Kisah Benny Santosa Sukses Jadi Pengusaha Olahan Tempe Modal Rp3,5 Juta
Benny mengaku bahwa produksi tempenya tak terlalu berpengaruh oleh adanya pembatasan mobilitas masyarakat saat pandemi Covid-19.
Benny bercerita bahwa bisnis tempe yang digelutinya tanpa sengaja. Saat sekolah, dia pernah diajak membuat tempe, namun tak terealisasi.
Kisah Benny Santosa Sukses Jadi Pengusaha Olahan Tempe Modal Rp3,5 Juta
Kisah Benny Jadi Pengusaha Tempe
Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi dengan tempe. Tempe merupakan salah satu makanan diolah dari kedelai menjadi favorit sebagian orang. Namun, siapa sangka olahan dari tempe juga bisa divariasikan dengan berbagai macam rasa. Pria asal Solo, Benny Santosa berhasil menjadi pengusaha sukses berkat tempe. Bahkan dia memiliki usaha tempe bernama INI Tempe. Benny merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali di Nusa Dua.
Awal Mula Berdirinya Bisnis Tempe
Benny bercerita bahwa bisnis tempe yang digelutinya tanpa sengaja. Saat sekolah, dia pernah diajak membuat tempe, namun tak terealisasi. “Jadi awalnya itu bisnis tempe nggak sengaja, ketika dulu sekolah itu kita pengen buat tempe tapi nggak jadi-jadi. Itu saya terngiang-ngiang sampai 3 tahun penasaran banget. Dulu yang saya tahu kan dulu tempe polosan saja tuh," ujar Benny dikutip dari Youtube Program BaliTV.
Dia mengatakan, ide awal membuat olahan tempe itu sebenarnya sudah ada saat tugas akhir kuliah dengan membuat produk olahan tempe rasa keju.
"kebetulan kuliahnya kuliner manajemen trus tugas akhirnya buat tempe," tuturnya.
Tak Langsung Dirikan Usaha
Namun demikian setelah lulus kuliah, dia sempat bekerja di hotel dan restoran di Bali. Kendati demikian, karena memang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, akhirnya Benny keluar dari tempat kerja dan mencoba untuk memproduksi tempe. Dengan bermodal uang Rp3,5 juta, dia nekat untuk membeli mesin pengolahan tempe. "Setelah lulus bekerja di restoran, kita fokuskan ke tempe," imbuh Benny.
Tentu dalam pembuatan tempe pun tidak semudah membalikan telapak tangan. Benny mengaku bahwa dirinya sempat gagal karena tempe buatannya tak bertahan lama.
"Kita mulai produksi itu sejak 2016, kemudian pada tahun 2017 itu mengalami kendala, tempe yang dibuat hanya bertahan 3 hari di suhu ruangan, dan satu minggu di dalam kulkas," ungkapnya.
Pembuatan tempe yang cukup panjang. Dibutuhkan sekitar 5 hari untuk bisa menjadi tempe, karena proses fermentasi tak seperti memuat tahu yang hanya cukup dalam satu hari
"Nah awalnya kita manual, jadi 1 Kg kedelai itu kita harus remas, nah kita remas 1 Kg butuh 45 menit setiap hari. selama dua bulan kita melakukan itu," lanjut pengusaha tempe itu.
Pendistribusian tempe-tempe original itu kemudian dia pasarkan ke hotel, restoran hingga cafe-cafe di Bali pada saat itu. Namun, setelah berjalan lama bisnis tempe original ini, dia berpikir bahwa tempe-tempe yang tidak terjual bisa dijadikan olahan dengan daya tahan yang lama. Tak lama dari itu, akhirnya dia membuat INI Tempe Cookies, itu adalah produk tempe olahan pertama yang dimiliki Benny. "Ini rasanya ada cokelat, tapi dominan coklat rasanya. Rasa tempenya tidak berasa, tapi kita menggunakan bahan dasarnya tempe," terang pria asal Solo ini.Tak Terpengaruh Pandemi
Selama pandemi Covid-19 kemarin, Benny mengaku bahwa produksi tempenya tak terlalu berpengaruh adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Justru antusias masyarakat terhadap produk tempe olahan itu malah meningkat. Menurutnya, banyak orang yang ingin mencoba beralih ke pola hidup sehat, mereka ingin mencari sesuatu yang baru, penasaran dengan tempe rasa baru. "Nggak ada permasalahan sih sejauh ini aman," tegasnya.
Harga Tempe
Lebih lanjut untuk tempe organik dia menjual dengan harga Rp1.500 hingga Rp8.000 karena ukuran yang berbeda-beda.
Sedangkan produk olahan INI Tempe dibanderol Rp27.000 sampai Rp37.000
"Kita jualnya dari Rp1.500 sampai Rp8.000 beda ukuran, kualitas cara pembuatan beda karena sangat higienis," tutupnya.