Penyangkalan Genosida, DPR AS Resmi Larang Kutip Jumlah Korban Tewas di Gaza
Penyangkalan Genosida, DPR AS Resmi Larang Kutip Jumlah Korban Tewas di Gaza
Pemungutan suara berakhir dengan angka 269-144 mendukung undang-undang itu.
Penyangkalan Genosida, DPR AS Resmi Larang Kutip Jumlah Korban Tewas di Gaza
DPR Amerika Serikat Kamis lalu meloloskan amandemen undang-undang yang melarang pejabat Kementerian Luar Negeri mengutip jumlah korban tewas resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza, Palestina.
Amandemen tersebut disahkan pada rancangan undang-undang alokasi tahunan Kementerian Luar Negeri dengan suara bipartisan 269-144.
Sebanyak 62 anggota perlemen dari kubu Partai Demokrat mendukung undang-undang itu dan seluruh anggota dari Partai Republik juga demikian kecuali dua orang.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berdarah Amerika-Palestina Rashida Tlaib mengecam undang-undang tersebut dalam pidatonya di DPR pada Rabu lalu, sehari sebelum pemungutan suara.
Tlaib mengatakan keputusan ini sangat tidak berperikemanusiaan dan mewakili gambaran umum DPR AS yang
bertindak tidak manusiawi terhadap rakyat Palestina.
"Sejak 1948 sudah ada upaya terkoordinasi di ruangan ini untuk menindas rakyat Palestina dan menghapus keberadaan orang Palestina," ujar Tlaib, seperti dilansir laman the Cradle, Jumat (28/6).
Dia juga menyebut Israel negara apartheid dan melakukan genosisa di Gaza.
"Undang-undang ini ingin menyembunyikan kenyataan itu. Ini penyangkalan genosida," kata dia.
"Kolega saya ingin melarang para pejabat AS mengutip jumlah korban tewas rakyat Palestina. Kalau begitu akan saya bacakan untuk dicatat. Ini jumlah korban tewas terbaru rakyat Palestina: 37.718, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak dan lebih dari 86.377 lainnya luka," kata dia mengutip data Kementerian Kesehatan Palestina.
Israel berulangkali menuding angka dari Kementerian Kesehatan Gaza dibesar-besarkan untuk tujuan politik.
Meski tidak secara rutin merilis angka jumlah korban, namun terkonfirmasi pada April lalu 23.000 nama-nama rakyat Palestina yang tewas dirilis. Kementerian itu adalah satu-satunya badan resmi yang mencatat jumlah korban tewas setiap hari oleh pasukan Israel di Jalur Gaza.
Bulan lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mereka cukup yakin dengan angka yang diumumkan Kementerian Kesehatan Gaza.
"Tidak ada yang salah dengan data ini, secara umum semua data (lebih dari 35.000) masih sama. Bahkan faktanya kami sekarang punya identitas 25.000 orang yang tewas, ini suatu kemajuan," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier kala itu.
Hingga saat ini masih ada puluhan ribu mayat yang masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.
Pada November 2023 Asisten Kementerian Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat Barbara Leaf menuturkan, angka korban tewas sebetulnya jauh lebih tinggi dari data Kementerian Kesehatan Gaza.