Rajin cosplay pertanda kurangnya percaya diri?
Merdeka.com - Kegiatan cosplay atau 'costume play' semakin marak di Indonesia. Tak sedikit pula anak muda, bahkan orang dewasa, yang menjadikan kegiatan berpakaian, berdandan, dan mengenakan aksesoris menyerupai karakter anime ini sebagai hobi.
Ketika melakukan cosplay, para cosplayer dituntut untuk mampu 'menduplikasi' karakter yang mereka bawakan semaksimal mungkin. Bahkan, demi menghidupkan karakter anime tersebut, para cosplayer harus menanggalkan identitas mereka untuk sementara waktu.
Lalu, apakah hal ini berdampak pada identitas diri si cosplayer sendiri?
-
Siapa yang rentan terhadap sindrom impostor? Generasi ini mengalami globalisasi dan perkembangan teknologi. Mereka cenderung idealis, kreatif, dan kolaboratif. Mereka juga memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan lingkungan mereka. Mereka rentan terhadap sindrom impostor, yaitu merasa tidak pantas atau tidak kompeten meskipun telah berhasil.
-
Siapa yang sering terpengaruh rasa percaya diri? Anak-anak yang sering merasa minder dan kurang percaya diri biasanya terkait dengan rendahnya harga diri.
-
Bagaimana cara mengetahui seseorang yang terlalu percaya diri? Orang yang tidak sepintar yang mereka kira seringkali terlalu percaya diri. Mereka percaya bahwa semua yang mereka lakukan benar.
-
Siapa yang bisa alami impostor syndrome? Dilansir dari Verywell Mind, impostor syndrome dapat memengaruhi siapa saja, terlepas dari status sosial, latar belakang pekerjaan, tingkat keahlian, atau tingkat pendidikan mereka.
-
Apa tanda utama rendahnya self esteem? Orang dengan self esteem rendah sering merasa tidak yakin dengan kemampuan dan kualitas diri mereka.
-
Siapa yang mungkin mengalami inferiority complex? Biasanya, seseorang yang mengalami inferiority complex merasa tidak kompeten atau tidak memadai dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal pekerjaan, hubungan pribadi, maupun pencapaian akademis.
"Selama duplikasi masih dalam batas normal, artinya dia bisa beradaptasi dengan baik. Namun itu jika dia hanya meniru semampunya, tidak berlebihan," jelas Ardhiana Puspitacandri, M. Psi, seorang psikolog. "Namun ketika menginternalisasikan karakter dalam dirinya secara berlebihan, seseorang bisa saja tak memahami konsep diri dan kehilangan jati diri," tambahnya.
Dari sisi psikologis, Ardhiana menjelaskan bahwa pada dasarnya adaptasi semacam ini bisa menjadi indikasi kurangnya rasa percaya diri seseorang, sehingga dia berusaha menduplikasi karakter lain.
"Mungkin dengan menampilkan citra diri apa adanya dia tak merasa percaya diri. Sebagai kompensasinya dia mencoba menduplikasi tokoh lain yang sudah pasti disukai banyak orang," ungkap Ardhiana, ketika dihubungi lewat telepon oleh merdeka.com (24/11).
Hal yang berbeda diungkapkan oleh Gilang Ayu, salah satu pendiri komunitas J-Zone Malang. Gilang keberatan jika cosplay dijadikan barometer untuk menunjukkan tingkat percaya diri. Menurutnya sejauh ini cosplayer yang ditemuinya masih dalam tahap normal.
"Cosplay itu ibarat main band buat mereka (para cosplayer), hanya sebagai wadah untuk mengakomodir hobi," ungkap Gilang yang sudah berada di komunitas J-Zone sejak tahun 2005.
Gilang tak menampik jika terdapat beberapa cosplayer yang masih mencari jati diri. Ketika menemukan karakter anime yang disuka, mereka lantas ingin menjadi seperti itu. Namun di sisi lain, Gilang juga menjelaskan bahwa banyak cosplayer yang berprestasi, memiliki predikat bagus, total dalam ber-cosplay, namun tetap percaya diri di dunia nyata, ketika menjadi diri mereka sendiri. (mdk/kun)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Indonesia sendiri, setidaknya terdapat beberapa tren cosplay yang berkembang.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri atau self-esteem yang tinggi penting untuk bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPerempuan yang kini duduk di bangku SMA tersebut berhasil membuat publik terkejut lantaran penampilannya berubah langsing dan semakin cantik.
Baca SelengkapnyaTernyata selain untuk menyalurkan hobi, cosplaying juga bisa jadi sumber penghasilan, lho.
Baca SelengkapnyaBerikut momen seorang bapak yang rela cosplay agar anaknya mau belajar.
Baca SelengkapnyaHobi yang cukup unik milik Kuya dalam hal cinta adalah cosplaying, yang berbeda dari anak selebriti lainnya.
Baca SelengkapnyaPernahkah Anda mengenal istilah impostor syndrome? Istilah ini pada saat ini kembali menjadi perhatian dan penting untuk kita pahami.
Baca SelengkapnyaInferiority complex merupakan kondisi yang ditandai rasa percaya diri yang rendah pada seseorang.
Baca SelengkapnyaViral pria gondrong berkumis cosplay jadi Iis Dahlia lengkap dengan baju yang dipakainya, warganet susah membedakan.
Baca SelengkapnyaAura Kasih tampil menawan dengan cosplay Boa Hancock dari One Piece. Simak penampilan memukau dan totalitasnya di sini.
Baca SelengkapnyaOrang yang mengalami Dunning-Kruger Effect memiliki tingkat kepercayaan diri yang tidak proporsional terhadap keterampilan atau pengetahuannya.
Baca SelengkapnyaLala juga kerap mengunggah foto-foto dirinya dengan berbagai gaya outfit yang beragam, mulai dari princess disney hingga karakter anime.
Baca Selengkapnya