Fakta Gurun Sahara yang Panas, Ternyata Pernah Menjadi Lautan!
Bagaimana Sahara bisa berubah dari padang rumput atau sabana menjadi gurun?

Ketika memikirkan tentang gurun, Gurun Sahara adalah salah satu yang langsung terlintas di pikiran. Begitu terkenalnya Gurun Sahara dengan segala misteri yang akan dibahas pada artikel berikut.

Fakta Gurun Sahara yang Panas, Ternyata Pernah Menjadi Lautan!
Gurun Sahara adalah salah satu dari gurun panas dan terluas kedua di Bumi yang terletak di 10 negara di benua Afrika.
Luas Gurun Sahara mencapai lebih dari 3.600.000 mil persegi.

Namun, sedikit yang menyadari bahwa di masa lampau, Sahara bukanlah gurun pasir, melainkan dulu merupakan lautan yang luas.
Penjelasan tentang dahulu Gurun Sahara adalah lautan akan dijelaskan pada artikel berikut yang dikutip dari A-Z Animals pada Rabu (13/03).

Apakah Sahara Dulunya adalah Lautan?
Dari segi teknis, Sahara bukanlah sebagian dari samudra. Namun, wilayah itu dapat dianggap sebagai laut.

Para ahli memperkirakan bahwa kedalaman laut tersebut mencapai 164 kaki. Wilayah ini juga meliputi sekitar 1.158 mil dari padang pasir saat ini.
Laut yang dulu menutupi Sahara dikenal sebagai Laut Trans-Sahara.
Laut ini telah ada sejak 50 hingga 100 juta tahun yang lalu saat permukaan air laut masih tinggi.
Bagian gurun yang tersisa, terutama di sekitar Mali, memiliki kemiripan dengan padang rumput, terutama sabana.
Meskipun bukanlah oasis tropis, daerah gurun ini memiliki akses air yang lebih melimpah dibandingkan dengan kondisi saat ini di sana.

Mengapa Sekarang Sahara Sangat Kering?
Bagaimana Sahara bisa berubah dari padang rumput atau sabana menjadi gurun?
Meskipun terdengar tidak lazim, peristiwa ini merupakan siklus yang biasa terjadi.
Setiap 20.000 tahun sekali, Sahara mengalami perubahan dari gurun menjadi sabana yang dipenuhi rumput.
Fenomena ini terjadi secara alami akibat perubahan orientasi bumi selama mengorbit matahari.
Namun, mengapa perubahan tersebut terjadi dengan begitu tiba-tiba?
Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini.
Ilmuwan mengetahui bahwa antara 4.500 hingga 8.000 tahun yang lalu, Sahara mengalami transformasi yang cepat dari daerah yang subur dan berair menjadi padang pasir yang kering dan panas.
Dapat disimpulkan bahwa manusia dan hewan ternak yang mereka berpengaruh secara signifikan.
Data dari lapisan sedimen dan serbuk sari menunjukkan bahwa setiap kali manusia membawa ternaknya merumput di daerah Sahara, terjadi perubahan pada tanah.
Meskipun perubahan dari lahan yang semula berumput lembap menjadi padang gurun terjadi dengan cepat, peristiwa tersebut masih termasuk dalam rentang yang alami.
Semakin bertambahnya jumlah debu yang terkumpul, semakin dipercepat pula prosesnya hingga akhirnya segalanya berubah dengan cepat.

Bagaimana Para Ilmuwan Bisa Tahu?
Salah satu alasan utama para ahli mengetahui bahwa Sahara dahulu terendam air adalah adanya bukti fosil.

Sebagai contoh, dalam sebuah ekspedisi ke Sahara ditemukan sisa-sisa fosil dari beberapa ikan lele dan ular laut terbesar yang pernah diketahui ada.
Temuan ini menimbulkan hipotesis bahwa Sahara telah mengalami perubahan geografis yang mengubahnya menjadi lautan, yang kemudian memungkinkan perkembangan spesies raksasa.Tak hanya ikan lele dan ular laut, kehidupan lain yang tercatat ditemukan di daerah tersebut meliputi buaya moncong panjang, bakau, dan bahkan beberapa mamalia.