Pria 26 Tahun Nekat Bisnis Tempa, Kini Omzet Bisa Tembus Hingga Rp100 Juta per Bulan
Benny pun ingin berinovasi dan mulai menggali potensi tempe lebih dalam lagi.
Dia berinovasi membuat produk unik dari olahan tempe yang dinamai dengan Ini Tempe Bali, dan berani memperkenalkan produk lokal ke turis asing.
Pria 26 Tahun Nekat Bisnis Tempa, Kini Omzet Bisa Tembus Hingga Rp100 Juta per Bulan
Pria 26 Tahun Nekat Bisnis Tempa, Kini Omzet Bisa Tembus Hingga Rp100 Juta per Bulan
Berani berinovasi dan berjuang dengan semangat yang tinggi menjadi salah satu kunci mencapai kesuksesan. Percayalah, dengan menerapkan kunci tersebut seseorang pasti bisa meraih kesuksesan bahkan di tengah tantangan yang sangat hebat.
Hal itu dibuktikan Benny. Dia berinovasi membuat produk unik dari olahan tempe yang dinamai dengan Ini Tempe Bali, dan berani memperkenalkan produk lokal ke turis asing.
Melansir dari akun Youtube SemogaSukses yang diupload pada Oktober 2021 lalu, Benny Santoso atau yang akrab disapa Benny adalah sosok pemuda berusia 26 tahun yang berasal dari daerah Solo kemudian merantau ke Bali pada tahun 2013.
Awal mula usahanya, ketika Beni mendapatkan ide dari proyek kuliah yang pernah dia lakukan yaitu membuat tempe rasa keju.
Memadukan latar belakang pendidikan di bidang kuliner dan pengetahuannya dari pengalaman kerja di berbagai restoran dan hotel, serta menyadari banyaknya orang asing yang terkesan dengan produk lokal Indonesia.
Benny pun ingin berinovasi dan mulai menggali potensi tempe lebih dalam lagi.
"Ternyata banyak orang hotel tuh yang interest dengan produk lokal kayak 'kamu nggak usah belajar Western atau yang lain dulu, pelajari dulu rulenya kamu' resep-resep Indonesia terutama bahan-bahan lokal," Ucap Benny dikutip dari Youtube SemogaSukses pada, Rabu(5/6).
Dengan modal sekitar Rp10 juta untuk membeli peralatan dan bahan baku di Bali, Benny bereksperimen mulai membuat produk dengan bahan dasar tempe.
Benny memulai perjalanan bisnis tempenya, berkali-kali dia membuat percobaan namun gagal. Salah satunya saat dia mencoba membuat tempe dari 25 kilogram kedelai yang malah harus dibuang karena hasilnya tidak sesuai harapan.
Menemukan cara agar tempe bisa lebih tahan lama tanpa mengurangi kualitas, menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Benny. Meski begitu, Benny tidak mau menyerah. Dia terus mencari solusi untuk memperpanjang masa simpan tempe.
"Semua usaha itu ada risiko, tapi gimana kita ngembangin solusinya, mencari solusi dari suatu masalah itu yang paling penting banget sih," ucap Benny.
Setelah melewati beberapa tahapan, seperti proses produksi tempe yang memakan waktu lima hari, perendaman kedelai selama dua hari, pencucian, perebusan, dan fermentasi, yang dijalankan dengan ketat untuk menjaga konsistensi kualitas. Usaha kerasnya perlahan membuahkan hasil.
Benny berhasil menemukan solusi bahkan berinovasi menciptakan berbagai produk unik berbahan dasar tempe, seperti cookies tempe, tempe protein bar, dan bahkan coklat tempe.
merdeka.com
Produk-produk ini tidak hanya menarik perhatian konsumen lokal, tetapi juga mulai diminati oleh pasar internasional.
Berkembangnya usaha tempe Benny, bukan berarti tantangan bisnisnya berhenti di sana. Pada Tahun 2020, pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan baru. Penjualan offline produk tempe Benny menurun drastis, terutama di Bali.
Mencari cara agar bisnisnya tetap bertahan, Benny beralih ke platform online, dan belajar tentang pemasaran digital dari nol. Benny yang pandai membaca peluang, mulai memanfaatkan konten media sosial, marketplace, dan website untuk memasarkan produknya.
Tidak disangka, peralihan dari offline ke online memberikan dampak yang yang lebih baik bagi usahanya.
"Untuk penjualan saat ini lebih banyaknya ke arah online setiap hari enggak tentu karena kita pengiriman online maupun ritel tapi untuk produksi kita biasanya produksi untuk snack lebih sampai 200 perhari dan produksinya tiap hari beda-beda," ucapnya.
Selama menjalani bisnis, Benny memegang prinsip dan filosofi hidup 3P+1A yaitu Passion (gairah), Persistence (daya juang), dan Patience (kesabaran), serta 1A, Adaptability (kemampuan beradaptasi).
Benny percaya bahwa memiliki hasrat dalam menjalani usaha, semangat juang yang tinggi, kesabaran, dan kemampuan beradaptasi dengan situasi adalah kunci utama keberhasilan.
merdeka.com
Upaya ini membuahkan hasil yang luar biasa, peningkatan penjualannya bisa mencapai Rp90-Rp100 juta per bulan.
Saat ini, produk-produk Benny sudah tersebar di ritel, marketplace, dan bahkan telah memasuki hotel-hotel ternama. Produk best sellernya itu ada kue kering tempe, kripik tempe, tempe protein ball, tempe instan, coklat tempe, dan tempe mentah.
Benny juga beberapa kali memenangkan lomba dan kerap mengadakan workshop internasional, seperti di Ubud Writers & Readers Festival, yang dihadiri oleh peserta dari berbagai negara.
Selain itu, dia memiliki visi untuk menciptakan pusat wisata edukasi di Bali, di mana orang bisa belajar membuat dan mengolah tempe, dan berharap bisa terus menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan mengembangkan produk lokal.