Anggota dari organisasi penjinak ranjau menggunakan detektor logam ketika mencari bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016. Afghanistan tengah menggelar operasi pembersihan jutaan ranjau darat yang ditinggalkan Uni Soviet dalam konflik beberapa tahun lalu.
Kisah pemburu ranjau darat Uni Soviet di Afghanistan
Afghanistan
Menjinakkan ranjau merupakan pekerjaan penuh risiko. Namun, orang-orang dari organisasi tersebut rela melakukannya demi menafkahi keluarganya.
Penjinak ranjau menggunakan detektor logam ketika mencari bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016.
Penjinak ranjau menemukan lokasi sebuah bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016.
Penjinak ranjau ketika mencari bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016.
Penjinak ranjau menggunakan detektor logam ketika mencari bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016.
Penjinak ranjau mengemasi barang-barangnya seusai mencari bom aktif yang belum meledak di distrik Salang, Provinsi Parwan, Afghanistan, pada 1 Agustus 2016.
Dalam serangan bom bunuh diri itu, enam orang lainnya dilaporkan tewas.
Baca SelengkapnyaKonflik berkepanjangan antara militer dan kelompok etnis membuat negara ini berbahaya.
Baca SelengkapnyaSepanjang dua periode kepemimpinannya, Presiden Jokowi telah melakukan kunjungan ke sejumlah negara sahabat. Termasuk negara-negara yang dilanda konflik.
Baca SelengkapnyaPihak Rusia sudah memutuskan untuk menghapus Taliban dari daftar organisasi teroris.
Baca SelengkapnyaKorban diduga melompat dari Peron 1 Stasiun Sudirman saat KRL melintas dari arah Tanah Abang,
Baca SelengkapnyaJokowi berharap agar bantuan ini dapat membangkitkan semangat masyarakat di Papua Nugini dan Afghanistan
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Menteri Pendidikan Afghanistan, Maulwi Habibullah Agha, di Kantor Kementerian Kabul.
Baca SelengkapnyaKota yang hilang di bawah gurun pasir selama hampir 2.000 tahun ini didirikan osalah satu penerus Alexander Agung, Seleucus I Nicator.
Baca SelengkapnyaBerikut tiga fakta luar bisa mengenai Afghanistan yang tidak diketahui oleh dunia.
Baca SelengkapnyaDi provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.
Baca SelengkapnyaPengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Sri Mulyani
Baca SelengkapnyaNegara Ini Geser Afghanistan Sebagai Produsen Opium Terbesar di Dunia
Baca Selengkapnya