Kisah Sukses Benny Santoso 'Sulap' Citra Tempe Naik Kelas, Berawal Tugas Kuliah Hingga Beromset Puluhan Juta
Merintis dari bawah Benny Santoso sukses menjadi pengusahan olahan tempe yang kekinian
Di tangan, Benny Santoso, tempe ‘disulap’ menjadi makanan ringan atau snack yang digandrungi turis mancanegara, melalui Tempeman.
Kisah Sukses Benny Santoso 'Sulap' Citra Tempe Naik Kelas, Berawal Tugas Kuliah Hingga Beromset Puluhan Juta
Tempe, salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Tempe biasanya diolah dengan cara digoreng, dibacem atau sekedar ditumis dengan sayuran.
Tapi di tangan, Benny Santoso, tempe ‘disulap’ menjadi makanan ringan atau snack yang digandrungi turis mancanegara, melalui Tempeman.
Benny bercerita bahwa bisnis tempe yang digelutinya tanpa sengaja. Dia mengatakan, ide awal membuat olahan tempe itu sebenarnya sudah ada saat tugas akhir kuliah dengan membuat produk olahan tempe rasa keju.
"Tugas akhirnya buat tempe, ternyata teman-teman suka," katanya dalam acara Workshop bersama pelaku usaha Tokopedia, Bali, Rabu (18/10).
Namun dia tidak langsung mendirikan usahanya. Benny terlebih dahulu bekerja sebagai juru masak di sebuah restoran hotel bintang lima di Bali. Saat itu, ada satu senior chef yang memberikan nasihat, agar dia jangan hanya masak masakan barat saja, tapi harusnya mengola masakan Indonesia.
"Terus sama chefnya bilang 'Ben kamu orang Indonesia jangan ke barat-baratan deh. Kamu harusnya bangga dong sama olahan asli Indonesia itu kalau di jual di luar negeri tempe, ancom mahal banget," katanya.
Dia pun terpacu untuk mendirikan usaha dan memutuskan mundur dari pekerjaan di Hotel Bintang lima, untuk fokus membangun dan memperkenalkan Tempeman lewat kreasi unik snack olahan tempe.
Modal Rp3,5 Juta
Tahun 2016 dia fokus membangun usaha olahan tempenya. Untuk merintis usahanya, dia harus merogoh koceknya Rp3,5 juta. Di mana Rp3 juta dipakai untuk membeli mesin pengolahan tempe dan Rp500.000 bahan makanan.
"Kami mencoba mengangkat tempe sebagai kuliner sehat, bergizi dan tetap memenuhi selera kekinian. Tempeman membuat olahan tempe inovatif, seperti cokelat, cookies hingga protein ball beragam rasa,” ujar Benny.
Menggandeng Petani Lokal
Benny mengakui salah satu tantangan dalam menjalankan usahanya, keterbatasan utama tempe yakni kedelai. Karena sampai saat ini kedelai di Indonesia sebagian besar masih impor.
Dia putar otak, bagaimana bisa menghasilkan kedelai tanpa harus impor. Akhirnya Benny memberdayakan petani kedelai dari Jawa Tengah hingga Bali untuk menghadirkan olahan tempe kekinian.
"Tempeman juga bekerja sama dengan petani lokal asal Grobogan (Jawa Tengah), Pulaki (Bali Utara) hingga Tabanan (Bali). Kami membeli langsung kedelai mentah dari para petani dengan harga yang lebih tinggi dari harga tengkulak,” kata Benny.
Bisnis Anjlok karena Pandemi
Bisnis yang dijalani Benny, tidak selalu mulus. Terlebih saat Pandemi Covid-19 pada tahun 2020, penjualannya anjlok mencapai 40 persen sebab pariwisata juga turut terdampak. Sebab, konsumen Tempeman terbanyak adalah turis-turis asing.
Pandemi Covid-19 merubah gaya hidup, yang tadinya banyak masyarakat suka belanja offline mau-mau enggak mau beralih ke online. Itu juga yang mendasari Benny, turut memasarkan produknya ke e-commerce Tokopedia.
“Sejak berjualan online di Tokopedia, omzet bulanan UMKM Bali Tempeman bisa mencapai puluhan juta dengan produk paling laris adalah varian cokelat tempe dan cookies tempe rasa keju,” jelas Benny.
Untuk meningkatkan transaksi di Tokopedia, UMKM Bali Tempeman menggunakan berbagai fitur, seperti flash sale, promo buy 1 get 1, TopAds dan Wawasan Pasar.
“Fitur Wawasan Pasar sangat bermanfaat bagi penjual karena kita bisa tahu produk terpopuler yang sedang banyak dicari pembeli di wilayah tertentu. Hal ini membantu kami untuk melakukan riset dan inovasi produk agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar,” tutup Benny.
Selain turis-turis internasional, Benny mengakui konsumen terbanyak adalah perempuan.
"Dominasi cewek, anak Jaksel anak muda karena suka ngemilkan," katanya.
Strategi Tokopedia Tingkatkan UMKM
Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega mengatakan pihaknya terus menggencarkan inisiatif Hyperlocal yang mengusung teknologi geo-tagging agar UMKM di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Bali, punya kesempatan yang sama untuk menciptakan peluang bisnis lewat pemanfaatan teknologi.
Hyperlocal Tokopedia terdiri dari berbagai manifestasi, salah satunya Kumpulan Toko Pilihan (KTP) yang merupakan halaman kurasi produk penjual terdekat dari lokasi pembeli.
"KTP mempermudah penjual, termasuk di Bali, menjangkau pasar di wilayah sekitarnya. Selain itu, ada Tokopedia NYAM!, halaman kurasi produk makanan dan minuman dari pelaku usaha di Indonesia termasuk UMKM," kata Antonia.
Tingkatkan Transaksi 7 kali lipat
Beberapa kategori produk paling laris di Tokopedia selama semester I 2023, antara lain Rumah Tangga, Fesyen, Otomotif, Olahraga dan Hobi, serta Kebutuhan Sehari-hari atau Groceries , baik secara nasional maupun khusus di Bali.
Di Bali, produk makanan dan minuman, seperti tahu susu, wortel dan tempe adalah yang paling banyak dibeli melalui Tokopedia sepanjang semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 7 kali lipat.