Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dapat Ancaman Taliban, Afghanistan Tetap Gelar Pemungutan Suara Pemilu

Dapat Ancaman Taliban, Afghanistan Tetap Gelar Pemungutan Suara Pemilu Bom di Afghanistan. ©2019 REUTERS/Omar Sobhani

Merdeka.com - Pemilihan presiden tetap dilangsungkan di Afghanistan, meskipun sebelumnya telah ada ancaman serangan dari Taliban (28/9).

Demi menjaga keamanan, puluhan ribu anggota keamanan Afghanistan telah dikerahkan di seluruh negeri untuk melawan gerilyawan Taliban yang telah bersumpah akan menyerang tempat pemungutan suara.

"Voting telah dimulai di seluruh negeri, dan kami senang orang-orang di garis besar di pusat-pusat pemungutan suara menunggu untuk memberikan suara mereka," kata juru bicara Komisi Pemilihan Umum Independen Zabi Sadaat mengatakan kepada AFP, dikutip dari BBC.

Pemungutan suara dua kali ditunda, dan akhirnya diselenggarakan setelah pembicaraan damai Taliban-AS tidak mencapai kesepakatan awal bulan ini.

Dua kandidat utama dalam pilpres kali ini adalah petahana, Ashraf Ghani, dan Pemimpin Eksekutif Afghanistan, Abdullah Abdullah. Mereka telah berbagi kekuasaan sejak 2014.

Peran Penting Presiden Afghanistan Selanjutnya

Siapapun yang terpilih menjadi Presiden nantinya akan memimpin negara yang telah hancur akibat perang selama empat dekade. Perang terus membunuh ribuan orang setiap tahun, menarik pasukan dari seluruh dunia.

Sebanyak 14.000 tentara AS, dan ribuan lainnya berasal dari negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Italia, berada di Afghanistan untuk menjalankan misi NATO dalam hal melatih, memberi nasihat, dan membantu pasukan keamanan negara.

Taliban saat ini menolak untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah Afghanistan, dan mengatakan aktivitas itu tidak sah. Terlebih lagi, kelompok militan mengatakan hanya akan memulai negoisasi jika telah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Jadi, siapapun yang duduk di kursi kepala pemerintahan Afghanistan mungkin bukan menjadi perhatian utama AS, melainkan menjadi penting bagi orang-orang yang terjebak dalam baku tembak antara tentara, Taliban, dan pemberontak lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian BBC, ditemukan rata-rata 74 korban di antaranya pria, wanita, dan anak-anak tewas dalam konflik setiap hari selama bulan Agustus di seluruh Afghanistan. Seperlima dari mereka yang tewas merupakan warga sipil.

Menurut PBB, lebih banyak warga sipil yang terbunuh oleh tentara Afghanistan dan AS daripada oleh pemberontak. Perdamaian dan kemampuan presiden baru nantinya untuk melakukan negoisasi dan mencapai kesepakatan adalah harapan bagi banyak warga negara itu.

Sistem Pemilihan Presiden dan Antusias Rakyat Afghanistan

Pemilihan Presiden Afghanistan dipilih melalui sistem pemilihan langsung dua putaran. Putaran kedua akan digelar jika tidak ada kandidat yang menerima lebih dari 50% suara.

Hasilnya akan jatuh tempo tiga minggu kemudian. Jika perlu, babak kedua akan dilangsungkan pada bulan November.

Hampir 5.000 TPS akan dibuka hari ini untuk mereka yang memberikan suara hak pilihnya.

Sebuah sistem pemungutan suara biometrik, menggunakan sidik jari, akan digunakan di seluruh negeri guna menghindari penipuan ketika seseorang menggunakan hak pilihnya.

Para pejabat pemilihan mengatakan baru setengah dari kotak suara yang sampai di TPS, sisanya akan sampai tujuan Sabtu pagi ini.

Antusiasme warga Afghanistan terhadap pilpres sangat kecil dan tidak berharap banyak bahwa segalanya akan jauh lebih baik saat ini.

Pasalnya, lima tahun lalu, pemilihan presiden tercoreng dengan kabar adanya kecurangan dan penipuan dalam pemilihan saat itu. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapai hasil, dengan kesepakatan dua pesaing utama dinegoisasikan oleh AS berakhir dengan National unity Goverment atau Pemerintahan Persatuan Nasional, pemerintahan koalisi besar yang terdiri dari seluruh partai (partai besar) dalam legislatur, yang biasanya dibentuk pada masa perang atau masa darurat nasional lainnya.

Dari populasi sekitar 37 juta orang, kurang dari 10 juta terdaftar untuk memilih, dan bahkan diprediksi lebih sedikit lagi yang akan menggunakan suara mereka. Pendapat Transparent Election Foundation of Afghanistan menemukan lebih dari setengah responden tidak berencana untuk memilih.

Hal ini sebagian karena ancaman dari Taliban yang mengancam akan menyerang tempat pemungutan suara dan telah menargetkan demonstrasi pemilihan umum.

Ada juga sebagian dari Afghanistan yang berada di bawah kendali Taliban, dimana pemerintah Kabul memiliki sedikit kekuasaan sehingga pemilihan tidak mungkin dilakukan.

Dua kandidat ini merupakan dua orang yang telah bertarung sebelumnya tahun 2014 dan keduanya dituduh melakukan korupsi selama menjabat.

Reporter: Tanti YulianingsihSumber: liputan6.comReporter Magang: Ellen Riveren

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Intip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik
Intip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik

“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujar Panglima TNI

Baca Selengkapnya
FOTO: Amankan Pemilu 2024, Panglima TNI Kerahkan 446.129 Prajurit untuk Jaga Seluruh Wilayah RI
FOTO: Amankan Pemilu 2024, Panglima TNI Kerahkan 446.129 Prajurit untuk Jaga Seluruh Wilayah RI

Sebanyak 446.219 prajurit TNI dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi Pemilu 2024 di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga asal Takalar Ini Pimpin 400.000 Lebih Pasukan Amankan Pemilu 2024
Jenderal Bintang Tiga asal Takalar Ini Pimpin 400.000 Lebih Pasukan Amankan Pemilu 2024

Sementara untuk puncak pengamanannya akan dilakukan saat pelaksanaan di TPS.

Baca Selengkapnya
TKN Minta Relawan Kawal TPS Sampai Selesai, Pastikan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
TKN Minta Relawan Kawal TPS Sampai Selesai, Pastikan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Pihaknya telah menkonsolidasikan kekuatan untuk memilih Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya
1,6 Juta Saksi Disebar untuk Kawal Suara Ganjar-Mahfud dan Partai Pendukung di Hari Pencoblosan
1,6 Juta Saksi Disebar untuk Kawal Suara Ganjar-Mahfud dan Partai Pendukung di Hari Pencoblosan

Sebanyak 1,6 juta lebih saksi akan mengawal suara Ganjar-Mahfud dan partai pendukung pada hari pencoblosan Pemilu 2024, 14 Februari nanti.

Baca Selengkapnya
Ribuan TPS Garut di Bawah Bayang-Bayang Ancaman Bencana
Ribuan TPS Garut di Bawah Bayang-Bayang Ancaman Bencana

Untuk ancaman bencana longsor, disebutnya mengancam 22 kecamatan.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ribuan Linmas Disiagakan untuk Amankan Pemilu 2024 di Aceh
FOTO: Ribuan Linmas Disiagakan untuk Amankan Pemilu 2024 di Aceh

Selain TNI dan Polri, pengamanan selama pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang turut melibatkan ribuan anggota Linmas.

Baca Selengkapnya
Membedah Personel Gabungan Amankan TPS di Pilkada Inhil
Membedah Personel Gabungan Amankan TPS di Pilkada Inhil

Sebanyak 3.987 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan tempat pemungutan suara di Pilkada Kabupaten Indragiri Hilir.

Baca Selengkapnya
Begini Strategi Polisi Amankan Masa Kampanye
Begini Strategi Polisi Amankan Masa Kampanye

Menurut Bagja, masa kampanye adalah ajang bagi para peserta Pemilu untuk meyakinkan masyarakat dengan program yang dimiliki.

Baca Selengkapnya
Pastikan Logistik Pemilu 2024 Aman, Polres Kampar Jaga Tiga Tempat Penting
Pastikan Logistik Pemilu 2024 Aman, Polres Kampar Jaga Tiga Tempat Penting

Personel Kepolisian ditempatkan di sejumlah lokasi untuk menjaga logistik Pemilu.

Baca Selengkapnya
Ganjar-Mahfud Siapkan 1,6 Juta Saksi Jelang Pencoblosan untuk Cegah Kecurangan Pemilu
Ganjar-Mahfud Siapkan 1,6 Juta Saksi Jelang Pencoblosan untuk Cegah Kecurangan Pemilu

Tim hukum TPN Ganjar-Mahfud terus bergerak menyikapi terhadap berbagai bentuk intimidasi yang terjadi.

Baca Selengkapnya