Inilah yang Terjadi Pada Tubuh Manusia Ketika Terjangkit Virus Corona
Merdeka.com - China mengungkapkan kematian akibat virus corona baru melonjak melewati angka 1.000 pada Selasa, ketika Beijing meningkatkan upaya untuk merawat puluhan ribu orang yang terjangkit dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak dunia untuk "memerangi virus ini sebelum lepas kendali".
Sejak jenis virus baru terdeteksi pertama kali di kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019. Sampai saat ini virus corona telah menginfeksi lebih dari 43.000 orang dan menyebar ke lebih dari 20 negara.
Penyebaran cepat virus ini telah memicu ketakutan di seluruh dunia. Ketika peringatan menyebar, para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia meningkatkan upaya untuk memahami virus baru dan bagaimana virus ini mempengaruhi tubuh manusia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
Gejala Ringan
Virus corona baru atau 2019-nCov berasal dari keluarga virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia seperti flu biasa dan penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).
Menurut Dr Maria Van Kerkhove dari Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, virus ini menyerang saluran pernapasan, menyebabkan berbagai gejala.
"Anda merasakan gejala ringan, yang terlihat seperti flu biasa, yang memiliki beberapa gejala pernapasan, sakit tenggorokan, pilek, demam, sepenuhnya melalui pneumonia. Dan ada berbagai tingkat keparahan pneumonia mulai dari kegagalan multi-organ sampai kematian," katanya kepada wartawan di Jenewa pekan lalu, dikutip dari Aljazeera, Selasa (11/2).
Namun, dalam kebanyakan kasus, gejalanya tetap ringan.
"Kami telah melihat beberapa data tentang sekitar 17.000 kasus dan secara keseluruhan 82 persen di antaranya adalah ringan, 15 persen di antaranya parah dan 3 persen di antaranya tergolong kritis," kata Van Kerkhove.
Apa yang Terjadi Ketika Terjangkit?
Penelitian terhadap 138 pasien yang terinfeksi virus corona di Wuhan, yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) pada 7 Februari, menunjukkan gejala yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Sepertiga dari pasien juga melaporkan nyeri otot dan kesulitan bernafas, sementara sekitar 10 persen memiliki gejala atipikal, termasuk diare dan mual.Sementara sebagian besar kasus tampak ringan, semua pasien mengalami pneumonia.Sekitar sepertiga pasien mengalami kesulitan bernapas yang parah, membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif. Orang yang sakit kritis biasanya berusia lebih tua dan memiliki penyakit diabetes dan hipertensi."Usia rata-rata pasien adalah antara 49 dan 56 tahun," kata JAMA."Kasus pada anak-anak jarang terjadi."Sementara itu, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 24 Januari di The Lancet, sebuah jurnal medis menemukan apa yang disebutnya "badai sitokin" pada pasien yang terinfeksi yang sakit parah. Kondisi ini merupakan reaksi kekebalan yang parah di mana tubuh memproduksi sel-sel kekebalan dan protein yang dapat menghancurkan organ-organ lain.Beberapa ahli mengatakan ini bisa menjelaskan kematian pada pasien yang lebih muda yang telah meninggal karena virus. Statistik dari China menunjukkan beberapa orang berusia 30-an dan 50-an yang tidak diketahui memiliki masalah medis sebelumnya juga meninggal karena penyakit ini.
Laporan Dari Pasien
Menurut JAMA, rata-rata, orang menjadi sesak napas dalam waktu lima hari sejak timbulnya gejala. Gangguan pernafasan yang parah diamati dalam sekitar delapan hari.Studi JAMA tidak memberikan batas waktu kapan kematian terjadi.Namun, sebuah studi sebelumnya yang diterbitkan dalam Journal of Medical Virology pada 29 Januari mengatakan rata-rata, orang meninggal dalam waktu 14 hari sejak timbulnya penyakit.The New England Journal of Medicine, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 31 Januari, juga memaparkan bagaimana infeksi virus corona mempengaruhi tubuh dari waktu ke waktu.Studi ini memeriksa data medis seorang pria berusia 35 tahun, yang merupakan kasus infeksi pertama di Amerika Serikat. Gejala pertama adalah batuk kering, diikuti demam.Pada hari ketiga, ia melaporkan mengalami mual dan muntah diikuti diare dan ketidaknyamanan perut pada hari keenam. Pada hari kesembilan, dia menderita pneumonia dan melaporkan kesulitan bernafas.Pada hari kedua belas, kondisinya membaik dan demamnya mereda. Namun, hidungnya berair. Pada hari ke 14, ia tidak menunjukkan gejala kecuali batuk ringan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya