FOTO: Kisah Bocah Jenius yang Dijuluki 'Newton dari Gaza', Ciptakan Sumber Listrik untuk Tenda Pengungsian
Sumber energi listrik berhasil diciptakan bocah 15 tahun ini dengan memanfaatkan baling-baling kipas angin yang diambil dari pasar barang bekas.
Sumber energi listrik berhasil diciptakan bocah 15 tahun ini dengan memanfaatkan baling-baling kipas angin yang diambil dari pasar barang bekas.
FOTO: Kisah Bocah Jenius yang Dijuluki 'Newton dari Gaza', Ciptakan Sumber Listrik untuk Tenda Pengungsian
Seorang bocah laki-laki bernama Hussam Al-Attar dijuluki sebagai 'Newton dari Gaza'. Julukan tersebut disematkan sebagai pengakuan atas kejeniusannya menciptakan sumber energi listrik untuk menerangi tenda pengungsiannya di Rafah, Jalur Gaza, Palestina. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sumber energi listrik berhasil diciptakan Al-Attar dengan memanfaatkan baling-baling kipas angin yang diambil dari pasar barang bekas. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
“Mereka mulai memanggil saya Newton-nya Gaza karena kemiripan antara saya dan Newton,” kata Al-Attar, yang terlihat dan terdengar muda pada usia 15 tahun, sebagaimana dilansir Reuters. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
"Newton sedang duduk di bawah pohon apel ketika sebuah apel jatuh di kepalanya dan dia menemukan gravitasi. Dan kita di sini hidup dalam kegelapan dan tragedi, dan roket-roket berjatuhan ke arah kita, oleh karena itu saya berpikir untuk menciptakan cahaya, dan melakukannya," kata Al-Attar. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sebagai informasi, ilmuwan Inggris Isaac Newton, yang membuat kemajuan besar dalam bidang fisika, matematika, dan astronomi pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, menonjol dalam imajinasi populer karena kisah apel. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sementara, dua kipas yang dipasang Al-Attar di atap tenda pengungsiannya difungsikan sebagai turbin angin kecil untuk mengisi baterai. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Dia kemudian menyambungkan kipas angin ke kabel yang melintasi rumah, dan menggunakan sakelar, bola lampu, dan sepotong kayu lapis tipis yang direntangkan ke dalam tenda untuk menciptakan sistem pencahayaan khusus untuk keluarganya. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Dia mengatakan dua percobaan pertamanya gagal dan butuh beberapa saat baginya untuk mengembangkan sistem hingga dia berhasil pada percobaan ketiga. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
“Saya sangat senang bisa melakukan ini, karena saya meringankan penderitaan keluarga saya, ibu saya, ayah saya yang sakit, dan anak-anak adik laki-laki saya yang masih kecil, dan semua orang di sini yang menderita karena kondisi yang kami jalani selama ini. perang," tuturnya dikutip Reuters. Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa