Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Disodori Amplop Jatah Pejabat, Bung Hatta Berikan pada Masyarakat Papua

Disodori Amplop Jatah Pejabat, Bung Hatta Berikan pada Masyarakat Papua Mohammad Hatta. image.bzlink.us

Merdeka.com - Bung Hatta dikenang karena kejujuran dan integritasnya. Beliau tidak mau mengambil apa yang bukan haknya.

Kisah ini terjadi tahun 1970, saat Bung Hatta mendapat undangan untuk mengunjungi Papua yang dulu bernama Irian. Saat itu Bung Hatta tidak lagi menjabat sebagai wakil presiden.

Kunjungan ke Irian dianggap penting. Alasannya belum pernah sekali pun Bung Hatta mengunjungi Papua setelah kemerdekaan. Sementara dulu di zaman penjajahan, Bung Hatta malah pernah dibuang ke Tanah Merah, Boven Digul.

Diputuskan pula Bung Hatta akan melakukan kunjungan dengan kapasitas sebagai pejabat negara.

Bung Hatta: Saya Tidak Mau Terima!

Awalnya Bung Hatta menolak. Karena ongkos ke Papua cukup besar. Bung Hatta juga tidak punya cukup uang untuk pergi ke sana. Namun setelah berkali-kali dibujuk dan diyakinkan perjalanan ini akan dibiayai pemerintah, Bung Hatta pun menyanggupi untuk terbang ke sana.

Singkat cerita, rombongan Bung Hatta pun sampai ke Jayapura setelah transit lebih dulu di Ujung Pandang. Soemarmo, seorang pejabat di Departemen Penerangan menghampiri Proklamator tersebut sambil membawa amplop.

"Surat apa ini?" kata Bung Hatta spontan saat melihat amplop itu.

"Bukan surat Bung. Uang. Uang saku untuk Bung Hatta selama perjalanan di sini," jawab Soemarmo.

"Uang apa lagi? Bukankah semua ongkos perjalanan saya sudah ditanggung pemerintah? Dapat mengunjungi daerah Irian ini saja saya sudah bersyukur. Saya benar-benar tidak mengerti, uang apa lagi ini?" balas Bung Hatta.

"Uang ini pun dari pemerintah, termasuk dalam biaya perjalanan Bung Hatta dan rombongan ini," Soemarmo mencoba meyakinkan Bung Hatta.

"Tidak, itu uang rakyat. Saya tidak mau terima, kembalikan," kata Bung Hatta tegas.

Soemarmo menjelaskan panjang lebar kalau kunjungan pejabat ke daerah, memang aturannya selalu termasuk uang saku. Uang tersebut sah karena sudah dianggarkan.

Namun Bung Hatta tetap pada pendiriannya. "Maaf saudara, saya tetap tidak mau menerima uang itu. Sekali lagi saya tegaskan, bagaimana pun uang itu harus dikembalikan pada rakyat."

Soemarmo menyadari, percuma berdebat dengan Bung Hatta soal prinsip tersebut. Tak ada gunanya memaksa Bung Hatta. Dia pun kemudian menyimpan kembali amplop itu.

Kisah inspiratif ini ditulis sekretaris pribadi Bung Hatta, I Wangsa Widjaja dalam Buku Mengenang Bung Hatta yang diterbitkan Toko Buku Gunung Agung tahun 2022.

Terharu pada Masyarakat Boven Digul

Dari Jayapura, Bung Hatta kemudian melanjutkan perjalanan menuju Boven Digul. Perjalanan masih sangat sulit karena terbatasnya akses transportasi ke sana.

Di tempat pengasingan dulu, rupanya orang-orang tua di sana masih mengenali Bung Hatta. Rombongan sempat singgah ke rumah seorang pemuka masyarakat yang dulu akrab dengan Bung Hatta.

Bung Hatta tampak terharu melihat itu. Terlebih saat beberapa tokoh masyarakat mengumpulkan para pemuda dan anak sekolah untuk menyambut kedatangan Bung Hatta.

Sambutan masyarakat itu sederhana, namun rupanya sangat bermakna bagi Bung Hatta.

Uang Untuk Rakyat

Saat akan memberikan wejangan, Bung Hatta berbisik pada Soemarmo. "Amplop yang berisi uang tempo hari, apa masih saudara simpan?"

"Masih Bung, tapi buat apa Bung?" tanya Soemarmo heran.

Bung Hatta meminta amplop tersebut. Soemarmo heran, hendak diapakan uang itu? Bukankah kemarin Bung Hatta menolaknya.

Ternyata di akhir wejangannya, Bung Hatta memberikan amplop tersebut pada seorang pemuka masyarakat Boven Digul. "Sebelum saya dan rombongan meninggalkan daerah Digul ini, saya ingin menitipkan sesuatu, Ini sekadar oleh-oleh dari saya untuk masyarakat di sini," kata Bung Hatta.

I Wangsa Widjaja dan Soemarmo yang menyaksikan kejadian itu tercengang. Sama sekali tidak menyangka Bung Hatta akan memberikan amplop tersebut untuk masyarakat.

Saat pulang, Bung Hatta berkata setengah bercanda pada Sumarmo. "Nah, apa yang saya katakan tempo hari terbukti kan? Saudara lihat sendiri, uang itu berasal dari rakyat dan kini telah kembali kepada rakyat."

Kagum pada Bung Hatta

I Wangsa Widjaja mengaku kagum atas sikap Bung Hatta yang menolak amplop jatah pejabat itu. Bung Hatta benar, uang itu adalah uang rakyat dan karena itu tidak layak diterima hanya sekadar sebagai uang saku.

Menurutnya, sikap ini mencerminkan kejujuran Bung Hatta dan memperlihatkan kepolosan pemimpin sejati.

"Pikiran Bung Hatta, orientasinya selalu pada rakyat," kenangnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana

Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.

Baca Selengkapnya
Saat Bung Hatta Takjub dengan Orang Kaya-kaya, Penduduk Asli Merauke Cerdas dalam Berhitung
Saat Bung Hatta Takjub dengan Orang Kaya-kaya, Penduduk Asli Merauke Cerdas dalam Berhitung

Mohammad Hatta menjadi saksi bahwa suku asli Merauke kaya-kaya dan sangat pintar dan cerdas dalam berhitung.

Baca Selengkapnya
Bung Karno Dibuang ke Ende tapi Patungnya Berdiri di Boven Digoel, Gemala Hatta: Kok Bisa?
Bung Karno Dibuang ke Ende tapi Patungnya Berdiri di Boven Digoel, Gemala Hatta: Kok Bisa?

Patung Bung Karno berdiri di gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun Boven Digoel. Keberadaannya dipertanyakan keluarga Bung Hatta.

Baca Selengkapnya
Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta
Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta

Brigadir Jenderal Eddie M Nalapraya Menolak Uang Suap Ratusan Juta Rupiah.

Baca Selengkapnya
Cerita Bung Hatta Kerepotan Bawa 16 Peti Buku Kesayangannya saat Diasingkan ke Boven Digoel
Cerita Bung Hatta Kerepotan Bawa 16 Peti Buku Kesayangannya saat Diasingkan ke Boven Digoel

Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta dikenal sebagai kutu buku. Aktivita sehari-harinya selalu diisi dengan membaca buku.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Wakil Presiden Mohammad Hatta Saat Kunjungan ke Sumatera Barat, Begini Potretnya
Momen Lawas Wakil Presiden Mohammad Hatta Saat Kunjungan ke Sumatera Barat, Begini Potretnya

Wakil Presiden Mohammad Hatta disambut hangat masyarakat di daerah Sumatera Barat saat melakukan kunjungan kerja pada bulan April 1954. Ini momen selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Tokoh Adat Minta Pj Gubernur Orang Papua Asli: Jangan Calonkan dari Pusat, Apalagi Pendatang
Tokoh Adat Minta Pj Gubernur Orang Papua Asli: Jangan Calonkan dari Pusat, Apalagi Pendatang

Untuk posisi Pj gubernur Papua, sejumlah nama sudah beredar sejak dini. Tetapi dari nama yang beredar, tidak ada yang Orang Asli Papua (OAP).

Baca Selengkapnya
Jejak Jenderal Hoegeng di Sumut, Datang Langsung Tolak Suap hingga Berhasil Usut Jaringan Perjudian
Jejak Jenderal Hoegeng di Sumut, Datang Langsung Tolak Suap hingga Berhasil Usut Jaringan Perjudian

Jenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.

Baca Selengkapnya
Hasto Kritik Pemimpin Diminta Urus Food Estate, Malah Membabat Hutan
Hasto Kritik Pemimpin Diminta Urus Food Estate, Malah Membabat Hutan

Hasto juga menyinggung pemimpin yang paham HAM pasti anti dengan korupsi.

Baca Selengkapnya
Hasto Singgung Ciri-Ciri Pemimpin Lupa Nilai Kemanusiaan: Pelanggaran HAM hingga Menculik Aktivis
Hasto Singgung Ciri-Ciri Pemimpin Lupa Nilai Kemanusiaan: Pelanggaran HAM hingga Menculik Aktivis

Hasto menyatakan perilaku menghormati HAM juga dicerminkan dari sikap anti korupsi.

Baca Selengkapnya
Pidato HUT Kemerdekaan RI, Hasto: Kalau Pemimpin Tidak Jujur, akan Ada Karma Politik
Pidato HUT Kemerdekaan RI, Hasto: Kalau Pemimpin Tidak Jujur, akan Ada Karma Politik

Hasto menyampaikan pesan Megawati terkait kriteria pemimpin

Baca Selengkapnya
Hasto Tuding Aparat Negara Intimidasi Pendukung Ganjar-Mahfud di Palu, Solo dan Wilayah Jawa Timur
Hasto Tuding Aparat Negara Intimidasi Pendukung Ganjar-Mahfud di Palu, Solo dan Wilayah Jawa Timur

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan intimidasi terhadap pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md terjadi sejumlah tempat.

Baca Selengkapnya