Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan Tersembunyi di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Saat ini ilmuwan belum mampu mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di lubang tersebut? Namun, ilmuwan dan ahli geologi berhasil menemukan beberapa penemuan menarik lainnya, seperti bagian dalam kerak bumi yang dipenuhi air, dan fosil plankton mikroskopis yang ditemukan enam kilometer di bawah permukaan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di laut dalam? Tepat setelah pukul 10.00 pagi waktu setempat pada 6 Januari 2023, di Lautan Selatan sekitar 1.100 kilometer di selatan Argentina, kamera bawah air Matthew Mulrennan menangkap penampakan yang tidak biasa. Di sana, 176 meter di bawah kapalnya, seekor cumi-cumi tunggal bergerak menembus air yang sangat dingin. Dengan tentakel merah terang yang terentang, tubuh tembus pandang, dan cahaya bioluminesen biru yang samar, cumi-cumi sepanjang 12 sentimeter ini berpotensi menjadi cumi-cumi pertama yang pernah terekam di lingkungan alaminya.
-
Siapa yang menemukan terowongan? Arkeolog di Prancis menemukan terowongan tersembunyi di dalam sebuah rumah kosong berusia 800 tahun. Terowongan ini ditemukan saat para arkeolog melakukan penggalian di situs arkeologi seluas 65.532 meter persegi.
-
Siapa yang menemukan gua tersebut? Para arkeolog dari Institut Arkeologi Islandia baru-baru ini menemukan struktur yang saling terhubung, yang tidak hanya jauh lebih besar dari perkiraan awal, tetapi juga jauh lebih tua, selama penggalian di gua buatan manusia era Viking di dekat Oddi, Islandia selatan.
-
Dimana terowongan ditemukan? Arkeolog di Prancis menemukan terowongan tersembunyi di dalam sebuah rumah kosong berusia 800 tahun. Terowongan ini ditemukan saat para arkeolog melakukan penggalian di situs arkeologi seluas 65.532 meter persegi.
Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan Tersembunyi di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
Saat ini, para ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko, yang menurut pengukuran baru mungkin terhubung ke labirin gua dan terowongan bawah laut.
Taam Ja' Blue Hole (TJBH) di Meksiko adalah lubang bawah air terdalam di dunia.
Pengukuran baru menunjukkan Taam Ja' Blue Hole (TJBH) yang terletak di Teluk Chetumal, lepas pantai tenggara Semenanjung Yucatan itu terbentang setidaknya 420 meter di bawah permukaan laut, lebih dalam 146 meter dari yang didokumentasikan para ilmuwan saat pertama kali menemukan lubang biru itu pada 2021.
Lubang itu juga diketahui lebih dalam 119 m (390 kaki) dari pemegang rekor sebelumnya—Lubang Biru Sansha Yongle (sedalam 301 m), juga dikenal sebagai Lubang Naga, di Laut China Selatan.
“Pada 6 Desember 2023, dilakukan ekspedisi penyelaman untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan yang ada di TJBH,” tulis peneliti dalam jurnal Frontiers in Marine Science, seperti dilansir Live Science.
Selama ekspedisi, para peneliti melakukan pengukuran dengan alat pengukur suhu dan kedalaman yang membaca dan mengirimkan sifat-sifat air ke permukaan secara real time melalui kabel.
Data tersebut mengungkapkan Taam Ja' Blue Hole adalah "lubang biru terdalam di dunia, yang bahkan ilmuwan belum mampu mencapai dasarnya," tulis para peneliti.
Peneliti juga menyoroti berbagai lapisan air di dalam lubang biru, termasuk lapisan di bawah 400 m yang kondisi suhu dan salinitasnya mirip dengan laut karibia dan laguna terumbu pantai di dekatnya.
Hal ini menunjukkan TJBH mungkin terhubung ke laut melalui jaringan terowongan dan gua yang tersembunyi, menurut penelitian itu.
Lubang biru adalah gua vertikal berisi air, atau lubang runtuhan, ditemukan di daerah pesisir yang batuan dasarnya terbuat dari bahan yang mudah larut, seperti batu kapur, marmer, atau gipsum.
Mereka terbentuk ketika air di permukaan meresap melalui batuan, melarutkan mineral dan memperlebar retakan, yang pada akhirnya menyebabkan batuan tersebut runtuh.
Contoh terkenalnya adalah Dean's Blue Hole di Bahama, Dahab Blue Hole di Mesir, dan Great Blue Hole di Belize.
Pengukuran awal TJBH dilakukan dengan menggunakan echo sounder—instrumen yang mengirimkan gelombang suara ke dasar air dan mengukur kecepatan datangnya gelombang tersebut untuk menghitung jarak.
Namun, terdapat keterbatasan dalam teknik echo sounding di lubang biru karena fluktuasi kepadatan air dan bentuk setiap lubang yang tidak dapat diprediksi, dan mungkin tidak vertikal sempurna.
“Konfirmasi kedalaman maksimum tidak dapat dilakukan karena keterbatasan instrumen selama ekspedisi ilmiah pada tahun 2021,” tulis para peneliti.
Instrumen CTD yang digunakan untuk penelitian baru-baru ini juga tidak menemukan dasar lubang biru, karena hanya dapat beroperasi hingga kedalaman 500 m.
Ilmuwan menurunkan alat pengukur hingga kedalaman tersebut, namun kabel yang terpasang mungkin hanyut oleh arus bawah air atau menabrak sesuatu yang menghentikan perangkat tersebut untuk bergerak di kedalaman 420 m.
Pada penelitian selanjutnya, ilmuwan berencana membongkar kedalaman maksimum TJBH dan kemungkinan pembentukan bagian dari sistem gua dan terowongan bawah air yang rumit dan berpotensi saling berhubungan.