13 September: Pengeboman Istana Buckingham 1940, Ketahui Latar Belakang dan Dampaknya
Istana Buckingham dibom oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Perang Dunia II adalah salah satu konflik dunia yang menyebabkan kehancuran besar. Perang ini ditandai dengan pertempuran masif yang melibatkan banyak negara di berbagai benua, dari Eropa, Afrika Utara, hingga Asia Pasifik.
Tak jarang, negara yang berkonflik saling memberikan serangan dalam strategi invasi yang direncanakan. Salah satunya seperti serangan bom yang dilancarkan Jerman ke Istana Buckingham, Inggris, pada 13 September 1940.
-
Kapan perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Apa yang terjadi pada 4 Juli 1946? Baru tanggal 4 Juli 1946, republik Filipina mencapai kemerdekaan penuh setelah mencapai kesepakatan dengan Amerika.
-
Dimana peristiwa bersejarah ini terjadi? Di Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.
-
Apa yang terjadi di Lemah Abang pada 19 Desember 1945? Dahulu Kecamatan Lemah Abang pernah dibom bardir oleh pasukan sekutu pada 19 Desember 1945.
-
Kapan peristiwa ini terjadi? Berdasarkan informasi dari warga sekitar, peristiwa itu terjadi Selasa (25/7) pagi.
-
Apa yang terjadi pada tanggal 24 April 1915? Pada malam tanggal 24–25 April 1915, dalam gelombang pertama, 235 hingga 270 pemimpin Armenia di Konstantinopel, pendeta, dokter, editor, jurnalis, pengacara, guru, politisi, dan lainnya ditangkap atas instruksi Kementerian Dalam Negeri.
Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas bagaimana kronologi terjadinya pengeboman Istana Buckinham yang dilakukan oleh Nazi Jerman.
Selain itu, apa latar belakang serta dampak yang ditimbulkan dari peristiwa pengeboman tersebut. Berikut, kami rangkum berbagai informasi tentang peristiwa 13 September pengeboman Istana Buckingham, bisa disimak.
Kronologi Pengeboman Istana Buckingham
Pertama, akan dijelaskan kronologi peristiwa 13 September pengeboman Istana Buckingham oleh Jerman. Pada tanggal 13 September 1940, Istana Buckingham di London, Inggris, menjadi sasaran serangan udara oleh Luftwaffe, angkatan udara Nazi Jerman, selama dilakukan Blitz yaitu kampanye pengeboman yang intens terhadap Inggris selama Perang Dunia II.
Serangan ini terjadi pada saat London dan kota-kota besar lainnya di Inggris mengalami rentetan serangan udara yang hampir tak henti-hentinya. Blitz dimulai pada awal September 1940 dan berlangsung hingga Mei 1941, dengan tujuan menghancurkan infrastruktur militer dan sipil Inggris serta melemahkan semangat warga sipil.
Pada hari pengeboman Istana Buckingham, sembilan bom dijatuhkan di sekitar istana, dengan salah satu bom langsung mengenai Kapel Istana. Serangan ini menyebabkan kerusakan parah pada bangunan, tetapi tidak ada anggota keluarga kerajaan yang terluka. Raja George VI dan Ratu Elizabeth, yang berada di istana saat itu, dengan tegas memutuskan untuk tetap tinggal di London sebagai tanda solidaritas dengan rakyat mereka. Keputusan ini diambil meskipun mereka mengetahui bahwa istana menjadi target utama.
Peristiwa ini memiliki dampak besar terhadap moral publik Inggris. Keberadaan keluarga kerajaan di tengah-tengah bahaya yang dihadapi rakyat memperkuat semangat perlawanan terhadap ancaman Nazi. Meskipun Istana Buckingham mengalami kerusakan signifikan, pengeboman ini malah memperkuat tekad rakyat Inggris untuk bertahan dan melawan, menjadikan keluarga kerajaan sebagai simbol keberanian dan ketahanan di tengah masa-masa sulit.
Latar Belakang Pengeboman
Setelah mengetahui kronologi peristiwa 13 September pengeboman Istana Buckingham, berikutnya dijelaskan latar belakangnya. Pengeboman Istana Buckingham pada 13 September 1940 merupakan bagian dari kampanye Blitz yang dilancarkan oleh Nazi Jerman terhadap Inggris selama Perang Dunia II. Setelah kegagalan invasi langsung ke Inggris, Adolf Hitler memerintahkan serangan udara besar-besaran untuk menghancurkan infrastruktur militer dan moral penduduk Inggris.
Blitz dimulai pada awal September 1940 dan berlangsung hingga Mei 1941, dengan sasaran utama kota-kota besar seperti London. Istana Buckingham, sebagai simbol kekuasaan dan kedaulatan Inggris, menjadi salah satu target penting bagi Luftwaffe dalam upaya mereka untuk mengintimidasi pemerintah Inggris dan memaksa Inggris menyerah.
Selain itu, serangan ini juga bertujuan untuk melemahkan semangat dan daya juang rakyat Inggris. Dengan menargetkan Istana Buckingham, Jerman berharap dapat menciptakan kekacauan dan ketakutan di kalangan masyarakat serta menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang aman, bahkan bagi keluarga kerajaan.
Namun, meskipun mengalami kerusakan akibat pengeboman, keputusan Raja George VI dan Ratu Elizabeth untuk tetap tinggal di London di tengah serangan tersebut justru memperkuat semangat perlawanan rakyat Inggris, mengubah pengeboman ini menjadi simbol ketahanan nasional.
Dampak Peristiwa Pengeboman
Setelah kronologi dan latar belakang peristiwa 13 September Pengeboman Istana Buckingham, penting juga diketahui dampak yang ditimbulkan setelahnya. Berikut adalah berbagai dampak dari peristiwa pengeboman Istana Buckingham pada 13 September 1940:
- Kerusakan Fisik Istana: Pengeboman tersebut menyebabkan kerusakan serius pada Istana Buckingham, terutama pada bagian kapel yang rusak parah akibat bom yang jatuh langsung di atasnya. Beberapa area lain di sekitar istana juga mengalami kerusakan, termasuk jendela-jendela yang hancur dan bagian atap yang rusak. Meskipun demikian, bangunan utama istana tetap berdiri dan tidak roboh sepenuhnya.
- Meningkatkan Semangat Juang Rakyat Inggris: Keputusan Raja George VI dan Ratu Elizabeth untuk tetap tinggal di London meskipun istana mereka dibom meningkatkan semangat juang rakyat Inggris. Keberadaan keluarga kerajaan di tengah-tengah bahaya yang sama dengan yang dihadapi oleh rakyat memberikan dorongan moral yang besar, menumbuhkan rasa persatuan dan keberanian untuk terus melawan ancaman Nazi.
- Pengaruh Terhadap Strategi Militer Jerman: Serangan terhadap Istana Buckingham menunjukkan bahwa Jerman berusaha tidak hanya menghancurkan infrastruktur militer tetapi juga menyerang simbol-simbol kekuasaan dan kedaulatan Inggris. Namun, dampak serangan ini berbalik menjadi kekuatan psikologis bagi Inggris, sehingga Jerman tidak mencapai tujuan mereka untuk melemahkan semangat Inggris melalui serangan udara ini.
- Penguatan Citra Keluarga Kerajaan: Pengeboman ini justru memperkuat citra keluarga kerajaan Inggris sebagai pemimpin yang berani dan teguh dalam menghadapi ancaman. Mereka dianggap sebagai simbol ketahanan dan keteguhan nasional, yang berada di garis depan bersama rakyat mereka dalam menghadapi masa-masa sulit. Hal ini memperkuat hubungan antara keluarga kerajaan dan masyarakat Inggris.
- Peningkatan Dukungan Internasional untuk Inggris: Peristiwa ini menarik simpati dari negara-negara sekutu dan publik internasional, yang melihat keberanian Inggris dalam menghadapi agresi Nazi. Semangat perlawanan rakyat Inggris dan kesetiaan keluarga kerajaan mereka membantu memperkuat dukungan politik dan moral dari sekutu, termasuk Amerika Serikat, dalam menghadapi Jerman Nazi.