Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

WHO: Jangan Harap Ada Cukup Vaksin Untuk Hidup Bisa Kembali Normal Sampai 2022

WHO: Jangan Harap Ada Cukup Vaksin Untuk Hidup Bisa Kembali Normal Sampai 2022 Siswa di China Menyambut Semester Baru. ©2020 AFP/STR

Merdeka.com - Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan memperingatkan, jangan harap akan ada cukup vaksin Covid-19 agar hidup bisa kembali normal sampai 2022.

Swaminathan mengatakan, Inisiatif Covax WHO, mekanisme pengumpulan sumber daya untuk menyediakan akses vaksin yang adil ke negara-negara dengan tingkat pendapatan yang berbeda, hanya akan dapat mengumpulkan sekitar ratusan juta dosis pada pertengahan tahun depan, yang berarti masing-masing dari 170 negara atau ekonomi yang telah bergabung “akan memiliki sesuatu".

Tetapi jumlah dosis akan terlalu kecil untuk mengubah pentingnya jaga jarak sosial dan pemakaian masker hingga produksi ditingkatkan dan mencapai target 2 miliar pada akhir tahun 2021.

Orang lain juga bertanya?

“Cara orang membayangkannya adalah bahwa di bulan Januari Anda memiliki vaksin untuk seluruh dunia dan semuanya akan mulai kembali normal - bukan begini cara kerjanya," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (16/9).

"Penilaian terbaik kami (untuk peluncuran vaksin) adalah pertengahan 2021 karena pada awal 2021 adalah saat Anda akan mulai melihat hasil dari beberapa uji coba ini.”

China, bagaimanapun, menentukan waktu lebih cepat. Pada Selasa, Wu Guizhen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan orang-orang di China akan memiliki akses ke vaksin yang dikembangkan secara lokal pada awal November atau Desember.

Presiden AS Donald Trump juga telah berjanji akan ada vaksin secepatnya, meningkatkan kekhawatiran bahwa regulator AS mungkin tunduk pada tekanan politik dan mengeluarkan izin penggunaan darurat sebelum waktunya.

Swaminathan mengatakan WHO akan menerbitkan pedoman penggunaan vaksin darurat pekan depan.

"Semua uji coba yang sedang berlangsung memiliki tindak lanjut selama setidaknya 12 bulan jika tidak lebih lama," jelasnya.

"Itu adalah waktu yang biasa Anda lihat untuk memastikan Anda tidak mengalami efek samping jangka panjang setelah beberapa minggu pertama."

“Karena ini pandemi, ada kemungkinan banyak regulator yang ingin melakukan listing darurat, yang bisa dimaklumi, tapi perlu ada beberapa kriteria di sekitarnya,” tambahnya.

“Apa yang kami ingin lihat adalah kemanjuran, tapi saya pikir yang lebih penting adalah apa yang orang ingin lihat untuk keamanan.”

Dia mengatakan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS atau FDA akan segera menerbitkan pedoman penggunaan vaksin darurat.

China telah menggunakan tiga vaksin pada warga sipil di bawah otorisasi penggunaan darurat sejak Juli, dan satu vaksin untuk militer sejak Juni. Seorang pejabat senior dari raksasa farmasi milik negara mengatakan dalam sebuah wawancara bulan ini bahwa ratusan ribu orang China telah divaksinasi.

Ketika ditanya tentang situasi China dan AS, Swaminathan berkata "regulator nasional memiliki kewenangan untuk melakukannya sendiri di dalam wilayah mereka sendiri”.

Namun, tambahnya, mereka harus memberlakukan tenggat waktu bagi perusahaan untuk memberikan data, dan izin penggunaan darurat dapat dicabut jika uji coba tahap terakhir tidak memenuhi persyaratan.

Sementara itu, Marie-Ange Saraka-Yao, direktur pelaksana aliansi vaksin global Gavi, mengatakan negosiasi terus berlanjut antara China dan aliansi untuk bergabung dengan Covax - hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu 18 September bagi negara-negara untuk tanda tangan.

Meski Gedung Putih telah mengumumkan bahwa AS tidak akan bergabung, dia mengatakan pembicaraan itu juga terus berlanjut.

Absennya AS dan China, dua pemain utama dalam pengembangan vaksin, telah menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan rencana tersebut.

Saraka-Yao mengatakan, sejauh ini 84 negara telah bergabung dengan aliansi tersebut. Ada 92 negara berpenghasilan rendah yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin gratis yang disubsidi oleh negara kaya dan donor.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali
Menkes Klaim Cacar Monyet di Indonesia Masih Terkendali

Hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya