Jam kerja padat merusak pola makan karyawan?

Merdeka.com - Jam kerja padat membuat karyawan tak sempat makan siang dengan layak. Benarkah? Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah karyawan di Inggris saat ini hanya menghabiskan waktu 20 menit untuk istirahat makan siang setiap harinya.

Sementara itu, penelitian lain oleh New York Bakery Co menunjukkan bahwa karyawan Inggris saat ini memilih untuk mengonsumsi camilan saja selama lima kali sehari. Mereka juga sering melewatkan makan malam dan mengonsumsi makan siang mereka di meja kerja.

Para karyawan ini hanya menghabiskan kurang dari 35 jam per tahun untuk makan malam secara formal di meja makan. Sementara itu satu dari 10 karyawan mengakui mereka tak punya waktu untuk sarapan.

"Kebanyakan orang melakukan sarapan di jalan dengan mengambil kopi atau muffin. Ketika makan siang, seringkali mereka makan hot dog atau bagel di jalan," kata profesor Christopher Bigsby dari American Studies, University of East Anglia.

Gaya hidup dan pekerjaan yang padat dianggap memiliki andil munculnya tren makan dan istirahat yang tak baik ini.

"Kami menduga bahwa karyawan di Inggris telah memiliki gaya hidup yang sibuk dan semakin sibuk dengan pekerjaan mereka," kata Simon Foster, pemilik New York Bakery Co, seperti dilansir oleh Times of India (17/09).

Meski tren ini masih marak di Inggris, namun tak mustahil akan merambah Indonesia. Sebelum itu terjadi, pastikan Anda selalu bisa membagi waktu antara pekerjaan dan kebutuhan fisik Anda sehari-hari. Jangan sampai waktu bekerja yang padat pada akhirnya akan merusak gaya hidup dan pola makan Anda.