Flare dalam Fotografi, Begini Cara Mendapatkannya
Flare bisa muncul dalam bentuk lingkaran, cincin, semburan bintang, atau bahkan kabut.
Flare bisa muncul dalam bentuk lingkaran, cincin, semburan bintang, atau bahkan kabut.
Flare dalam Fotografi, Begini Cara Mendapatkannya
Flare dalam dunia fotografi bukan lagi sekadar gangguan atau kesalahan yang tak diinginkan.
Sebaliknya, flare kini menjadi pilihan gaya yang disengaja yang dapat digunakan oleh para fotografer untuk menciptakan hasil yang memukau. Flare bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti lingkaran, cincin, semburan bintang, atau bahkan kabut yang menghiasi seluruh gambar.
-
Apa arti dari flare? Flare adalah sebuah suar atau alat pemancar cahaya yang berasal dari api. Flare juga dipahami sebagai alat nyala api, suluh, atau pelita.
-
Bagaimana cara menghasilkan foto jurnalistik bagus? “Fotografer tidak bisa mengandalkan faktor keberuntungan saja. Ketepatan menangkap momen, persiapan, pengetahuan, dan pendekatan di lapangan akan sangat membantu menghasilkan foto jurnalistik yang bagus,“ kata Arbas, Minggu (16/7).
-
Kenapa orang pakai flare? Flare adalah sebuah alat yang efektif untuk menandakan adanya bahaya dan menunjukkan posisi.
-
Bagaimana cahaya membuat fatamorgana? 'Ketika cahaya bergerak melalui material yang sama, biasanya cahaya bergerak dalam garis lurus,' jelas Xin Tong, mahasiswa doktoral pencitraan optik di Institut Teknologi California. Akan tetapi, ketika cahaya bertemu dengan material yang berbeda, cahaya akan berbelok ke arah kepadatan yang lebih tinggi. Pada jalan raya di siang hari yang terik, ketika permukaan dan udara di sekitarnya lebih hangat daripada udara di atasnya, seseorang harus berada di atas lapisan udara yang lebih hangat untuk dapat melihat fatamorgana. Cahaya yang datang dari atas akan melengkung ke atas menuju udara yang lebih dingin.
-
Gimana cara aman pakai flare? Pertama, harus dipahami terlebih dahulu bahwa fungsi flare adalah untuk menunjukkan posisi dan tanda dari sebuah bahaya.
-
Fuji pakai apa di pemotretan? Kali ini, Fuji berdandan cantik dengan mengenakan outfit serba putih dan menambahkan pita senada sebagai hiasan rambutnya.
Itu bukan lagi kesalahan teknis, melainkan elemen artistik yang bernilai tinggi.
Flare dalam fotografi memiliki kemampuan untuk menambahkan kelembutan pada potret dengan cahaya latar, memperjelas subjek lanskap, atau menciptakan tampilan sinematik yang bermandikan sinar matahari secara alami.
Melansir dari laman website resmi Adobe, pada Kamis (7/9/2023).
Flare dalam fotografi dapat memberikan karakteristik unik pada gambar, seperti cahaya yang berkilauan atau aura dramatis.
Sekitar beberapa dekade yang lalu, flare sering kali dianggap sebagai kecelakaan yang disebabkan oleh cacat pada lensa kamera.
Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan ini telah berubah drastis. Fotografer kini sengaja mencari flare untuk menciptakan efek visual yang menarik.
Bagaimana cara mendapatkan flare dalam fotografi?
"Flare tercipta ketika cahaya yang tidak membentuk gambar memasuki lensa dan mengenai sensor digital," dikutip dari laman website resmi Cambridge in Colour.
1. Bidik Sinar Matahari
Salah satu metode yang paling umum adalah dengan membidik langsung ke matahari atau sumber cahaya lainnya.
Ketika sinar matahari atau cahaya tersebut memasuki lensa, flare akan muncul dalam gambar.
Namun, Anda juga bisa mengontrol flare dengan menggunakan filter seperti filter UV, polarizer, atau filter densitas netral.
Filter ini membantu mengatur cahaya yang masuk ke lensa, memungkinkan fotografer mencapai efek flare yang diinginkan.
Menurut fotografer berpengalaman, Martha Galvan, salah satu hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah memotret dari berbagai sudut yang berbeda.
Cara ini, dapat mengevaluasi mana yang berhasil dan mana yang tidak dalam menciptakan flare sesuai dengan visi. Kreativitas dalam mengeksplorasi flare adalah kunci untuk menghasilkan hasil yang memukau dalam fotografi.
Selain lensa yang digunakan, flare juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti focal length dan aperture.
2. Focal Length
Focal length dapat menciptakan lebih banyak efek silau matahari.
3. Aperture
Sementara aperture yang lebih lebar akan membuat matahari terlihat lebih besar dan memberikan efek suar lensa yang lebih lembut.
Waktu yang Tepat
Tak hanya itu, waktu pengambilan gambar juga memengaruhi kemunculan flare.
Pada saat matahari terbit atau terbenam, yang dikenal sebagai "jam emas" di kalangan fotografer, matahari berada pada posisi lebih rendah di langit.
Pada saat-saat ini, lebih mudah untuk menangkap matahari dalam bingkai gambar, menciptakan efek flare yang memukau.