Tren Baru Operasi Bibir Vagina, Benarkah Bisa Bikin Perempuan Lebih Sehat Mentalnya?
Benarkah tren baru operasi bibir vagina bisa meningkatkan kesehatan mental wanita? Ternyata ini faktanya.
Operasi labiaplasty atau dikenal juga dengan sebutan "desain vagina" kini tengah menjadi tren baru dalam dunia estetika perempuan. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk labia, terutama labia minora, dengan cara menghilangkan jaringan berlebih. Meskipun terlihat seperti prosedur kosmetik, banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa operasi ini tidak hanya aman dari sisi fisik, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental perempuan.
Menurut tinjauan terbesar yang dipublikasikan dalam Aesthetic Surgery Journal, para peneliti menemukan bahwa operasi labiaplasty tidak hanya aman, tetapi juga mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan mental perempuan yang menjalani prosedur tersebut.
Peningkatan Permintaan dan Alasan Operasi
Tren ini tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya kesadaran perempuan terhadap penampilan area intim mereka. Seperti halnya tas desainer yang dianggap mampu meningkatkan penampilan luar, operasi estetika ini menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memperbaiki citra tubuhnya. Usha Rajagopal, seorang ahli bedah plastik bersertifikat, mengonfirmasi bahwa permintaan terhadap prosedur labiaplasty telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Sejak tahun 1999, saya telah melihat kenyataan peningkatan permintaan untuk prosedur ini," ujar Rajagopal kepada The Post. Data juga menunjukkan adanya peningkatan sebesar 217% dalam permintaan antara 2012 hingga 2017, dan peningkatan tambahan sebesar 20% antara 2017 hingga 2021, terutama di Amerika Serikat.
Wanita yang memilih labiaplasty biasanya memiliki dua alasan utama, yakni fungsional dan estetika. Secara fungsional, beberapa perempuan mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan intim atau saat melakukan aktivitas sehari-hari akibat bentuk atau ukuran labia minora. Dari sisi estetika, banyak wanita merasa kurang percaya diri dengan penampilan area intim mereka.
"Penelitian menunjukkan bahwa selain faktor fungsional, peningkatan kesehatan mental adalah hal yang signifikan," ungkap Levente Sra, profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas Semmelweis. "Dengan mempertimbangkan sejauh mana prosedur ini dapat meningkatkan citra diri dan kehidupan seksual, dokter mungkin juga mempertimbangkan alasan psikologis dalam pengambilan keputusan."
Pengaruh Pasangan dan Keputusan Operasi
Faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah pengaruh dari pasangan. Menurut penelitian, banyak perempuan, terutama yang masih muda, menjalani operasi ini berdasarkan anjuran dari pasangan mereka. Hal ini membuka diskusi tentang pentingnya peran psikolog dalam proses pengambilan keputusan, agar perempuan yang ingin menjalani prosedur ini melakukannya dengan alasan yang benar-benar matang.
"Mereka harus memastikan keputusan ini didasarkan pada kebutuhan pribadi dan bukan hanya tekanan dari luar," tambah Levente Sra. Keterlibatan psikolog dinilai penting untuk membantu perempuan memahami dampak jangka panjang dari prosedur ini.
Tingkat Kepuasan dan Risiko Komplikasi
Sebuah analisis terhadap 3.600 wanita yang menjalani labiaplasty menunjukkan hasil yang sangat positif. Sebanyak 95% dari mereka merasa puas dengan hasil operasi, baik dari segi estetika maupun fungsional. Selain itu, prosedur ini memiliki tingkat komplikasi yang sangat rendah, hanya 0,5%. Jika dibandingkan dengan operasi perubahan warna mata yang memiliki tingkat komplikasi sebesar 92% atau pengencangan bokong Brasil yang mencapai 38%, risiko labiaplasty bisa dibilang sangat kecil.
Namun, penting juga untuk memahami bahwa metode yang digunakan dalam labiaplasty dapat memengaruhi risiko komplikasi. Prosedur yang menggunakan pisau bedah cenderung memiliki risiko lebih tinggi, seperti pendarahan atau pembengkakan. Di sisi lain, metode yang menggunakan frekuensi radio dianggap lebih aman dengan waktu pemulihan yang lebih cepat dan tingkat komplikasi yang lebih rendah.
Meskipun demikian, para ahli mencatat bahwa data terkait penggunaan frekuensi radio dalam labiaplasty masih terbatas, karena metode ini baru mendapatkan persetujuan dan belum banyak digunakan secara luas. "Banyak perempuan mulai menyadari penampilan labia mereka sejak usia dini," jelas seorang ahli. "Jika seorang wanita merasa lebih nyaman dengan tampilan labial yang lebih tidak mencolok dan percaya bahwa perubahan ini dapat meningkatkan kenyamanannya dalam berhubungan intim, maka labiaplasty bisa menjadi pilihan yang tepat."
Tren operasi labiaplasty terus meningkat, didorong oleh kesadaran perempuan akan penampilan tubuh mereka dan keinginan untuk merasa lebih nyaman, baik secara fisik maupun mental. Meskipun operasi ini pada awalnya terlihat sebagai prosedur kosmetik, manfaatnya yang signifikan terhadap kesehatan mental perempuan membuatnya semakin diminati.
Dengan tingkat komplikasi yang rendah dan kepuasan pasien yang tinggi, labiaplasty mungkin menjadi solusi yang layak dipertimbangkan bagi perempuan yang mengalami ketidaknyamanan atau ketidakpuasan terhadap penampilan area intim mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan menjalani operasi ini harus berdasarkan kebutuhan pribadi, bukan semata-mata karena tekanan dari pasangan atau standar kecantikan tertentu.