Lembaga HAM dan Yahudi kecam museum Yogyakarta pajang patung Hitler
Merdeka.com - Keberadaan patung lilin pemimpin Nazi, Adolf Hitler, berada di Museum De Arca, Yogyakarta, dikecam. Sejumlah lembaga pegiat hak asasi kemanusiaan dan organisasi Yahudi menyatakan kecewa arca itu masih dipajang meski cuma buat tujuan hiburan, karena dianggap tidak berempati atas korban-korban kekejaman Hitler.
Dilansir dari laman Associated Press, Jumat (10/11), kritik datang dari lembaga pelopor anti Holocaust dan menentang antisemit, Simon Wiesenthal Center, bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat. Mereka menyatakan muak melihat patung Hitler dipajang di depan latar berupa poster gerbang kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, Polandia. Pada masa Perang Dunia II, diyakini lebih dari satu juta orang Yahudi meregang nyawa karena disiksa di tempat itu oleh pasukan Nazi.
"Penggambaran itu menjijikkan dan seperti mencemooh orang Yahudi korban Holocaust yang dihabisi Nazi Jerman," demikian pernyataan disampaikan Simon Wiesenthal Center.
-
Di mana patung ditemukan? Tim arkeolog dari Universitas Batman melakukan penggalian di situs bersejarah Kelenderis, terletak di Aydıncık, Provinsi Mersin, Turki.
-
Dimana patung ditemukan? Patung kepala marmer itu ditemukan saat proyek pengerjaan Mauseloum Augustus dan Piazza Augusto Imperatore di kota Roma, di mana sisi timur area ini sedang dalam pengerjaan.
-
Dimana patung itu ditemukan? Menurut keterangan Kementerian Kebudayaan Yunani, arkeolog menemukan patung ini di dekat sebuah kuil.
-
Dimana patung ini ditemukan? Patung ini bagian dari koleksi yang dibawa ke Kanada oleh seorang imigran Yunani dari Prancis, Vincent Diniacopoulos. Istrinya, Olga, menyumbangkan koleksi dan arsip artefak ini ke Universitas Concordia Montreal pada 1999 silam.
-
Dimana pameran visual diselenggarakan? Tujuh belas karya visual hadir dalam sebuah presentasi kolektif pada 15-17 November 2023 di Café Sirkel de Koffie Yogyakarta.
-
Dimana penemuan patung dilakukan? Patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan di kota kuno Aizanoi, Turki barat, dalam penggalian terbaru para arkeolog.
Simon Wiesenthal Center mendesak pengelola museum supaya patung Hitler itu segera dipindahkan.
"Semua tentang Hitler itu pasti keliru. Hal itu lebih-lebih dari penghinaan. Latarnya sangat menjijikkan. Itu sama saja mencemooh orang-orang yang masuk ke sana dan tidak pernah kembali," kata perwakilan Simon Wiesenthal Center, Rabbi Abraham Cooper.
Lembaga pemantau kemanusiaan, Human Rights Watch, ikut mengecam pengelola museum. Mereka menyatakan sangat menyakitkan mengetahui masih ada yang mau memajang patung Hitler.
Pihak Museum De Arca terletak di XT Square, Umbulharjo, Yogyakarta, menepis tudingan itu. Mereka menyatakan patung Hitler itu cuma buat bersenang-senang dan obyek swafoto bagi remaja.
Menurut pegawai bagian pemasaran Museum De Arca, Warli, pengurus memahami sejarah kelam Hitler. Namun, dia mengatakan patung itu justru salah satu yang digemari pengunjung buat berswafoto.
"Enggak ada pengunjung yang protes. Mereka cuma mencari hiburan karena mereka paham museum ini cuma buat hiburan," kata Warli.
Warli mengaku belum menerima pernyataan atau permintaan apapun dari Simon Wiesenthal Center supaya segera memindahkan patung itu. Sebab, buat melakukan itu dia harus mendapat persetujuan dari manajemen dan pemilik museum, Peter Kusuma.
"Kami akan mengikuti saran terbaik dan kemauan masyarakat. Biarkan masyarakat menilai itu baik atau buruk," ujar Warli.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan informasi yang dihimpun, seminar tersebut akhirnya batal digelar.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.
Baca SelengkapnyaKarya seni mural tersebut dibuat oleh sejumlah seniman mural dan grafiti sebagai bentuk dukungan dan solidaritas untuk bangsa Palestina.
Baca SelengkapnyaIsi poster yang ditulis umat Yahudi di Yerusalem dan ditunjukkan untuk zionis Israel.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, mural ini juga menjadi wujud protes atas genosida Israel di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaNetanyahu berkunjung ke AS dan berpidato di hadapan Kongres, di tengah perang genosida Israel di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaMegawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa pro-Palestina memprotes kedatangan PM Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat untuk berpidato dalam Kongres AS.
Baca SelengkapnyaPameran yang berjudul "Patung dan Aktivisme" ini menceritakan sejarah kelam bangsa yang terjadi di masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi.
Baca SelengkapnyaMenyusul gerakan mahasiswa di sejumlah kampus di Amerika Serikat, pengunjuk rasa di Jakarta turut memprotes genosida Israel di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaPihak berwenang beralasan film tersebut belum mendapat izin untuk diputar.
Baca Selengkapnya