Menhan AS Mengundurkan Diri Usai Trump Tarik Pasukan Militer dari Suriah
Merdeka.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (20/12) sebagai bentuk protes atas keputusan mengejutkan dibuat Presiden Donald Trump.
Trump kemarin memerintahkan agar seluruh pasukan militer AS yang sedang berjuang melawan ISIS di Suriah dipulangkan, dengan klaim bahwa kelompok teroris itu sudah berhasil dikalahkan. Trump bersumpah tidak akan lagi membuat pasukannya menjadi 'polisi Timur Tengah'.
"Karena Anda memiliki hak untuk punya menteri pertahanan yang pemikirannya lebih selaras dengan Anda, maka saya memutuskan ini waktu tepat untuk saya mundur dari posisi tersebut," tulis Mattis dalam sepucuk surat ditujukan untuk Trump, dikutip dari AFP, Jumat (21/12).
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
-
Dimana tentara muslim AS bertugas? Pria 43 tahun ini bertugas di bagian pelayanan sipil Batalion ke-96 dan Brigadir urusan sipil ke-95 di Fort Bragg, California Utara.
-
Siapa yang dibebaskan oleh militer Israel? Dia baru saja dibebaskan oleh militer Israel
-
Kenapa kapal perang AS diusir dari Teluk Aden? Militer Amerika Serikat (AS) memerintahkan kapal perang terkuat USS Dwight D. Eisenhower kembali ke AS setelah serangan kelompok Houthi Yaman di Teluk Aden.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel? 'Al-Jazeera menerbitkan adegan-adegan yang memperlihatkan tentara pendudukan menggunakan tahanan Palestina sebagai perisai manusia di Jalur Gaza, menunjukkan para tahanan diikat dengan tali dan memaksa mereka memasuki rumah-rumah yang hancur atau mencari bahan peledak dan terowongan,' tulis unggahan.
Mattis, yang merupakan pensiunan jenderal bintang empat, seringkali menyembunyikan ketidaksetujuannya terhadap Trump yang selalu mengambil tindakan impulsif. Namun untuk kali ini, tampaknya Mattis tidak bisa mentolerir lagi keputusan Trump.
Namun demikian, dia tetap memuji aliansi AS dengan beberapa sekutu dan NATO dalam berjuang mengalahkan kelompok teroris.
Sebagaimana diketahui, saat ini ada sekitar 2.000 pasukan AS yang berada di Suriah. Sebagian besar mereka ditempatkan di Suriah Utara, meski ada juga sebagian kecil yang ditempatkan di Al-Tanaf, dekat perbatasan Yordania dan Irak.
Pejabat Pentagon menyatakan bahwa saat ini pemerintah sudah memulai proses pemulangan para pasukan. Namun pihak Pentagon menolak untuk membeberkan dampak yang akan terjadi dengan ditariknya pasukan ini.
Meski demikian, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan koalisi yang dipimpin AS di belasan negara lain akan terus melanjutkan perjuangan untuk memerangi para teroris.
"Kemenangan atas ISIS di Suriah ini tidak menandakan akhir dari Koalisi Global atau kampanye negara ini," tegas Sanders.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaIran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Baca SelengkapnyaLagi, Pejabat Senior Kemlu AS Mundur karena Kesal Negaranya Dukung Aksi Keji Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaMerasa Malu dan Bersalah atas Sikap Negaranya di Gaza, Perwira Intelijen AS Mengundurkan Diri
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaPejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza
Baca SelengkapnyaPresiden AS, Joe Biden, berkunjung ke Israel pada Rabu, menyampaikan dukungannya pada PM Benjamin Netanyahu dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaPentagon mengonfirmasi hengkangnya kapal perang USS Abraham Lincoln ini.
Baca SelengkapnyaSerangan itu telah menewaskan delapan orang penjaga, termasuk komandan senior Korps Garda Revolusi Iran.
Baca SelengkapnyaHouthi melancarkan serangan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman, pada Sabtu kemarin.
Baca SelengkapnyaSerangan gabungan AS dan Inggris ini dilancarkan sebagai balasan untuk Houthi yang didukung Iran atas serangan terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Baca Selengkapnya