Mahasiswi Asal Vietnam Ini Berhasil Lulus UGM dengan Predikat Cumlaude, Begini Kisahnya
Berkuliah di Indonesia merupakan keputusan besar dalam hidupnya.
Berkuliah di Indonesia merupakan keputusan besar dalam hidupnya.
Mahasiswi Asal Vietnam Ini Berhasil Lulus UGM dengan Predikat Cumlaude, Begini Kisahnya
Pada Rabu (22/5) lalu, sebanyak 1.423 mahasiswa UGM menjalani prosesi wisuda di gedung Grha Sabha Pramana. Salah satu mahasiswa yang menjalani wisuda itu adalah seorang gadis asal Vietnam bernama Vu Minh Anh.
-
Siapa yang mendapatkan beasiswa UGM? Muhammad Arifin Ilham (18), punya tekad besar untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Butuh biaya besar untuk mewujudkan tekad Ilham. Padahal ia berasal dari keluarga yang kurang mampu.
-
Siapa yang meraih predikat cumlaude? Artis yang menawan ini sukses memperoleh gelar cumlaude dengan IPK 3,76, yang jelas mencerminkan dedikasi dan usaha kerasnya selama ini.
-
Bagaimana anak kurang mampu bisa kuliah di UGM? Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Kenapa Mia bisa lulus kuliah di usia muda? Ia bercerita bisa lulus di usia 20 tahun karena saat masuk kuliah ia masih berusia 16 tahun. Hal ini dikarenakan saat SMA ia mengikuti program akselerasi sehingga bisa lulus selama dua tahun.
-
Bagaimana Made Emilia Cahyati kuliah di UGM? Kini ia berhasil menempuh pendidikan di Prodi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
-
Bagaimana Putri Ariani diterima di UGM? Penyanyi yang pernah meraih juara empat di ajang America’s Got Talent (AGT) ini diterima kuliah di Fakultas Hukum melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) di bidang seni.
Ia berhasil diwisuda setelah menyelesaikan pendidikan S1 jalur International Undergraduate Programs (IUP) International Relations Fisipol UGM.
Atas keberhasilannya, Vu Minh mengaku senang dan bangga bisa menyelesaikan studi di UGM. Ia masih ingat waktu dulu memutuskan berkuliah di Indonesia merupakan keputusan besar dalam hidupnya.
Apalagi waktu awal-awal ia mengalami kesulitan bahasa dan perbedaan budaya sehingga ia tidak bisa berinteraksi dengan banyak orang. Namun semasa kuliah itulah ia mendapat teman baru lintas negara yang selalu mendukungnya.
Soal pillihannya untuk berkuliah di UGM, Vu Minh mengaku pada awalnya ia mendapat informasi tentang UGM dari kerabat keluarganya. Sebab mereka pernah bekerja dan tinggal di Indonesia selama beberapa tahun.
“UGM menjadi universitas yang direkomendasikan karena dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang membuka program beasiswa,” ujar Vu Minh dikutip dari Ugm.ac.id.
Setelah itu Vu Minh mencari tahu tentang beasiswa UGM. Ia pun ikut mendaftar dan akhirnya diterima di jalur IUP program studi Hubungan Internasional. Beasiswa yang diperoleh Vu Minh adalah Fisipol UGM ASEAN+1 Scholarship Program (FIAS).
“Waktu itu saya melihat tawaran meliputi pembiayaan penuh pendidikan, uang saku bulanan, dan studi kultural. Jadi saya memutuskan untuk mengambil kesempatan itu,” kata Vu Minh.
Kesempatan Berharga
Bagi Vu Minh, belajar di luar negeri merupakan kesempatan berharga yang tidak bisa semua orang dapatkan. Bahkan tidak semua universitas internasional punya standar untuk menerima mahasiswa asing. Oleh karena itu ia bangga bisa lulus sebagai mahasiswa Fisipol UGM.
“Fisipol UGM paling banyak menerapkan pembelajaran liberal. Semua dosen di sini siap mendampingi saya. Staf-staf di sini juga melayani dengan baik. Dan fasilitas yang ditawarkan juga tersedia kapanpun saya butuh,” kata Vu Minh dikutip dari Ugm.ac.id.
Semua program orientasi di Fisipol UGM juga membantu Vu Minh untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan pembelajaran baru, tempat tinggal baru, dan teman baru. Ia juga senang bisa melakukan kegiatan lain, seperti pengabdian masyarakat dan program kebudayaan.
“Sangat bersyukur dan senang bisa belajar di sini, dan saya merekomendasikan Fisipol UGM kepada teman-teman jika ingin belajar di Indonesia,” pungkasnya.