Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

SEA Games 2019 di Filipina Diwarnai Skandal Korupsi dan Penggusuran Masyarakat Adat

SEA Games 2019 di Filipina Diwarnai Skandal Korupsi dan Penggusuran Masyarakat Adat persiapan sea games 2019 filipina. ©Francis Malasig/EPA

Merdeka.com - Laporan tentang buruknya persiapan dan koordinasi, serta foto-foto yang menunjukkan belum selesainya pembangunan fasilitas SEA Games 2019 di Filipina menimbulkan dugaan kebocoran dana lebih dari Rp 2 triliun.

Pesta olahraga se-Asia Tenggara atau SEA Games telah dimulai sejak Sabtu 30 November lalu. Namun laporan tentang tim atlet yang terlantar di bandara dan harus menunggu berjam-jam untuk bisa masuk dan beristirahat di kamar hotel mereka menjadi viral di media sosial. Seperti yang dikutip dari DW Indonesia, Minggu (8/12).

Dalam sebuah pernyataan kepada DW, Senator Filipina Franklin Drilon mengatakan akan mendesak senat untuk mengadakan penyelidikan pengeluaran anggaran SEA Games dan meminta Komisi Audit agar memeriksa penggunaan dana pesta olahraga ini.

Dilon juga mempertanyakan alokasi dana SEA Games yang berada di bawah Departemen Luar Negeri (DFA), yang menurutnya, tidak memiliki mandat penyelenggaraan olahraga.

Pihak SEA Games Minta Audit Ditunda

"Kami menyambut baik adanya investigasi dan audit atas dana publik yang digunakan setelah penyelenggaraan pertandingan ini selesai. Kami meminta agar saat ini kami diizinkan fokus pada penyelenggaraan SEA Games," ucap Jarie Osias, Juru Bicara Komite Penyelenggara Olimpiade Asia Tenggara di Filipina (PHISGOC), mengatakan kepada DW.

"(Penyelidikan oleh Senat) tidak akan jadi terlambat pada saat itu. (Karena) kami diharuskan menyerahkan laporan likuidasi dan buku-buku kami diaudit pada akhir tahun ini," ujar Osias.

Sebanyak 11 negara di Asia Tenggara berlaga di 56 cabang olahraga dengan lebih dari 500 pertandingan yang akan berlangsung hingga 11 Desember 2019.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga telah memerintahkan penyelidikan terpisah terhadap dugaan kesalahan pengelolaan dana.

Dalam jumpa pers pekan lalu, Panelo bertekad akan meminta pertanggungjawaban terhadap pihak yang terkait. "Kantor Kepresidenan juga akan melakukan penyelidikan terpisah terkait penyimpangan dan ketidakteraturan dalam administrasi SEA Games segera setelah pertandingan (berakhir)," ujar Juru Bicara Presiden, Salvador Panelo, dalam sebuah pernyataan.

Tergusurnya Masyarakat Adat

Selain skandal korupsi, penggunaan tanah milik komunitas adat Aeta menjadi topik hangat di Filipina. Komunitas adat Aeta tinggal di pinggiran New Clark City yang sekarang menjadi pusat penyelenggaraan SEA Games.

Wilayah pegunungan yang dianggap sebagai rumah oleh suku Aeta telah diratakan. Lahan pertanian mereka juga telah rata guna memberi jalan bagi kendaraan berat seperti buldoser untuk membangun kompleks olahraga, seperti stadion berkapasitas 20.000 kursi dan "desa" bagi para atlet.

Sekitar 200 keluarga suku Aeta dikabarkan terusir ketika arena olahraga ini dibangun. Namun aktivis mengatakan akan ada sekitar 50.000 orang dari suku Aeta dan 10.000 petani yang kehilangan tempat tinggal jika rencana untuk mengubah 9.450 hektar lahan menjadi kota metropolis modern berhasil dirampungkan.

Namun Vivencio Dizon, Kepala Eksekutif Bases Conversion Development Authority (BCDA), yang mengawasi proyek ini mengklaim bahwa tidak ada komunitas adat yang dipindahkan.

Kompensasi Tidak Layak

Pia Montalban, aktivis organisasi kelompok seniman Kamandang, mengatakan kepada DW bahwa awal pekan ini ada sekitar 500 keluarga dari suku Aeta yang diberi tahu bahwa mereka punya waktu satu minggu untuk pindah.

"Ada banyak perdebatan tentang siapa yang dipindahkan: Aeta atau petani? Mereka adalah manusia. Mereka terusir dan pemerintah tidak berbuat cukup untuk membantu mereka," kata Montalban. Dia juga berpendapat bahwa orang-orang Aeta tidak diberi kompensasi yang layak.

"Orang-orang Aeta tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan. Relokasi ini telah sepenuhnya mengubah cara hidup mereka," ujar Zenaida Brigada Pawid, mantan komisioner Komisi Nasional Masyarakat Adat (NCIP), kepada DW.

"Kami tidak menentang pembangunan, tetapi pemerintah perlu mempersiapkan orang-orang ini untuk menghadapi dampak pembangunan. Anda tidak bisa hanya memberi kompensasi kepada suku Aeta seperti dengan memberi mereka toko untuk menjual produk atau membuat mereka mengenakan pakaian adat hanya untuk dipamer-pamerkan," kata Pawid.

Reporter Magang : Denny Adhietya

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Karut Marut Fasilitas Atlet PON XXI Sumut-Aceh Hingga Polri Turun Tangan Usut Dugaan Penyelewengan
Karut Marut Fasilitas Atlet PON XXI Sumut-Aceh Hingga Polri Turun Tangan Usut Dugaan Penyelewengan

Tahun ini, untuk pertama kalinya PON digelar di dua provinsi. Yakni Sumatera Utara dan Aceh.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Karut-marut PON Aceh-Sumut: Makanan Basi, Venue Becek hingga Wasit Ditinju Diduga Curang
VIDEO: Karut-marut PON Aceh-Sumut: Makanan Basi, Venue Becek hingga Wasit Ditinju Diduga Curang

Sayangnya ajang nasional ini masih ditemukan banyak karut marut selama PON berlangsung.

Baca Selengkapnya
FOTO: Menpora Dito Ariotedjo Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Kukuhkan Tim Indonesia untuk Asian Games 2022
FOTO: Menpora Dito Ariotedjo Bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Kukuhkan Tim Indonesia untuk Asian Games 2022

Indonesia ditargetkan mampu membawa 12 medali emas pada Asian Games 2022 ini.

Baca Selengkapnya
Asian Para Games 2022 Hangzhou Resmi Dibuka, Kontingen Indonesia Pamerkan Kekayaan Budaya Nusantara
Asian Para Games 2022 Hangzhou Resmi Dibuka, Kontingen Indonesia Pamerkan Kekayaan Budaya Nusantara

Kontingen Indonesia yang berada pada bagian depan mengenakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Strategi Polisi Amankan Laga Timnas Indonesia vs Laos Besok Malam di Stadion Manahan Solo
Strategi Polisi Amankan Laga Timnas Indonesia vs Laos Besok Malam di Stadion Manahan Solo

Untuk ring 1 stadion akan dijaga oleh steward. Untuk TNI dan Polri akan mengamankan ring 2 dan 3.

Baca Selengkapnya
Menpora Dito Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Tunarungu Asia Tenggara 2024
Menpora Dito Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Tunarungu Asia Tenggara 2024

Menpora Dito menyambut baik rencana penyelenggaraan SEA Deaf Games di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Apa Kabar Pengusutan Dugaan Penyelewengan Dana PON XXI Aceh-Sumut, Ini kata Kapolri
Apa Kabar Pengusutan Dugaan Penyelewengan Dana PON XXI Aceh-Sumut, Ini kata Kapolri

Polri mengirim tim dari satuan tugas yang terdiri dari Polda Aceh dan Sumut untuk mengusut sederet permasalahan saat penyelenggaraan PON XXI.

Baca Selengkapnya
Kapten Sepakbola Sumut Dikeroyok Tim PON Papua Barat, Korban Ternyata Polisi
Kapten Sepakbola Sumut Dikeroyok Tim PON Papua Barat, Korban Ternyata Polisi

Pengeroyokan terhadap Alif ini terjadi di lobby Hotel Medan, Peunayong, Kota Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Intip Penampilan Para Pemain Timnas Indonesia Tiba di Solo, STY Dihampiri Penggemar
VIDEO: Intip Penampilan Para Pemain Timnas Indonesia Tiba di Solo, STY Dihampiri Penggemar

Timnas Indonesia telah sampai di Solo untuk melawan Filipina pada laga keempat Grup B Piala AFF 2024 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12)

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Fakta Lain di Balik Video Viral Penggerebekan Lapak Judi di Gajahmungkur Semarang
Polisi Ungkap Fakta Lain di Balik Video Viral Penggerebekan Lapak Judi di Gajahmungkur Semarang

Polisi meminta warga yang menemukan kasus perjudian diharapkan lapor ke pihak berwajib untuk segera dilakukan penyelidikan.

Baca Selengkapnya
PON 2024 Tinggal Menghitung Hari, KM Kelud Disulap Jadi Hotel Terapung Untuk Atlet
PON 2024 Tinggal Menghitung Hari, KM Kelud Disulap Jadi Hotel Terapung Untuk Atlet

Persiapan gelaran pesta olahraga terbesar di Indonesia yang berlangsung di Aceh-Sumut ini telah melakukan berbagai persiapan demi kelancaran acara.

Baca Selengkapnya
Kapten Sepakbola Sumut Dikeroyok Tim PON Papua Barat, Ternyata Ini Penyebabnya
Kapten Sepakbola Sumut Dikeroyok Tim PON Papua Barat, Ternyata Ini Penyebabnya

Safrizal mengatakan, kedua tim itu kebetulan tinggal di hotel yang sama di Kota Banda Aceh.

Baca Selengkapnya