Kecam Serangan Isarel di RS Gaza, Massa Kepung Kedubes AS di Lebanon, Kibarkan Bendera Palestina
Ratusan demonstran mengepung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, Lebanon, sebagai bentuk dukungan mereka terhadap Palestina.
Israel menyerang rumah sakit di Gaza yang menampung para korban luka dan pengungsi yang kehilangan tempat tinggal dalam serangan Israel sebelumnya.
Kecam Serangan Israel di RS Gaza, Massa Kepung Kedubes AS di Lebanon, Kibarkan Bendera Palestina
Ratusan demonstran di Lebanon mengepung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut pada Selasa malam sebagai respons terhadap serangan bom Israel yang menargetkan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza.
Sumber: New York Post
Israel mengebom rumah sakit tersebut pada Selasa (17/10) malam, menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk anak-anak. Rumah sakit tersebut menjadi tempat perawatan para korban luka dari serangan Israel sebelumnya dan juga tempat mengungsi.
Massa yang mengepung Kedubes AS ini juga membawa dan mengibarkan bendera Palestina. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang berkumpul di luar gedung kedutaan. Demonstrasi ini terjadi beberapa jam sebelum kedatangan Presiden AS Joe Biden di Israel.
Sumber: New York Post
Seorang demonstran terlihat dalam video yang diunggah ke media sosial sedang memanjat pagar kawat berduri yang mengelilingi gedung kedutaan dan memasang bendera Palestina di tiang bendera kedutaan, sementara rekan-rekan demonstran lainnya memberikan semangat dari bawah.
Foto" Reuters
Di tempat lain di Beirut, demonstran juga menyerbu kedutaan Perancis.
Demo di beberapa tempat terjadi beberapa jam setelah kelompok Hizbullah berbasis di Lebanon menyerukan "hari kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Beirut menyusul serangan keji Israel di rumah sakit Gaza.
Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza menyampaikan, Israel bertanggung jawab atas ledakan di rumah sakit tersebut. Namun, Israel menyalahkan roket yang diluncurkan oleh Hamas sebagai pemicu dari tragedi ini.
Serangan ini merupakan insiden paling mematikan selama konflik antara Israel dan Hamas, yang terjadi setelah kelompok perlawanan Palestina tersebut menyerbu Israel pada 7 Oktober lalu.