Seperangkat mesin pemeras madu otomatis dan portabel karya mahasiswa Universitas Brawijaya saat ditampilkan, di Malang, Jawa Timur, Minggu (15/5). Alat bernama Bee-Tech karya Muhammad Ilham Akbar, Aniatul Arief, Satrio Tegas Sadewo, dan Allan Dwi Pranata itu diklaim dapat memudahkan para petani lebah untuk memeras madu tanpa merusak kualitasnya.
Canggihnya alat pemeras madu otomatis karya mahasiswa UB
Mahasiswa Inspiratif
Bee-Tech terdiri dari beberapa bagian, yaitu separator, detektor, pengontrol, dan baterai. Bagian separator dibuat dalam bentuk tabung dari bahan foodgrade, disertai dua penyaring yang berputar dengan kecepatan konstan.
Penyaring yang nantinya akan berisi rumah atau sarang lebah dimasukkan ke dalam separator. Penyaring tersebut mampu memuat hingga enam kilogram sarang lebah.
Madu yang dihasilkan dari pemeras otomatis ini langsung bersih tanpa kotoran. Selain itu, kualitasnya lebih terjaga dibandingkan jika diperas secara manual.
Bagian controller yang berfungsi mengatur kerja Bee-Tech secara otomatis. Cukup ditekan tombolnya, separator akan bekerja. Namun, Bee-Tech juga tetap bisa bekerja secara manual, untuk berjaga-jaga saat baterai habis.
Bee-Detector yang berfungsi untuk mendeteksi kadar air dari madu yang telah diperas.
Sebagian Bee-Detektor dicelupkan pada madu untuk mengetahui kadar airnya.
Mesin pemeras ini ternyata telah memenangi sejumlah kompetisi nasional dan masuk 15 besar dalam Internasional Bisnis Models Campus (IBMC) 2016 yang diselenggarakan oleh Havard University di Amerika Serikat.
Motor ini dapat mengangkut barang hingga kapasitas 80 kilogram dengan bentuk bervariasi dan mudah meliuk-liuk melewati lorong sempit.
Baca SelengkapnyaKeuletan dan kerja kerasnya berbuah manis dengan mendapatkan beasiswa yang mengantarkannya hingga jenjang kuliah S3.
Baca SelengkapnyaMahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair ini berhasil mengalahkan para pesaingnya dari berbagai kampus di Indonesia maupun negara-negara lain
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga berkecukupan tak membuat hidup otomatis terus berjalan mulus.
Baca SelengkapnyaBerkat video perkenalan uniknya, jualan maba Universitas Brawijaya ini laris.
Baca SelengkapnyaMoses bersama ayahnya tinggal di sebuah rumah kayu yang berada di pelosok Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Baca SelengkapnyaHabibi hilang hampir sebulan tanpa kabar sejak 3 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaInovasi ini dilakukan demi membangun kesehatan pribadi, merawat lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Baca SelengkapnyaPenyanyi dangdut asal Kediri, Happy Asmara menggandeng Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan bisnis, termasuk di bidang kosmetik.
Baca SelengkapnyaIa berhasil membangun bisnis toko bunga sambil berkuliah hingga meraih gelar sarjana.
Baca SelengkapnyaBerkuliah di Indonesia merupakan keputusan besar dalam hidupnya.
Baca SelengkapnyaHasil penjualan tahu bakso tidak seberapa, tapi cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Baca Selengkapnya