Usai Teror Christchurch, PM Selandia Baru Imbau Perlawanan Global pada Rasisme
Merdeka.com - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyerukan perjuangan global untuk membasmi rasisme berideologi sayap kanan. Ini menyusul serangan teror mematikan pekan lalu pada dua masjid di Christchurch.
Dalam salah satu wawancara pertamanya sejak tragedi terkelam dalam sejarah Selandia Baru, Ardern juga mengatakan menolak gagasan bahwa kenaikan imigrasi memicu rasisme.
Lima puluh orang terbunuh dan lusinan lainnya terluka dalam serangan senjata hari Jumat 15 Maret 2019.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan? Seorang juru bicara Qualcomm menyatakan bahwa patch telah dikirimkan, namun kini tanggung jawab ada di tangan pengguna.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini? SOPHOS menyebut serangan ini sebagai 'SEO poisoning,' sebuah teknik di mana peretas memanipulasi hasil pencarian untuk menempatkan situs mereka di posisi teratas.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
Warga negara Austtralia, Brenton Tarrant (28), pelaku tunggal teror itu, telah didakwa dengan pembunuhan pada 16 Maret dan akan menghadapi banyak tuntutan lainnya dalam sidang lanjutan pada April mendatang.
Ditanya tentang kebangkitan ideologi nasionalisme sayap kanan, Jacinda Ardern mengatakan, "Pelaku adalah warga negara Australia, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak memiliki ideologi di Selandia Baru yang akan menjadi penghinaan bagi mayoritas warga," demikian seperti dilansir BBC, Rabu (20/3).
Ardern mengatakan, "ada tanggung jawab untuk membuang nasionalisme sayap kanan ada dan memastikan bahwa kita tidak akan pernah menciptakan lingkungan di mana ideologi itu dapat berkembang."
"Tapi saya akan membuat seruan global (untuk hal itu)," tambahnya.
"Apa yang Selandia Baru alami di sini adalah kekerasan yang dibawa kepada kami oleh seseorang yang tumbuh dan belajar ideologi mereka di tempat lain. Jika kita ingin memastikan secara global bahwa kita adalah dunia yang aman dan toleran dan inklusif kita tidak dapat memikirkan hal ini menjadi sebuah pembatas."
Jacinda Ardern membela catatan Selandia Baru tentang menerima pengungsi, dengan mengatakan, "Kami adalah negara yang ramah. Dalam upaya memastikan bahwa kami memiliki sistem yang menjaga mereka yang memilih untuk memanggil Selandia Baru sebagai rumah, kami telah menolak ide bahwa kami melestarikan lingkungan di mana ideologi (nasionalisme sayap kanan) semacam ini bisa ada."
Sang perdana menteri Selandia Baru itu juga membela keputusannya untuk tidak menyebut nama tersangka.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan dia "tidak akan menyebut nama" terhadap tersangka penembakan Selandia Baru, dan mengimbau publik untuk berbicara nama korban sebagai gantinya.
"Salah satu tujuannya adalah bahwa dia mencari ketenaran dan kami akan benar-benar menyangkal itu," kata Ardern dalam wawancara dengan BBC.
Ia telah menyerukan gagasan itu awal pekan ini, saat berbicara kepada parlemen untuk pertama kalinya sejak teror meletus pada 15 Maret 2019.
Ardern mengatakan, terdakwa akan menghadapi "kekuatan hukum penuh di Selandia Baru", tetapi dia tidak akan pernah menyebut namanya.
Dibuka dengan ucapan "assalammualaikum", Ardern mengatakan penembakan Selandia Baru "akan selamanya diingat dalam ingatan, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (19/3/2019).
Tetapi alih-alih berfokus pada tersangka penembakan Selandia Baru, dia justru meminta publik untuk fokus pada mereka yang terdampak oleh serangan -- 50 orang tewas dan sembilan lainnya masih dalam kondisi kritis di rumah sakit Christchurch.
Sebelumnya, Ardern mengatakan kepada wartawan di luar pertemuan kaukus di Wellington dia khawatir keputusan tersangka untuk menolak pengacara, dan mewakili dirinya sendiri di pengadilan berarti dia akan mencoba menggunakan persidangan untuk menyebarkan pandangan politiknya.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syed Saddiq menjadi pembicara dalam diskusi publik yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Baca Selengkapnya"Indonesia tidak akan tinggal diam melihat korban sipil terus berjatuhan, melihat ketidakadilan terhadap rakyat Palestina yang terus terjadi," ucap Jokowi.
Baca Selengkapnya“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?” tanya Menlu.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaPuter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, dunia harus segera mencari solusi dan tak hanya berpangku tangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel ke Rumah Sakit Al Ahli di Gaza.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengecam serangan udara Israel ke Rafah, Gaza Selatan
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia terus ikuti secara dekat perkembangan di Gaza.
Baca SelengkapnyaSerangan bom Israel ke rumah sakit itu menewaskan sedikitnya 500 orang, termasuk dokter, perawat dan pasien yang sedang dirawat serta sejumlah pengungsi.
Baca SelengkapnyaPM Malaysia anggap serangan Israel ke Palestina bukan karena peristiwa 7 Oktober.
Baca Selengkapnya