Truk Tabrak Kerumunan Saat Perayaan Tahun Baru di AS, 15 Orang Tewas
FBI menemukan identitas pengemudi truk yang tewas ditembak aparat.
Pelaku yang menabrak kerumunan saat perayaan Tahun Baru di New Orleans, Amerika Serikat (AS), merupakan seorang veteran Angkatan Darat AS. Ia ditembak mati petugas kepolisian setelah berusaha melarikan diri dari blokade yang telah dipasang. Tragedi ini mengakibatkan 15 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Menurut Biro Investigasi Federal atau FBI, mereka tengah menyelidiki insiden tersebut sebagai tindakan terorisme dan meragukan pengemudi bertindak sendirian. Penyidik menemukan senjata api serta benda yang diduga merupakan perangkat peledak improvisasi di dalam kendaraan, di samping perangkat peledak lainnya yang ditemukan di lokasi berbeda di kawasan French Quarter.
FBI mengidentifikasi pengemudi sebagai Shamsud-Din Jabbar (42), seorang warga negara AS yang berasal dari Texas, dan mereka sedang berusaha untuk mengungkap kemungkinan hubungan Jabbar dengan organisasi teroris.
"Kami tidak percaya bahwa Jabbar bertanggung jawab sendirian," ujar Asisten Agen Khusus FBI, Alethea Duncan.
Kejadian kekerasan ini mengubah suasana meriah Bourbon Street saat perayaan Tahun Baru menjadi kekacauan yang menakutkan, dengan banyak pejalan kaki yang berlari mencari perlindungan ke dalam klub malam dan restoran. Pertandingan sepak bola di Superdome yang berdekatan dengan lokasi kejadian terpaksa ditunda hingga Kamis (2/1).
Zion Parsons (18) dari Gulfport, Mississippi, menyatakan bahwa dia menyaksikan truk tersebut melaju kencang, menabrak orang-orang hingga terlempar ke udara, mirip dengan adegan dalam film.
"Jasad bertebaran di sepanjang jalan, semua orang berteriak dan menjerit," ungkap Parsons, yang temannya, Nikyra Dedeaux, termasuk salah satu korban tewas, seperti dikutip dari kantor berita AP.
"Ini bukan sekadar tindakan terorisme. Ini lebih kejam," kata Kepala Polisi New Orleans, Anne Kirkpatrick.
Pengemudi berhasil melewati langkah-langkah pengamanan yang ada untuk melindungi pejalan kaki, dan ia melakukannya dengan niat untuk menciptakan kekacauan dan kerusakan.
Rompi Pelindung Balistik
Pihak berwenang mengungkapkan kepada AP, pelaku mengemudikan truk pikap sewaan ke arah trotoar, sambil menghindari kendaraan polisi yang ditempatkan untuk menghalangi lalu lintas. Sistem penghalang yang seharusnya melindungi dari serangan kendaraan saat ini sedang dalam tahap perbaikan untuk persiapan Super Bowl yang dijadwalkan berlangsung pada Februari mendatang.
"Jabbar tewas ditembak oleh polisi setelah ia keluar dari truk dan melepaskan tembakan ke arah petugas yang datang merespons," kata Kirkpatrick.
Tiga petugas membalas tembakan, di mana dua di antaranya mengalami luka namun dalam kondisi stabil.
Seorang pejabat penegak hukum yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena tidak memiliki izin untuk memberikan informasi secara terbuka menyatakan penyidik menemukan senjata api jenis pistol dan senapan bergaya AR di lokasi kejadian.
Buletin intelijen yang diperoleh oleh AP juga mengindikasikan bahwa Jabbar mengenakan rompi pelindung balistik dan helm.
Presiden Joe Biden mengungkapkan pada Rabu malam, FBI telah menemukan video yang diunggah oleh pengemudi ke media sosial beberapa jam sebelum insiden, di mana ia mengaku terinspirasi kelompok ISIS dan memiliki niat untuk melakukan pembunuhan.
"Hati saya bersama para korban dan keluarga mereka yang hanya ingin merayakan liburan," ungkap Biden.
"Tidak ada alasan yang dapat membenarkan kekerasan dalam bentuk apapun, dan kami tidak akan menoleransi serangan terhadap komunitas manapun di negara kita."