Wikileaks bocorkan 500 ribu dokumen partai Erdogan sesudah kudeta
Merdeka.com - Situs pembocor data Wikileaks merilis lebih dari 500 ribu dokumen serta 300 ribu surat elektronik yang diretas dari server Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Turki yang terdapat di situs akparti.org.tr.
Data-data ini diumbar ke publik, menurut Wikileaks, agar masyarakat bisa memahami latar belakang kudeta militer akhir pekan lalu secara lebih akurat.
Wikileaks secara tersirat menggambarkan bahwa dengan atau tanpa kudeta militer, struktur konflik politik Turki terlanjur sangat ruwet. Bocoran ribuan dokumen ini bisa menjelaskan konstalasi politik Turki di bawah kepemimpinan Presiden Reccep Tayyip Erdogan.
-
Siapa yang meminta pendukung rekam bukti kecurangan? Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis meminta jajaran pendukung paslon nomor tiga untuk merekam segala bentuk kecurangan yang ditemukan selama Pilpres 2024.
-
Kenapa DPR mendukung KPK mengungkap kebocoran OTT? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibobol hacker dan sekitar 204 juta data DPT bocor dalam kejadian ini.
-
Siapa yang diduga sebagai sumber kebocoran data PDN? 'Kpd Yth @meutya_hafid pimpinan Komisi 1 DPR, kami mendapatkan data telak nan luar biasa bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022. Nama'y: Dicky Prasetya Atmaja. Dia bekerja di LintasArta. Dialah saksi mahkota, kok bisa? Thread! (``,)' tulisnya.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Apa isi dokumen Pentagon Papers? Dokumen-dokumen ini mengungkapkan fakta-fakta penting yang telah disembunyikan dari mata publik. Judul resmi penelitian tersebut adalah “Report of the Office of the Secretary of Defense Vietnam Task Force,“ meskipun nantinya terkenal sebagai Pentagon Papers.
"Bocoran data kami akan menolong sekaligus menyudutkan AKP," kata Wikileaks melalui akun Twitternya, seperti dilansir Aljazeera, Rabu (20/7).
Data-data ini berhasil diretas oleh Wikileaks seminggu sebelum terjadi kudeta pada Jumat (15/7) lalu. Awalnya dokumen tersebut akan dirilis beberapa bulan lagi. Belakangan situs pimpinan Julian Assange itu mempercepat jadwal rilis karena Rezim Erdogan menangkap ribuan orang yang diduga terlibat kudeta.
Pengumuman Wikileaks bocorkan data Partai Erdogan (c) 2016 Merdeka.com
"Kami melihat kudeta serta seluruh kejadian yang menyusul di belakangnya merupakan hasil pertikaian faksi-faksi politik di Turki. Kami ingin menunjukkan data yang sebenar-benarnya," kata Wikileaks.
Situs ini mengklaim langsung diserang oleh hacker setelah mengumumkan bocoran data tersebut kemarin. Wikileaks mengaku sudah memperkirakan bila pemerintah Turki tidak ingin rakyatnya membaca data-data tersebut, karena akan sangat sensitif melibatkan banyak tokoh politik. Kendati demikian, Wikileaks memastikan data yang diretas hanya dari AKP, tidak ada yang berasal dari kalangan militer atau kelompok anti-Erdogan.
Di Turki, akses terhadap bocoran data Wikileaks diblokir. Karenanya situs ini mengimbau rakyat Turki mengaksesnya lewat uTorrent atau fasilitas berbagi data lainnya yang bisa diproteksi memakai VPN. "Beberapa netizen dari Turki bertanya, kami pro atau anti-AKP? Jawaban kami adalah Wikileaks hanya setia pada kebenaran."
Penangkapan massal tersangka kudeta di Turki (c) 2016 Depo/Tolga Adanali
Menyusul kegagalan kudeta militer di Turki, pemerintahan Presiden Reccep Tayyip Erdogan menghabisi satu per satu semua pihak berpotensi melawannya di kemudian hari. Sejak awal pekan ini pemerintah pusat memecat 15 ribu pegawai dari kemeterian pendidikan, mencakup lebih dari 1.500 dosen serta dekan pelbagai universitas yang dipaksa mengundurkan diri.
Seperti dikutip dari the Guardian, Rabu (20/7), 257 pejabat di kantor perdana menteri dan 492 ulama di direktorat urusan agama juga 'dibersihkan'. Sebanyak 8,800 polisi dipecat dan 6 ribu tentara ditahan, belum termasuk 2.700 hakim dan jaksa, puluhan gubernur dan 100 petugas umum lainnya yang ditahan atas tuduhan makar. Ada pula 20 situs media yang kerap kritis terhadap pemerintah diblokir. Sebanyak 208 orang tewas dan lebih dari 1.400 orang terluka akibat upaya makar yang gagal.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaPKS dan Partai Demokrat menyayangkan sekaligus mengkritik Presiden Joko Widodo atas pernyataannya soal memiliki data intelijen Partai politik.
Baca SelengkapnyaKPK menemukan dokumen dan barang bukti elektronik dalam penggeledahan di gedung Kementerian Pertanian (Kementan) pada Jumat, 29 September 2023.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kebocoran data pemilih merupakan keteledoran Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
Baca SelengkapnyaPKS berharap, agar data-data yang dimiliki Presiden Jokowi tidak disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengurus DPW PKB Jawa Timur melaporkan eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Lukman Edy ke Polda Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menjelaskan data pemilih yang bocor merupakan data daftar pemilih tetap atau DPT
Baca SelengkapnyaBudi Arie telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kebocoran data 6 juta NPWP itu.
Baca SelengkapnyaPKB yakin Jokowi akan berlaku adil dan menghormati domain partai politik.
Baca Selengkapnya