harus sepenuhnya berkomitmen pada tugas mereka, dengan menyatakan bahwa cuti harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek, bukan kepentingan pribadi.
"Pandangan pribadi saya adalah jika Anda mengerjakan proyek ini, maka pekerjaan proyek adalah yang utama. Jika seseorang meninggal di rumah, biarkan mereka membusuk sebentar. Pertama, selesaikan proyek, baru tangani masalah pribadi. Mungkin itu hanya pandangan pribadi saya, tetapi saya ingin tahu apakah semua orang setuju!" tambahnya.
Pada tanggal 29 Oktober, Mianyang Internet Information Office mengonfirmasi bahwa mereka telah mengetahui insiden tersebut dan sedang memverifikasi situasinya. Keesokan harinya, mereka memberi tahu Jimu News bahwa setelah melakukan penyelidikan, proyek yang dimaksud tidak berada di Kota Mianyang.
Menurut laporan dari Fujiang Observation, Pu, sebagai kepala proyek, bekerja untuk sebuah perusahaan swasta yang berkantor pusat di luar Mianyang. Namun, hingga saat ini, informasi mengenai perusahaan tempat Pu bekerja dan rincian spesifik terkait proyek konstruksi tersebut masih belum jelas.
Menyampaikan permohonan maaf setelah menimbulkan kontroversi
Setelah terjadinya kontroversi, Pu mengeluarkan permohonan maaf melalui media sosial. Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa komentarnya di kelompok kerja tersebut tidak pantas dan berkomitmen untuk memperbaiki sikapnya.
"Komentar saya baru-baru ini di kelompok kerja tersebut tidak pantas dan menyakiti rekan-rekan saya. Saya sangat menyesal dan menyesali perbuatan saya. Saya dengan tulus meminta maaf kepada setiap rekan di kelompok tersebut," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, "Ke depannya, saya akan memperbaiki kesalahan saya melalui tindakan nyata, memperlakukan semua orang dengan tulus, menggunakan bahasa yang sopan, dan menerima pengawasan dari semua orang," bunyi pernyataannya.
Walaupun begitu, pernyataan Pu tetap menuai kecaman di dunia maya. Seorang pengamat daring menyatakan, "Cara cerdas untuk menyampaikan kata-katanya selaras dengan pepatah umum Tiongkok, 'Mengorbankan keluarga kecil demi kebaikan publik'. Bukankah itu cara yang selama ini kita dididik dan didorong?"
Sementara itu, orang lain menambahkan, "Orang-orang seperti ini ada di mana-mana. Mereka kehilangan kemanusiaan mereka dalam peran ini. Dia hanya cukup bodoh untuk meninggalkan catatan tertulis."
Seorang pengamat lainnya menekankan, "Ini bukan masalah individu tetapi masalah masyarakat. Ini berakar dalam pada nilai-nilai Tiongkok yang melekat, yaitu kepatuhan, kesadaran kolektif, dan ketahanan. Kepentingan individu diharapkan lebih rendah daripada kebaikan kolektif."