Bacaan Doa Surat Yusuf untuk Ibu Hamil Latin dan Artinya
Sebagai usaha untuk mendapat keturunan yang rupawan, surat Yusuf menjadi amalan yang bisa dibaca oleh ibu hamil.
Bagi ibu yang sedang mengandung, tentu mengharapkan bayi yang lahir memiliki paras yang rupawan. Tak hanya itu, orang tua juga pasti ingin anaknya tumbuh dengan akhlak yang baik pula.
Dalam Islam, doa surat Yusuf adalah bacaan yang sering dianjurkan untuk dibaca saat sedang hamil. Selain sebagai penenang hati di masa-masa sulit, surat Yusuf juga dianggap bisa membuat bayi yang lahir memiliki wajah tampan atau cantik.
-
Bagaimana cara membaca doa untuk wanita hamil? Nah bagi Anda atau keluarga yang tengah menanti buah hati, beberapa bacaan berikut ini bisa dilafalkan kapan saja untuk mendapat ketenangan hati.
-
Siapa yang bisa membaca doa untuk wanita hamil? Nah bagi Anda atau keluarga yang tengah menanti buah hati, beberapa bacaan berikut ini bisa dilafalkan kapan saja untuk mendapat ketenangan hati.
-
Apa saja dzikir untuk ibu hamil? Allâhumma-ḫfadh waladî mâ dâma fî bathni zaujatî wa-syfihi antasy-syâfi lâ syifâ’an illâ syifâuka syifâ’an lâ yughâdiru saqaman. Allâhumma shawwirhu fî bathni zaujatî shûratan ḫasanatan wa tsabbit qalbahu îmânan bika wa bi rasûlika. Allâhumma akhrijhu mim bathni zaujatî waqta wilâdatihâ sahlan wa taslîman.
-
Kenapa penting membaca doa bagi wanita hamil? Selain sebagai rasa syukur, membaca doa untuk wanita hamil juga dapat membuat proses kehamilan dapat berjalan dengan lancar hingga akhir nanti.
-
Bagaimana cara menjalankan shalat bagi ibu hamil? Allah SWT telah meringankan kewajiban shalat ini bila hamba-Nya tidak mampu dengan berdiri, maka shalatlah dengan duduk. Apabila duduk juga tidak bisa, maka sholatlah dengan keadaan terbaring.
Dalam artikel berikut ini kami akan sampaikan tentang bacaan doa surat Yusuf untuk ibu hamil yang bisa diamalkan.
Doa Surat Yusuf untuk Ibu Hamil
Surat Yusuf merupakan surat ke-12 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 111 ayat. Tapi untuk ibu hamil, hanya beberapa ayat saja yang perlu dibaca, yaitu ayat 1 sampai 16.
Membaca doa surat Yusuf untuk ibu hamil diyakini dapat membuat bayi yang lahir tampan atau cantik, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara non-fisik, yaitu memiliki karakter yang baik dan berakhlak mulia, seperti halnya Nabi Yusuf. Ini mencerminkan harapan agar anak tidak hanya menarik secara fisik, tetapi juga memiliki integritas dan moral yang tinggi.
Meskipun tidak ada dalil yang secara khusus menyebutkan bahwa membaca Surat Yusuf akan menjamin anak terlahir tampan, banyak orang percaya bahwa amalan ini membawa banyak kebaikan dan berkah, baik untuk ibu maupun bayi yang dikandung.
Berikut adalah bacaan doa surat Yusuf untuk ibu hamil dari ayat 1 sampai 16:
الۤرٰۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِۗ ١
alif lâm râ, tilka âyâtul-kitâbil mubîn
Alif Lām Rā. Itulah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang jelas (arti dan petunjuknya).
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ٢
innâ anzalnâhu qur'ânan ‘arabiyyal la‘allakum ta‘qilûn
Sesungguhnya Kami menurunkannya (Kitab Suci) berupa Al-Qur’an berbahasa Arab agar kamu mengerti.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ اَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ هٰذَا الْقُرْاٰنَۖ وَاِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الْغٰفِلِيْنَ ٣
naḫnu naqushshu ‘alaika aḫsanal-qashashi bimâ auḫainâ ilaika hâdzal-qur'âna wa ing kunta ming qablihî laminal-ghâfilîn
Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu. Sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui.
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ ٤
idz qâla yûsufu li'abîhi yâ abati innî ra'aitu aḫada ‘asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra'aituhum lî sâjidîn
(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya‘qub), “Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya sujud kepadaku.”
قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًاۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ٥
qâla yâ bunayya lâ taqshush ru'yâka ‘alâ ikhwatika fa yakîdû laka kaidâ, innasy-syaithâna lil-insâni ‘aduwwum mubîn
Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi manusia.”
وَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيْكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اٰلِ يَعْقُوْبَ كَمَآ اَتَمَّهَا عَلٰٓى اَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبَّكَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌࣖ ٦
wa kadzâlika yajtabîka rabbuka wa yu‘allimuka min ta'wîlil-aḫâdîtsi wa yutimmu ni‘matahû ‘alaika wa ‘alâ âli ya‘qûba kamâ atammahâ ‘alâ abawaika ming qablu ibrâhîma wa is-ḫâq, inna rabbaka ‘alîmun ḫakîm
Demikianlah, Tuhan memilihmu (untuk menjadi nabi), mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi, serta menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya‘qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakannya kepada kedua kakekmu sebelumnya, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
۞ لَقَدْ كَانَ فِيْ يُوْسُفَ وَاِخْوَتِهٖٓ اٰيٰتٌ لِّلسَّاۤىِٕلِيْنَ ٧
laqad kâna fî yûsufa wa ikhwatihî âyâtul lis-sâ'ilîn
Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌۗ اِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٨
idz qâlû layûsufu wa akhûhu aḫabbu ilâ abînâ minnâ wa naḫnu ‘ushbah, inna abânâ lafî dlalâlim mubîn
(Ingatlah,) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
ࣙاقْتُلُوْا يُوْسُفَ اَوِ اطْرَحُوْهُ اَرْضًا يَّخْلُ لَكُمْ وَجْهُ اَبِيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا مِنْۢ بَعْدِهٖ قَوْمًا صٰلِحِيْنَ ٩
uqtulû yûsufa awithraḫûhu ardlay yakhlu lakum waj-hu abîkum wa takûnû mim ba‘dihî qauman shâliḫîn
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian Ayah tertumpah kepadamu dan setelah itu (bertobatlah sehingga) kamu akan menjadi kaum yang saleh.”
قَالَ قَاۤئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوْا يُوْسُفَ وَاَلْقُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ ١٠
qâla qâ'ilum min-hum lâ taqtulû yûsufa wa alqûhu fî ghayâbatil-jubbi yaltaqith-hu ba‘dlus-sayyârati ing kuntum fâ‘ilîn
Salah seorang di antara mereka berkata, “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir jika kamu hendak berbuat.”
قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَالَكَ لَا تَأْمَنَّ۫ا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنٰصِحُوْنَ ١١
qâlû yâ abânâ mâ laka lâ ta'mannâ ‘alâ yûsufa wa innâ lahû lanâshiḫûn
Mereka berkata, “Wahai ayah kami, mengapa engkau tidak memercayai kami atas Yusuf, padahal sesungguhnya kami benar-benar menginginkan kebaikan baginya?
اَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَّرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ١٢
arsil-hu ma‘anâ ghaday yarta‘ wa yal‘ab wa innâ lahû laḫâfidhûn
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia bersenang-senang dan bermain-main. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.”
قَالَ اِنِّيْ لَيَحْزُنُنِيْٓ اَنْ تَذْهَبُوْا بِهٖ وَاَخَافُ اَنْ يَّأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَاَنْتُمْ عَنْهُ غٰفِلُوْنَ ١٣
qâla innî layaḫzununî an tadz-habû bihî wa akhâfu ay ya'kulahudz-dzi'bu wa antum ‘an-hu ghâfilûn
Dia (Ya‘qub) berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir serigala akan memangsanya, sedangkan kamu lengah darinya.”
قَالُوْا لَىِٕنْ اَكَلَهُ الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ اِنَّآ اِذًا لَّخٰسِرُوْنَ ١٤
qâlû la'in akalahudz-dzi'bu wa naḫnu ‘ushbatun innâ idzal lakhâsirûn
Mereka berkata, “Sungguh, jika serigala memangsanya, padahal kami kelompok (yang kuat), kami benar-benar orang-orang yang merugi.”
فَلَمَّا ذَهَبُوْا بِهٖ وَاَجْمَعُوْٓا اَنْ يَّجْعَلُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِاَمْرِهِمْ هٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ١٥
fa lammâ dzahabû bihî wa ajma‘û ay yaj‘alûhu fî ghayâbatil-jubb, wa auḫainâ ilaihi latunabbi'annahum bi'amrihim hâdzâ wa hum lâ yasy‘urûn
Maka, ketika mereka membawanya serta sepakat memasukkannya ke dasar sumur, (mereka pun melaksanakan kesepakatan itu). Kami wahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan mereka ini kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyadari.”
وَجَاۤءُوْٓ اَبَاهُمْ عِشَاۤءً يَّبْكُوْنَۗ ١٦
wa jâ'û abâhum ‘isyâ'ay yabkûn
(Kemudian,) mereka datang kepada ayahnya pada petang hari sambil menangis.