Pengelolaan Limbah Sangat Efektif, Swedia sampai Harus Impor 800.000 Ton Sampah
Merdeka.com - Belakangan ini, limbah telah menjadi masalah serius bagi setiap negara. Tidak hanya menciptakan polusi, limbah yang tidak diproses juga menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana yang dapat mempercepat pemanasan global.
Namun, sampah bukan jadi masalah besar di Swedia. Pemerintah negara ini melakukan revolusi total terhadap sistem pengelolaan limbahnya. Mereka mengolah lebih dari 50 persen limbah menjadi energi listrik.
Ratusan ribu apartemen, rumah, dan gedung di Swedia menggunakan listrik yang bersumber dari limbah. Karena terlalu sedikit sampah yang bisa diolah menjadi energi listrik, negara ini sampai harus impor sampah dari negara lain.
-
Mengapa rumah potong hewan mengolah limbah? Sebelumnya, ide ini muncul usai keberadaan limbah diprotes warga. Pengelolaan limbah ini menimbulkan keresahan karena memunculkan bau tidak sedap.
-
Dari mana saja sumber limbah cair? Terdapat beberapa sumber utama pencemaran air di seluruh dunia. Pertama adalah aktivitas pertanian.
-
Siapa yang membersihkan limbah? Pada Minggu (4/6) lalu, sejumlah aktivis bersama warga membersihkan limbah busa tersebut.
-
Bagaimana cara bank sampah mengelola sampah? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan. 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Di mana saja sumber polusi udara di dalam ruangan? Ini termasuk barang-barang seperti furnitur, kompor gas, produk pembersih, cat, dan karpet.
800.000 Ton Limbah Impor untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
kantor pusat dan pusat pembangkit listrik Sysav yang meliputi fasilitas pembakaran limbah dan kremas © Wikimedia Commons/David Castor
Swedia menghasilkan rata-rata 467 kg limbah per orang dan hampir 4,4 juta ton limbah rumah tangga dihasilkan setiap tahunnya. Sementara sebagian dari sampah ini diolah melalui daur ulang dan pembakaran, separuhnya dibawa ke fasilitas pengolahan limbah untuk diubah menjadi listrik.
Saat ini, Swedia punya 34 pabrik pengolahan limbah menjadi energi listrik. Negara ini juga mengimpor hampir 800.000 ton limbah dari Inggris, Norwegia, Italia, dan Irlandia.
Dilaporkan oleh The New York Times (8/4/2022), 34 pembangkit listrik tenaga sampah di Swedia memasok panas untuk 1.445.000 rumah tangga dan menyediakan pasokan listrik untuk 780.000 rumah tangga. Angka-angka ini sangat mengesankan mengingat populasi penduduk Swedia yang berjumlah sekitar 10 juta orang.
Negara Paling Hijau dan Berkelanjutan
pemandangan kota Stockholm, Swedia © pixabay.com/12019
Swedia disebut sebagai salah satu negara paling "hijau" dan berkelanjutan di dunia. Negara di Eropa Utara ini telah menjadi teladan bagi negara-negara lain berkat upaya sukses mereka dalam mengelola sampah, mengurangi emisi, dan menggunakan sumber energi terbarukan.
Dilansir Earth.org (26/5/2022), sekitar 60 persen sampah dunia berakhir di tempat pembuangan sampah. Namun, lain halnya dengan Swedia. Hanya 1 persen limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Sejak tahun 1990-an, pemerintah Swedia telah menerapkan serangkaian kebijakan yang efektif untuk mengurangi limbah, meningkatkan kesadaran di kalangan produsen dan warga untuk membuang sampah dengan benar, dan mengurangi emisi secara signifikan.
Setiap pabrik dan bisnis bertanggung jawab atas semua biaya yang terkait dengan pengumpulan dan pembuangan produk mereka. Pembuangan sampah diatur dengan sistem yang ketat. Setiap rumah tangga diminta untuk menerapkan "biaya limbah" berdasarkan berat sampah yang dihasilkan untuk mendorong mereka melakukan daur ulang.
Buat mempermudah upaya warga dalam membuang dan mengolah sampah, pusat pengumpulan sampah dibangun di setiap kompleks perumahan. Jaraknya tak boleh lebih dari 300 meter. Hasilnya, tingkat daur ulang di Swedia melonjak dari 38% menjadi 99% sejak tahun 1975.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaDalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaVolume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertamina melalui 121 program Sampah Kita telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton.
Baca SelengkapnyaJokowi tekankan pentingnya sistem ini dalam menjaga lingkungan dan kualitas air untuk masa depan Kota Pekanbaru
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca SelengkapnyaSingapura dinobatkan sebagai salah satu negara terbersih di dunia. Ternyata, Singapura memiliki sederet sistem yang mengatur soal pembuangan limbah.
Baca SelengkapnyaLimbah rumah tangga sering dianggap sebagai masalah yang harus diatasi, tetapi jika dikelola dengan baik, limbah ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan.
Baca SelengkapnyaPLN memfasilitasi SIG untuk menghadirkan industri hijau melalui sumber EBT dalam operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik SIG.
Baca SelengkapnyaTPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif program Banyuwangi Hijau.
Baca SelengkapnyaSebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
Baca Selengkapnya