Covid di China Masih Parah, AS Siap Beri Bantuan karena Punya Kepentingan
Merdeka.com - Amerika Serikat siap membantu China mengatasi gelombang infeksi virus corona yang terus meningkat yang berpotensi memunculkan lagi varian COVID-19 di seluruh dunia, kata Menteri luar Negeri Antony Blinken, Kamis (22/12).
"Kami ingin melihat China mengendalikan wabah ini," kata Blinken kepada awak media di Departemen Luar Negeri. "Kapanpun virus menyebar atau berpindah-pindah, ada kemungkinan varian baru (virus) berkembang, bahkan menyebar lagi."
Blinken mengatakan AS memiliki "kepentingan yang jelas" di Beijing, termasuk kepentingan ekonomi, dan siap menyediakan China bantuan kesehatan apa pun yang mereka butuhkan. Namun, Beijing belum meminta bantuan apa pun, katanya, seperti dilansir Antara mengutip Anadolu, Jumat (23/12).
-
Apa fokus utama kerja sama kemendag dengan Tiongkok? Hal-hal yang tercakup di dalamnya antara lain ekonomi digital, bab usaha mikro kecil dan menengah, dan bab kerjasama teknis dan ekonomi.
-
Mengapa Tiongkok penting untuk kemendag? Republik Rakyat Tiongkok mitra ASEAN terbesar sejak 2009. Tiongkok adalah sumber investasi asing terbesar keempat di antara mitra-mitra dialog ASEAN. Melihat peran ASEAN dan Tiongkok yang penting bagi kawasan, kerja sama antara kedua belah pihak harus terus ditingkatkan,“ kata Zulkifli Hasan.
-
Apa yang dikhawatirkan AS tentang stasiun luar angkasa China? NASA berisiko menyerahkan lahan penelitian luar angkasa kepada Tiongkok jika tidak ada pengganti yang siap untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional, kata anggota parlemen dalam sidang pada Rabu, (14/2).
-
Kenapa AS menuduh China dengan genosida? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Bagaimana AS menggunakan agama untuk mencampuri urusan China? 'Washington didesak untuk berhenti menggunakan apa yang disebut isu agama untuk mencampuri urusan dalam negeri China,' tegas seorang juru bicara Kedutaan Besar CLaporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
"Seperti yang Anda ketahui bahwa kami adalah donor vaksin terbesar, kami siap untuk terus mendukung orang-orang di seluruh dunia, termasuk di China, dengan ini dan dengan dukungan kesehatan COVID-19 lainnya."
"China tidak disuruh untuk meminta bantuan itu," katanya. "Tetapi sekali lagi, kami sepenuhnya siap memberikan bantuan kepada siapa pun yang meminta, jika menurut mereka bermanfaat."
China mengalami lonjakan drastis kasus COVID-19 ketika pihaknya langsung menyudahi kebijakan "nol COVID-19", yang kerap menghentikan ekonomi negara karena pembatasan ketat terhadap mobilitas masyarakat.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu mengaku "sangat prihatin" dengan "situasi yang berkembang di China, dengan meningkatnya laporan penyakit parah."
"Guna melakukan penilaian risiko komprehensif tentang situasi di lapangan, WHO membutuhkan informasi lebih rinci mengenai tingkat keparahan penyakit, rawat inap, dan keperluan pendukung ICU," katanya, merujuk pada unit layanan intensif.
"WHO mendukung China untuk berfokus pada upayanya memvaksinasi orang-orang yang paling berisiko di seluruh negeri dan kami terus memberikan dukungan untuk pelayanan klinis dan melindungi sistem kesehatan mereka," katanya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam pertemuan ASEAN-China Summit yang dihadiri Perdana Menteri China, PM Li Qiang.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaDaya beli masyarakat China tetap lemah meski pemerintah telah menggelontorkan sejumlah insentif.
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaLangkah ini sebagai upaya China untuk mendongkrak perekonomian mereka yang tengah lesu.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaChina Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menuai reaksi positif, hanya saja juga muncul kekhawatiran akan digunakan untuk orang tidak bertanggungjawab.
Baca SelengkapnyaJenderal Amerika Serikat menyebut bahwap erang dengan China bisa terjadi 2025.
Baca Selengkapnya