Manasye Mathiang (33), seorang musisi, aktivis, dan pendiri kelompok Ana Taban, berpose untuk sebuah foto di Pusat Kebudayaan & Bioskop Aggrey Jaden, di Juba, Sudan Selatan, pada 17 April 2017. Ana Taban yang artinya "saya lelah" dalam bahasa Arab merupakan nama sekelompok pemuda Sudan Selatan yang menggunakan seni untuk menyuarakan perdamaian di tanah air mereka.

Sudan Selatan berhasil memenangkan kemerdekaan dari Sudan pada 2011. Namun, dua tahun kemudian, peperangan kembali bergejolak di Sudan Selatan dan masih berlangsung hingga sekarang.

Mural perdamaian karya anggota Ana Taban menghiasi sebuah dinding di Juba, Sudan Selatan.

Jacob Bul Bior, seorang penyiar radio, aktor teater dan pendiri Ana Taban. Selain lewat mural, pemuda-pemuda Ana Taban juga menyerukan perdamaian lewat musik, busana, hingga syair.

Bahkan, tak jarang mereka menggelar pertunjukan terbuka di Juba dan kota-kota lainnya untuk mengampanyekan perdamaian.

Ayak Chol Deng (31), seorang epidemiologi, aktivis, dan pendiri Ana Taban. Deng lebih sering menyuarakan perdamaian melalui syair dan puisi.

Mural perdamaian karya anggota Ana Taban menghiasi sebuah dinding di Juba, Sudan Selatan. Dalam mural tersebut digambarkan seorang bocah mengenakan kaos bertuliskan "I hate war".

Yousif Mohammed Haroun alias Asif Kafi, seorang musisi rap, aktor, juga penyair yang bergabung dalam kelompok Ana Taban, menjalani sesi rekaman di rumahnya.

Kartunis yang juga anggota Ana Taban, Thomas Dai (33) beraktivitas dengan putrinya. Tampak kartun perdamaian menghiasi dinding rumahnya.

Desainer yang juga anggota Ana Taban, Winnie Godi (25). Winnie memilih busana sebagai media untuk menyampaikan pesan perdamaian. Busana terbaru koleksi Winnie berhasil dipamerkan di Nairobi International Fashion Festival.