Mahasiswa UNY Ciptakan Inovasi Kuliner Unik untuk Para Gen-Z, Kaya Kandungan Gizi
Inovasi ini dilakukan demi membangun kesehatan pribadi, merawat lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Inovasi ini dilakukan demi membangun kesehatan pribadi, merawat lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Mahasiswa UNY Ciptakan Inovasi Kuliner Unik untuk Para Gen-Z, Kaya Kandungan Gizi
Mahasiswa adalah agen perubahan. Berbagai inovasi dilakukan para mahasiswa demi memberi perubahan di tengah masyarakat ke arah yang lebih baik.
Hal itulah yang dilakukan para mahasiswa UNY ini. Mereka melakukan inovasi berupa makanan sehat yang memiliki kandungan gizi tinggi.
-
Apa yang Gen Z cari dalam makanan? Bagi mereka kalau bisa makanan yang dimakan tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Kenapa Taj Yasin mendorong mahasiswa untuk berinovasi? Pihaknya mendorong pada perguruan tinggi untuk tak henti berkreasi dan berinovasi, karena perguruan tinggi berperan penting dalam mengembangkan dan memproduksi ilmu pengetahuan dan penelitian. Terlebih pemerintah pusat telah menerapkan kebijakan tentang penggunaan produk dalam negeri di lembaga maupun instansi pemerintah minimal 40 persen. Termasuk di rumah sakit daerah dan kantor-kantor pemerintahan.
-
Bagaimana Gen Z menunjukkan kreativitasnya? Mereka cenderung menjadi pengguna media sosial yang aktif, mendokumentasikan setiap momen dalam hidup mereka dan membagikannya dengan dunia. Mereka mengenal berbagai platform dan aplikasi, seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, yang memungkinkan mereka berkreasi dan mengekspresikan diri mereka dengan cara yang baru dan menghibur.
-
Kenapa UNY membuat program studi ini? Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat yang mempekerjakan lulusan, serta membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pengobatan alternatif yang efektif dan efisien.
-
Bagaimana Prof. Yunita mengembangkan inovasinya? Saat kembali ke Unsoed, ia berkolaborasi dengan para dosen lainnya untuk mengembangkan inovasi dalam bidang perawatan luka. Beberapa inovasinya antara lain alat stimulasi elektris untuk perawatan luka, manset vibrator untuk perawatan luka, gel jintan hitam, dan lain-lain.
Sabtu, 8 Juni 2024 kemarin, para mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik UNY menggelar festival bertajuk “Tempe for Gen-Z: Tempecadabra”.
Diselenggarakannya festival ini merupakan cerminan keragaman produk tempe dari lauk tradisional menjadi makanan yang bervariasi dan lebih sehat.
“Gen-Z yang mempunyai selera makan masa kini dipertemukan dengan tempe yang mewakili selera tradisional,” kata Ketua Departemen Pendidikan Teknik Boga dan Busana Ichda Chayanti, dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (13/6).
Ketua Panitia Festival, Julianti Salma mengatakan, tempe telah berhasil menarik perhatian karena kekayaan protein nabati dan nutrisinya. Oleh karena itu perlu inovasi yang dibuat, salah satunya adalah melalui festival tempe tersebut.
Salma mengatakan, festival itu diadakan bukan sekedar untuk memilih makanan, namun juga demi mengambil langkah nyata untuk membangun kesehatan pribadi, merawat lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Baginya, tema itu tidak hanya mengangkat nilai tempe dengan lebih superior, namun juga menjadi inspirasi agen perubahan dalam dunia kuliner yang lebih sehat.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata DIY, Iwan Pramana, mengatakan bahwa saat ini budaya makan tempe tidak hanya di Indonesia, namun sudah mendunia.
“Harapannya tempe bisa lebih digemari oleh Gen-Z sehingga menjadi diplomasi budaya di dunia. Dinas Pariwisata DIY siap berkolaborasi untuk berbagai acara khususnya pengembangan ekonomi kreatif,” kata Iwan dikutip dari Liputan6.com.
Selain tempe, mahasiswa Tata Boga UNY juga melakukan inovasi dengan memodifikasi makanan Gyoza atau pangsit mini dari Cina dengan ikan tongkol dan tepung mocaf menjadi Gyoza Mocaf Tongkol.
Bila Gyoza dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, mahasiswa UNY ini, Dimas Wahyu Nugroho, membuat kuliner itu dari bahan dasar tepung mocaf.
Tak cukup sampai di situ, Gyoza yang biasanya diisi daging cincang atau ayam yang ini diganti dengan isian ikan tongkol. Dimas memilih isian ikan tongkol karena memiliki kandungan kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam. Selain itu ikan tongkol juga memiliki kandungan omega 3 yang baik untuk kesehatan.
“Pemilihan ikan tongkol juga untuk meningkatkan pemanfaatan dan hasil olah ikan tongkol,” kata Dimas dikutip dari Liputan6.com.