Sisi Lain Presiden RI: Dari Ngutang Sopir Taksi Hingga Minta Traktir Jenderal TNI
Merdeka.com - Cerita mengenai pemikiran dan sepak terjang Sukarno banyak ditulis di berbagai literasi. Sering pula dijadikan bahan diskusi. Namun jarang yang mengulas kisah sisi lain dari sang proklamator.
Di balik nama besarnya, Sukarno punya sisi lain yang manusiawi. Kisah unik dan menarik, sejak masih terlibat dalam kelompok pergerakan kemerdekaan hingga saat menjadi Presiden. Cerita tentang isi dompet Bung Besar.
Selama hidupnya Bung Karno jarang sekali memegang uang dalam jumlah besar. Jangankan ratusan juta (apalagi miliaran), sekadar uang receh saja kadang tak ada di sakunya. Bung kerap meminta dari ajudan atau sopir.
-
Kenapa Presiden Sukarno sering kekurangan uang? “Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno.
-
Siapa yang sering meminjam uang kepada Presiden Sukarno? “Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno.
-
Apa saja peninggalan Bung Karno di rumahnya? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Bagaimana cara Presiden Sukarno mendapatkan uang untuk makan sate? jika akan pergi ke tukang sate langganan, Bung Karno pasti menemui Mayor Jenderal Ibrahim Adjie, “Djie Coba Beri Aku Uang Seribu Rupiah! Aku Mau Makan Sate Nih…“ Panglima Siliwangi itu sudah dianggap anak sendiri oleh Bung Karno.
-
Apa gaji Presiden Sukarno? Tahun 1960an, Presiden Soekarno Mengaku Gajinya Hanya 220 US Dollar. Jika dikurs hari ini, Bung Karno hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 3,3 juta.
-
Mengapa Tan Joe Hok menolak uang dari Presiden Soekarno? Usai pertandingan Piala Thomas tahun 1961, ia segera kembali ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan studinya. Ia menolak pemberian uang sebesar 1.000 dollar dari Presiden Soekarno. Ia yakin rakyat yang sedang hidup kesulitan lebih membutuhkan uang itu dibandingkan dirinya.
"Tidak aneh jika semua orang yang ada di dekatnya pada suatu kesempatan sering diminta bayarin jika di suatu tempat dia jajan buah-buahan atau makanan yang dia inginkan," kenang Maulwi Saelan, eks Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa.
Minta Traktir Jenderal TNI
Pengakuan mantan pengawal Bung Karno itu dibenarkan mantan Jaksa Agung Priyatna Abdurrasyid. Bung Besar tak segan meminta para bawahannya untuk mentraktir.
Ceritanya, Bung Karno memiliki langganan tukang sate ayam di Jalan Asia Afrika, Bandung. Setiap berkunjung ke kota kembang, Bung Karno pasti menyempatkan diri makan di warung sate itu.
Dalam otobiografinya, Dari Cilampeni ke New York: Mengikuti Hati Nurani (disusun oleh Ramadhan K.H.), Priyatna menceritakan, Bung Karno akan keluar setelah maghrib. Dengan menumpang jeep dan memakai kaos putih oblong, celana pendek dan sandal. Bung Karno didampingi komandan Resimen Tjakarabirawa Brigjen Sabur.
Sebelum pergi, Bung Karno terlebih dahulu menemui Panglima Kodam Siliwangi Mayor Jenderal Ibrahim Adjie di Pakuan. Sesaat melihat wajah Adjie, Bung Karno dari dalam jeep berteriak tanpa ragu-ragu:
"Djie coba beri aku uang seribu rupiah! Aku mau makan sate nih…"
Adjie merogoh saku celananya dan langsung memberikan uang ribuan kepada Bung Karno.
Minta Uang Buat Bayar Utang
Kisah lain datang dari T.D. Pardede, seorang pengusaha nasional asal Medan, pernah menceritakan pengakuan Bung Karno yang memikirkan utang. Itu terjadi di akhir masa jabatan Sukarno. Bung Besar memanggil Pardede.
"Hey Pardede aku butuh duit buat bayar utang dan beli cat," katanya seperti dikisahkan oleh eks ajudannya Mangil Martowidjojo dalam buku Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967.
Tanpa banyak bertanya, Pardede langsung memberikan uang sejumlah USD1.000. Bung Karno justru kaget.
"Apa kurang, Pak?" tanya Pardede.
"Wah, banyak amat!" jawab Bung Karno dengan polosnya.
Ngutang Sopir Taksi
Jauh sebelum menjadi Presiden, Sukarno kerap kesulitan masalah uang. Saat masih sibuk dalam organisasi pergerakan kemerdekaan, Sukarno harus mondar mandir yang tentu mengeluarkan banyak uang.
Seorang sopir taksi bernama Arief menceritakan ketika Bung Karno terpaksa ngutang karena tak mampu membayar ongkos.
"Ngelamun, Bung?" tanya seorang anak muda usia sekira 20-tahunan.
Si Tampan agak terkejut mendengar sapaan tersebut. Begitu menoleh, dia langsung tersenyum senang. Matanya berbinar.
"Ah kamu Arief… Saya cari kamu sedari tadi," kata Bung Karno."Mau kemana, Bung?" tanya anak muda yang dipanggil Arief itu seraya membawa tas besar yang dibawa Si Tampan."Biasa. Mau kemana lagi?" jawab sang pemuda."Ke Gang Kenari?""Iya dong. Kemana lagi… Tapi eeehmm, uang saya pas-pasan. Bagaimana ya?" tanya pemuda itu."Soal uang pas-pasan, jangan dipikirin Bung. Saya tahu orang pergerakan memang pas-pasan hidupnya," jawab Arief sambil menghidupkan mesin mobil.
Arief memang akrab dengan lelaki perlente bernama Sukarno itu. Dia sudah bergaul rapat dengan Si Bung sejak dirinya masih berprofesi sebagai supir taksi pada awal 1930.
Bahkan bisa dikatakan, taksi yang dikemudikan Arief adalah langganan Sukarno jika dirinya tengah berkunjung ke Gang Kenari, kediamannya tokoh pergerakan asal tanah Betawi: Husni Thamrin.
Suatu hari, Arief mengantar Bung Karno dari Gambir ke Gang Kenari. Begitu sampai di tujuan, pintu mobil dibuka dan Bung Karno keluar. Dia kemudian menjulurkan sebagian kepalanya ke dalam mobil lewat kaca jendela depan. Sambil tersenyum dia berkata:
"Rif, biasa…Ngutang dulu ya…""Nggak apa-apa, Bung. Lalu besok dijemput?""Ya besok dijemput juga di tempat ini. Jangan lupa besok pun masih ngutang lagi," ujar Bung Karno seraya menepuk pundak Arief."Bung jangan berkata itu terus. Bikin malu saja.Sampai besok pagi, Bung!" kata Arief sambil menjalankan mobilnya, kembali menuju Stasiun Gambir. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaSebelum beristirahat, Jokowi dan Ma'ruf Amin pun menyempatkan diri untuk bersalaman dengan tamu lainnya yang duduk sejajar.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaHingga tahun 2023, gaji pokok yang diterima Presiden masih berada di jumlah Rp30.240.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaKasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Baca SelengkapnyaPresiden pertama RI Soekarno pernah punya mobil kepresidenan, Buick Limited 8. Dipakai pada 1945-1949.
Baca SelengkapnyaJokowi memiliki 8 kendaraan, antara lain 7 mobil dan 1 motor dengan total Rp 432.000.000.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah pengalaman hidup Panglima TNI sempat pinjam sepeda karena tidak mampu beli.
Baca SelengkapnyaHal itu terlihat saat Pigai keluar dari gerbang Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Baca SelengkapnyaLaksamana Yudo Margono mengungkapkan gaji pertamanya saat menjadi prajurit TNI, hanya bisa dipakai untuk beli satu setel baju dan celana.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca Selengkapnya