Mantan PM Inggris Bocorkan Penyebab Sebenarnya Kematian Ratu Elizabeth II
Mantan PM Inggris Boris Johnson membocorkan penyebab kematian Ratu Elizabeth II di buku memoarnya yang akan terbit pekan depan.
Kematian Ratu Elizabeth II pada 8 September 2022 diumumkan dalam sertifikat kematiannya sebagai akibat dari usia lanjut. Namun, mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkapkan informasi mengenai penyebab kematian pemimpin monarki Inggris yang paling lama menjabat dalam memoirnya. Pengungkapan ini mengejutkan banyak pihak karena dianggap melanggar protokol kerajaan. Dalam buku yang dijadwalkan rilis pada 10 Oktober 2024, Johnson menyatakan bahwa Ratu Elizabeth II mengalami kanker tulang sebelum meninggal dunia. "Saya telah mengetahui selama lebih dari setahun bahwa dia menderita kanker tulang, dan para dokter khawatir bahwa kondisinya bisa menurun secara drastis kapan saja," tulisnya dalam buku itu, seperti yang dilaporkan oleh CNN pada Rabu (2/10/2024). Pernyataan Johnson merupakan indikasi pertama yang datang dari seorang mantan pejabat senior mengenai potensi penyebab kematian Ratu Elizabeth II. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri hanya dua hari sebelum Ratu meninggal di Balmoral, Skotlandia. Johnson bukanlah perdana menteri pertama yang menulis tentang kehidupannya, masa jabatannya, dan hubungan dengan mendiang Ratu dalam autobiografinya. Mantan PM Inggris lainnya seperti Tony Blair, Gordon Brown, dan David Cameron juga melakukan hal serupa, tetapi dengan informasi yang lebih umum dan tanpa detail sedalam yang disampaikan oleh Johnson. Lantas, bagaimana reaksi pihak istana? Istana Buckingham memiliki kebijakan untuk tidak memberikan komentar mengenai buku-buku yang diterbitkan tentang keluarga kerajaan. Oleh karena itu, mereka tidak mengonfirmasi maupun membantah pernyataan Johnson.
Momen Terakhir Boris Johnson Bersama Ratu Elizabeth II
Dalam buku tersebut, Johnson menceritakan pengalamannya saat mengunjungi kediaman Ratu di Balmoral. Pada waktu itu, Perdana Menteri Inggris yang menjabat antara 2019 hingga 2022 itu berencana untuk menghadiri audiensi dan mengumumkan pengunduran dirinya.
Sesampainya di lokasi, ia mengingat disambut oleh Edward Young, sekretaris pribadi Ratu, yang memberitahunya bahwa kondisi kesehatan Ratu telah memburuk secara signifikan selama musim panas. Ketika mengingat pertemuan terakhir mereka di ruang tamu Ratu, Johnson menyampaikan bahwa ia memahami peringatan yang disampaikan oleh Young.
"Dia terlihat lebih pucat dan bungkuk, serta terdapat memar gelap di tangan dan pergelangan tangannya, mungkin akibat infus atau suntikan," tulisnya. "Namun pikirannya -- seperti yang juga diungkapkan oleh Edward -- sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakitnya, dan sesekali dalam percakapan kami, dia masih mampu melontarkan senyuman lebar yang memancarkan kecantikannya dan mampu mengangkat suasana hati."
Johnson menggambarkan audiensi mingguan dengan raja sebagai 'sebuah kehormatan' dan 'penyegaran'. "Dia memancarkan etika pelayanan, kesabaran, dan kepemimpinan yang membuat Anda merasa, jika diperlukan, akan rela berkorban untuknya," tambahnya.
"Mungkin hal ini terdengar aneh bagi sebagian orang (dan sangat jelas bagi banyak orang lainnya), tetapi kesetiaan itu, meskipun tampak kuno, tetap menjadi inti dari sistem kami."
Raja Charles dan Kate Middleton Mengubah Tradisi yang Dijalankan oleh Ratu Elizabeth II
Boris Johnson terus memberikan pujian. "Diperlukan sosok yang baik hati, bijaksana, dan memiliki keunggulan dalam politik untuk mewakili nilai-nilai positif negara kita. Dia melaksanakan tugas itu dengan sangat baik."
Diketahui bahwa mendiang Ratu tidak pernah mengungkapkan rincian medis pribadinya kepada publik. Para staf di lingkungan kerajaan berpendapat bahwa anggota keluarga memiliki hak privasi medis yang setara dengan orang biasa. Raja Charles III dan Kate Middleton telah mengubah tradisi tersebut dengan lebih terbuka mengenai kondisi kesehatan mereka.
Keduanya telah membagikan informasi mengenai diagnosis dan proses pemulihan dari kanker yang mereka alami. Namun, dalam kedua kasus tersebut, mereka memilih untuk tidak mengungkapkan jenis kanker spesifik yang mereka hadapi.
Ketika ditanya, para stafnya menyatakan bahwa mereka ingin berbagi pengalaman untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit tersebut. Sebelumnya, Kate Middleton kembali tampil di depan umum setelah mengumumkan bahwa ia telah menyelesaikan kemoterapi untuk mengobati kankernya. Dalam foto yang beredar, Kate tampak duduk di samping Pangeran William yang sedang mengemudikan mobil pada akhir pekan lalu.
Kate Middleton Mengumumkan Bahwa Proses Pengobatan Kankernya Telah Usai
Pasangan dari Wales itu hadir bersama Raja Charles III dan Ratu Camilla dalam kebaktian mingguan di gereja Balmoral, Aberdeenshire. Menurut Hello Magazine pada hari Senin, 23 September 2024, Kate tampak mengenakan mantel kotak-kotak berwarna cokelat.
Ia memadukan penampilannya dengan topi bulu dari Hicks & Brown yang pernah dipakainya saat kebaktian pada Agustus 2024. Di sisi lain, Pangeran William tampil rapi dengan setelan jas dan dasi berwarna biru muda. Kehadiran Putri Wales di Gereja Crathie Kirk merupakan penampilan pertamanya di depan publik setelah merilis video mengenai pengobatan kemoterapi preventif yang dijalaninya.
Pada hari Senin, 9 September 2024, Kate mengungkapkan bahwa pengalaman menghadapi kanker sangat berat bagi keluarganya, memaksa mereka untuk mencari cara menavigasi situasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian.
Meskipun pengobatan telah selesai, Kate menyatakan bahwa proses penyembuhan dan pemulihannya masih panjang.
"Aku harus menjalani setiap hari satu per satu," ujarnya. "Namun, aku berharap bisa kembali bekerja dan berpartisipasi dalam beberapa kegiatan publik lagi dalam beberapa bulan ke depan jika memungkinkan."