Ternyata 'Facebook' sudah ada sejak abad 16, ini buktinya
Merdeka.com - Kamu pikir Facebook dan Twitter adalah produk dari kecanggihan internet di zaman modern? Ternyata, manusia sudah mengenal jejaring sosial sejak ratusan tahun lalu. Namanya alba amicorum.
Dilansir Viralnova, alba amicorum berasal dari bahasa latin yang berarti 'buku teman'. Buku ini merupakan salah satu sumber informasi bagi para sejarawan mengenai kehidupan nenek moyang kita di masa lalu. Ahli sejarah Belanda Sophie Reinders mengatakan kalau buku ini adalah sarana eksis buat muda-mudi Eropa Utara sejak tahun 1560.
Jejaring sosial kaum bangsawan abad 16 ini umumnya berisi profil si pemilik, catatan pribadi, daftar koneksi profesional, lelucon, puisi, lirik lagu, dan kadang-kadang skandal. Apa pun yang menarik minat si pemilik dapat dimasukkan ke dalam buku.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Bagaimana komunitas ini mengenalkan buku ke anak-anak? Gambar: Liputan6 Sehari-hari mereka berkeliling dari taman ke taman sembari membawa buku agar anak-anak yang bermain bisa pelan-pelan mengenal bahan bacaan yang disukainya.
-
Buku apa yang paling laris di Indonesia? Diterbitkan pada tahun 1936, buku ini membanggakan prestasi luar biasa dengan penjualan lebih dari 15 juta eksemplar dan menjadi salah satu buku terlaris di Indonesia.
-
Apa isi buku bambu kuno itu? Lembaran bambu ini seringkali berisi karya sastra dan buku tentang pertanian dan pengobatan, tapi dalam temuan terbaru ini, sebagian besar merupakan catatan pemerintahan.
-
Kapan buku bambu kuno itu dibuat? Institut Relik Kebudayaan dan Arkeologi Yunnan mengumumkan, ada lebih dari 10.000 lembaran bambu dan kayu kuno yang disebut jiandu, ditemukan di Situs Hebosuo yang berusia lebih dari 2000 tahun.
-
Dimana buku bambu kuno itu ditemukan? Ribuan lembaran tipis bambu (berbentuk persegi panjang yang digulung dan diikat menjadi satu buku) ditemukan di situs arkeologi Hebosuo, Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya.
Photo credit: Sophie Reinders
Muda-mudi pada masa itu kerap saling bertukar alba amicorum. Tujuannya adalah untuk berbagi pesan atau gambar dengan teman dan rekan-rekan. Dengan cara ini mereka bisa bergosip atau berbagi koneksi penting yang berguna untuk masa depan.
Photo credit: Sophie Reinders
Untuk anak laki laki, alba amicorum lebih berfungsi seperti LinkedIn di zaman sekarang. Pada masa itu, para pemuda dikirim ke universitas atau dikenalkan dengan tokoh-tokoh penting. Alba amicorum mereka biasanya berisi daftar kontak, pemikiran para filsuf, cendekiawan, dan seniman yang mereka temui atau prestasi yang berhasil mereka raih.
Photo credit: Sophie Reinders
Sementara bagi para gadis, buku alba amicorum berfungsi seperti Facebook. Kebanyakan gadis remaja saat itu ditugaskan sebagai pelayan di istana agar bisa memasuki lingkaran sosial kelas atas kerajaan. Alba amicorum mereka biasanya berisi koresponden dengan para sahabat atau kekasih atau rincian acara-acara sosial yang mereka hadiri.
Photo credit: Sophie Reinders
Sementara pasangan yang baru menikah biasanya mengkonfirmasi status dengan menulis catatan bersama. Kedengarannya seperti update status hubungan di Facebook, ya?
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaMark Zuckerberg membagikan email pertama yang ia gunakan untuk membuat akun Facebook pada 2004.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang 8 fakta menarik tentang TikTok yang wajib Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaBelakangan platform Kaskus kembali menyita perhatian masyarakat setelah akun Fufufafa diduga menghina keluarga Prabowo Subianto. Yuk nostalgia mengenang Kaskus.
Baca SelengkapnyaMemiliki sejarah panjang dan kompleks pada akhir abad ke-19. Fenomena budaya di Jepang, manga meresap di semua kelompok usia dengan genre. Yuk simak disini!
Baca SelengkapnyaBukti batu api yang dijadikan sebagai anak panah ditemukan di gua Prancis.
Baca SelengkapnyaSimbol "like" bergambar jempol terangkat ke atas ini kita temui di media sosial yang kita klik jika menyukai unggahan seseorang.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengira, singkatan yang digunakan manusia, terjadi saat era smartphone mulai booming.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah cara dan teknologi yang dipakai umat manusia berkomunikasi dari zaman Mesir Kuno hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaIlmuwan meneliti 13 kerangka remaja manusia purba yang ditemukan di tujuh situs arkeologi.
Baca SelengkapnyaKetahui informasi dan beberapa langkah mudah untuk login ke Facebook Web ini.
Baca SelengkapnyaArkeolog meyakini, sebelumnya wilayah ini telah berkembang dan ditinggalkan pada tahun 1600 SM.
Baca Selengkapnya