Laut Makin Indah Tanpa Sampah, Arsitek Inggris Bangun Resor Mewah dari Sampah Plastik
Merdeka.com - Ada sebuah rencana cemerlang dari arsitek Inggris yang bakal membangun resor mewah dengan menggunakan bahan dari plastik sampah laut. Mengusung tujuan laut makin indah tanpa sampah, seorang arsitek asal Inggris berencana untuk membangun resor terapung yang mewah dari bahan sampah plastik di laut yang dipulihkan di lokasi terpencil, tepatnya di Samudra Hindia.
Dilansir dari laman CNN, Minggu (6/6/2021), Margot Krasojević pendiri dari Margot Krasojević Architecture mengatakan terdapat konsep resor 75 kamar yang siap dibangun. Ia mengaku dana yang diperlukan sudah tersedia tapi menolak memberitahu sumber pendukung keuangannya.
Resor tersebut nantinya akan dibangun di atas “Pulau Terapung” yang berlokasi di Kepulauan Cocos, Australia dan terletak sejauh 2.750 kilometer barat laut Perth, Australia Barat.
-
Apa dampak sampah plastik bagi kehidupan laut? Kehidupan di dalam laut pun juga terancam. Sampah plastik yang terbuang ke laut dapat menyebabkan kematian hewan laut karena banyak hal, misalnya terjerat atau menelan plastik. Selain itu, mikroplastik yang terbentuk dari sampah plastik dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia.
-
Apa yang dibangun di Bantul dengan sampah plastik? Di Bantul, tepatnya tak jauh dari TPST Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah bangunan yang cukup unik bernama Monumen Antroposen.
-
Bagaimana sampah plastik bisa sampai ke lautan? Limbah plastik ini meliputi kantong plastik, botol, sedotan, dan kemasan makanan yang mengalir dari sungai, pantai, serta aktivitas industri dan perikanan.
-
Di mana sampah plastik mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Bagaimana cara menjaga laut agar tetap bersih? Cara menyelamatkan biota laut adalah dengan tidak membuang sampah sembarang di laut.
-
Dimana tempat membuang sampah idealnya? Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan.
Pada bagian bawah resor yang terinspirasi dari Great Pacific Garbage Patch atau Pulau Sampah Pasifik Besar di Samudra Hindia tersebut, akan terdiri dari kantong plastik yang dianyam bersama dan kemudian ditaruh ke dasar laut.
"Kantong-kantong tersebut nantinya dibebani dengan lumpur dan pasir untuk memastikan agar strukturnya stabil," kata Krasojević dalam siaran persnya.
Krasojević menjelaskan bahwa rencananya masih dalam tahap awal dan bisa memakan waktu beberapa tahun untuk dibangun. Tetapi, ia berharap resor itu akan dibuka untuk umum pada 2025.
Menghindari Dampak Lingkungan
Ia juga mengungkapkan bahwa ini sebuah alternatif untuk lebih sadar lingkungan karena para wisatawan bisa berdekatan dengan lingkungan mereka. Resor mewah ini juga akan mewujudkan lingkungan ideal yaitu laut makin indah tanpa sampah.
"Plastik itu mudah dibentuk dan fleksibel sehingga bisa dicetak ulang, direformasi atau dipecah dan dibangun kembali. Saya pribadi menganggapnya sebagai alternatif yang lebih baik daripada membuangnya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," terangnya.
Sementara itu, Claire Barlow, dosen senior di bidang Teknik dari Universitas Cambridge Inggris dan ahli di bidang manufaktur berkelanjutan, menyambut baik semua upaya untuk menghilangkan plastik dari laut. Namun, ia mengingatkan bahwa semua jenis konstruksi harus dilakukan dengan cara yang seimbang untuk menghindari dampak lingkungan yang tidak diinginkan sehingga pembangunan resor ini tidak melenceng dari konsep laut makin indah tanpa sampah.
Persoalan Baru
"Dalam sebagian kecil dari teka-teki besar berurusan dengan sampah laut, saya pikir itu ide yang bagus. Itu di bagian dunia yang sensitif dirusak oleh plastik, jadi apa pun yang dapat dilakukan untuk menguranginya adalah baik," ucapnya.
Tetapi, ada masalah jika di lingkungan tersebut membangun hotel atau resor, karena akan ada bahan bangunan dan lalu lintas tambahan di daerah itu. Kemudian, begitu resor ada di sana, akan ada banyak orang datang dan bisa saja membuat persoalan baru.
"Hotel perlu hati-hati mengelola hal-hal seperti limbah yang dihasilkan di pulau itu. Ini memang agak berisiko terhadap lingkungan, tapi setidaknya masih membantu meningkatkan kesadaran akan limbah laut," tutur Barlow.
Sumber: Liputan6Reporter: Muhammad Thoifur (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat berupa excavator dikerahkan untuk membersihkan sampah. Tetapi, yang menjadi pertimbangan adalah medan yang sulit menuju lokasi.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaUsul ini mencuat guna menyiasati keterbatasan lahan milik untuk pembuangan dan pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaMeski terbuat dari sampah, Pulau Semakau tak terlihat kumuh. Sebaliknya, pulau yang berada di dekat Indonesia ini justru terlihat indah. Berikut potretnya!
Baca SelengkapnyaHari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 juga menjadi momentum pembangunan sanctuary yang terletak di area perusahaan.
Baca SelengkapnyaThe Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDulunya, kawasan bantaran sungai itu terkenal karena kondisinya yang kumuh akibat tumpukan sampah dan kotoran lainnya.
Baca SelengkapnyaDi dalam negeri sendiri proyek reklamasi cukup banyak seperti di Surabaya, Jakarta, Batam, hingga Kalimantan.
Baca SelengkapnyaSalah satu tempat wisata di Batam Kepulauan Riau ini menjadi prototipe dari pengembangan destinasi hijau dan menerapkan ekosistem yang baik bagi alam sekitar.
Baca SelengkapnyaFasilitas bermain anak tersebut terbuat dari bahan daur ulang.
Baca SelengkapnyaTernyata begini cara membuang sisa sampah yang berada di kapal. Harus bayar jutaan rupiah dan tidak sembarangan.
Baca SelengkapnyaSingapura dinobatkan sebagai salah satu negara terbersih di dunia. Ternyata, Singapura memiliki sederet sistem yang mengatur soal pembuangan limbah.
Baca Selengkapnya