Deretan serangan teror yang bikin geger Eropa
Merdeka.com - Keterlibatan negara-negara Eropa dalam peperangan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membuat mereka menjadi sasaran teror. Beberapa di antaranya bahkan menjadi korban dalam aksi brutal, hingga menewaskan banyak orang tidak berdosa.
Inggris menjadi korban terbaru dalam sebuah aksi teror yang dilakukan seorang pria diduga simpatisan ISIS. Seorang pria menyerang Gedung Parlemen Inggris, atau dikenal House of Commons dengan membawa sebilah pisau.
Upayanya untuk menerobos masuk Gedung Parlemen berakhir dengan kematiannya. Dia ditembak mati oleh polisi yang sedang mengawal Menteri Pertahanan Inggris. Meski begitu, lelaki ini sempat menusuk seorang petugas hingga tewas.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Siapa yang paling terdampak oleh serangan ini? Pengguna yang paling terdampak oleh serangan ini terutama berasal dari Brasil, Spanyol, Italia, dan Rusia.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang paling banyak menjadi korban dari kejahatan perang? Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
Sebelum tiba di Gedung Parlemen, pelaku ini sempat menyerang sejumlah pejalan kaki dengan kendaraannya, yang membuat tiga nyawa melayang sia-sia. Aksi kebut-kebutannya berakhir setelah mobilnya menabrak pagar.
Sehari berselang, polisi mencokok delapan orang diduga terkait langsung dengan aksi teror tersebut. Meski begitu, petugas tetap meyakini serangan itu dilakukan seorang diri.
Perdana Menteri Theresa May langsung mengungkap identitas pelaku teror. Lelaki ini diketahui warga Inggris, namun sempat ditangkap polisi atas aktivitas ektremis yang dilakukannya. Gara-gara itu dia juga diawasi ketat dinas intelijen, MI5.
Selain di Inggris, beberapa kota besar di Eropa lainnya sempat mendapat serangan teror. Berikut di antaranya:
Serangan teror di Paris
Serangan ini berlangsung pada 13 November 2015 lalu. Sebuah serangan teror terkoordinasi menyerbu sejumlah titik keramaian di ibu kota Prancis tersebut, termasuk Stade de France yang saat itu tengah menggelar pertandingan internasional.Penyerbuan dimulai dengan aksi bom bunuh diri di luar Stade de France, hingga terdengar tiga kali ledakan. Kemudian berlanjut dengan penembakkan massal di kafe dan restoran, bahkan menyandera sejumlah orang yang sedang menyaksikan konser rock di Bataclan theatre.130 Nyawa melayang sia-sia, termasuk 89 orang merupakan para penonton di teater Bataclan, serta membuat 368 mengalami luka-luka. Seluruh pelaku penyerangan tewas, baik yang ditembak mati oleh aparat hingga memilih meledakkan diri.Sejak itu, pemerintah Prancis menyatakan negara dalam keadaan darurat, yang kedua kali sejak peristiwa penembakan di kantor Charlie Hebdo. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, sembari menyebutnya sebagai pembalasan atas serangan udara yang dilakukan Prancis di Suriah dan Irak. Pengakuan itu juga diamini Presiden Francois Hollande, yang menyebut serangan direncanakan di Suriah dan dijalankan oleh sel teroris di Belgia.Hal itu dibuktikan dengan banyaknya para pelaku teror merupakan warga negara Prancis dan Belgia, dua di antaranya berasal dari Irak. Mereka diduga pernah bertempur di Suriah, dan beberapa masuk ke Eropa dengan berpura-pura menjadi imigran maupun pengungsi.Polisi juga bergerak cepat, mereka segera menangkapi sejumlah orang yang diduga terkait dengan peristiwa penyerangan itu, termasuk menutup laman-laman pendukung ISIS. Upaya pencarian terkait Abdelhamid Abaaoud, yang akhirnya terbunuh dalam pengepungan polisi di Saint-Denis, bersama dua orang rekannya.
Ledakan bom di Brussel
22 Maret 2016 pagi, tiga ledakan bom bunuh diri mengejutkan para calon penumpang pesawat yang sedang menantikan penerbangan di Bandara Brussel. Alhasil, orang-orang yang selamat dari ledakan berlarian, tidak sedikit yang berusaha menyelamatkan para korban.Tak hanya di bandara, ledakan juga terjadi di stasiun Maalbeek di pusat kota Brussel. Rangkaian kejadian itu menyebabkan 32 orang tewas bersama-sama dengan tiga pelakunya, dan lebih dari 300 lainnya luka-luka.Setelah ledakan, polisi langsung melakukan penelusuran. Hasilnya ditemukan bom lain di dalam bandara. Sama seperti serangan di Paris, ISIS lagi-lagi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.Dari hasil penyelidikan, para pelaku diketahui merupakan sel teroris yang terlibat dalam serangan Paris pada 2015. Kejadian ini diduga berlangsung akibat rangkaian pengepungan polisi atas kelompok teror tersebut.Peristiwa ini dianggap sebagai aksi teroris paling mematikan dalam sejarah Belgia. Atas alasan itu, pemerintah menetapkan tiga hari berduka nasional.
Serangan truk di Nice
Sebuah truk seberat 19 ton tiba-tiba menabraki kerumunan massa yang sedang memperingati Bastille Day di Nice, Prancis. Kejadian ini berlangsung pada 14 Juli 2016, di mana sejumlah orang dari seluruh dunia berkumpul di dekat pantai.Peristiwa ini menyebabkan 86 orang tewas, baik yang terlindas maupun terserempet oleh kendaraan berat tersebut. Sedangkan 434 lainnya mengalami luka-luka.Pelaku diketahui bernama Mohamed Lahouaiej-Bouhlel, warga Prancis keturunan Tunisia. Pergerakan kendaraan baru berakhir setelah polisi menembakkan sejumlah peluru ke arah kemudi.Lagi-lagi ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan menyebut Lahouaiej-Bouhlel menjawab panggilan untuk menghadapi negara koalisi yang menyerang pertahanan mereka di Suriah dan Irak.Beberapa pekan setelah kejadian, polisi baru mengetahui bahwa Lahouaiej-Bouhlel telah merencanakan serangan itu selama berbulan-bulan. Dia juga mendapatkan bantuan dari beberapa temannya.Tepat pada 1 Agustus, enam tersangka dibekuk dan dijerat dengan pidana terorisme, tiga di antaranya juga dikenakan delik pembunuhan untuk mendukung terorisme.Jelang akhir tahun, tepatnya 16 Desember, tiga orang lainnya kembali ditangkap. Mereka diduga terlibat dalam penyelundupan senjata.
Â
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Markas Mossad ini berada di Erbil, wilayah semi otonomi Kurdish.
Baca SelengkapnyaIriana menyerukan agar serangan ke Palestina segera diakhiri.
Baca SelengkapnyaSebulan yang lalu di Dusseldorf, sebuah serangan yang direncanakan kelompok teroris telah terjadi di kota-kota Jerman selama Kejuaraan Sepak Bola Eropa.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tersangka dalam penggerebekan di sebuah asrama untuk para pencari suaka.
Baca SelengkapnyaPasukan zionis Israel terus melancarkan pengeboman di wilayah Gaza Selatan.
Baca SelengkapnyaBanyak anak-anak dan pengungsi menjadi korban. Mereka dibakar hidup-hidup dalam serangan biadab yang dilancarkan Israel.
Baca SelengkapnyaSerangan terjadi hanya tiga bulan setelah kelompok ISIS membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser Moskow.
Baca SelengkapnyaPenembakan massal yang terjadi di gedung konser Moskow ini diklaim dilakukan oleh militan ISIS.
Baca SelengkapnyaRusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaKedua tersangka dilaporkan telah berhasil diamankan aparat. Mereka diduga terafiliasi dengan ISIS.
Baca SelengkapnyaBabak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia
Baca SelengkapnyaSerangan membabi buta Israel masih berlanjut sampai saat ini.
Baca Selengkapnya