Dampak Narkoba pada Otak, Kenali Bagian Penting yang Terpengaruh
Merdeka.com - Di tengah kehidupan yang kompleks dan tekanan sosial yang meningkat, penggunaan narkoba menjadi tantangan serius yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Dalam beberapa dekade terakhir, kita menyaksikan adanya dampak destruktif yang ditimbulkan oleh narkoba pada individu, keluarga, dan masyarakat secara luas.
Salah satu aspek yang paling mengkhawatirkan dari penggunaan narkoba adalah dampaknya yang merusak pada organ yang sangat penting dalam tubuh kita, yaitu otak.
Otak adalah organ paling kompleks dalam tubuh kita. Organ ini menjadi pusat bagi aktivitas manusia. Otak akan mengatur fungsi dasar tubuh, memungkinkan Anda menafsirkan dan merespons semua yang Anda alami, dan membentuk perilaku Anda.
-
Apa efek metamfetamin terhadap otak? Metamfetamin bekerja dengan meningkatkan kadar dopamin dalam otak, yang dapat menyebabkan perubahan dalam sistem dopamin.
-
Apa efek jangka panjang dari penggunaan narkoba? Padahal jika dikonsumsi jangka panjang narkoba memiliki efek samping yang membahayakan dan menimbulkan rasa candu.
-
Kenapa narkoba sangat berbahaya? Bukan hanya itu, narkoba bisa menimbulkan ketergantungan atau adiksi alias kecanduan yang berujung mengancam nyawa penggunanya.
-
Siapa yang paling berisiko terkena dampak narkoba? Penggunaan narkoba terbukti memengaruhi semua lapisan masyarakat dan tingkat status sosial ekonomi tanpa pandang bulu.
-
Mengapa penggunaan zat psikoaktif berisiko menyebabkan psikosis? Penggunaan obat dan alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan psikosis. Hal ini karena zat-zat tersebut dapat mengganggu aktivitas neurotransmitter dalam otak.
-
Kenapa pengguna narkoba sering mengalami perubahan sikap? Penggunaan narkoba cenderung akan mengubah perilaku dan kebiasaan seseorang secara signifikan. Beberapa jenis narkoba bahkan dapat merusak kemampuan otak untuk fokus dan berpikir jernih.
Dampak narkoba pada otak akan mengganggu cara neuron mengirim, menerima, dan memproses sinyal melalui neurotransmitter pada otak. Beberapa narkoba, seperti mariyuana dan heroin, dapat mengaktifkan neuron karena struktur kimianya meniru neurotransmitter alami dalam tubuh.
Meskipun jenis narkoba ini meniru bahan kimia otak itu sendiri, mereka tidak mengaktifkan neuron dengan cara yang sama seperti neurotransmitter alami, dan mereka menyebabkan pesan abnormal yang dikirim melalui jaringan.
Dalam artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana dampak narkoba pada otak yang dilansir dari laman webmd.com.
Dampak Narkoba pada Otak
Otak Anda saling terhubung untuk membuat Anda ingin mengulang pengalaman yang membuat diri Anda merasa baik. Itulah kenapa, orang yang kecanduan narkoba selalu ingin melakukannya lagi dan lagi.
Dampak narkoba pada otak yang membuat ketagihan akan menargetkan sistem reward pada otak Anda. Mereka membanjiri otak dengan bahan kimia yang disebut dopamin. Hal ini memicu perasaan kenikmatan yang intens. Dan pada akhirnya, Anda akan terus mengonsumsi narkoba untuk mendapatkan sensasi itu.
Seiring waktu, otak akan terbiasa dengan dopamin ekstra. Jadi, Anda mungkin akan terdorong untuk mengonsumsi lebih banyak narkoba untuk mendapatkan sensasi baik yang sama. Dan hal-hal lain yang Anda nikmati, seperti makanan dan hobi, mungkin akan menjadi penghalang kesenangan Anda.
Ketika Anda menggunakannya untuk waktu yang lama, dampak narkoba pada otak dapat menyebabkan perubahan pada sistem dan sirkuit kimiawi otak lainnya. Dampak narkoba pada otak akan memengaruhi:
• Kemampuan penilaian• Pengambilan keputusan• Memori• Kemampuan untuk belajar
Bersama-sama, dampak narkoba pada otak ini dapat mendorong Anda untuk mencari dan menggunakan narkoba dengan cara yang berlebihan dan di luar kendali.
Bagian Otak yang Terpengaruh oleh Narkoba
Narkoba dapat mengubah area otak penting yang diperlukan untuk fungsi tubuh dan dapat mendorong penggunaan narkoba kompulsif yang menandai kecanduan. Dilansir dari laman nida.nih.gov, area otak yang terpengaruh oleh penggunaan narkoba meliputi:
Ganglia basal, yang memainkan peran penting dalam bentuk motivasi positif, termasuk efek menyenangkan dari aktivitas sehat seperti makan, bersosialisasi, dan seks, dan juga terlibat dalam pembentukan kebiasaan dan rutinitas.
Area-area ini membentuk simpul kunci dari apa yang terkadang disebut "sirkuit reward" otak. Narkoba mengaktifkan sirkuit ini secara berlebihan, menghasilkan euforia yang tinggi. Tetapi dengan paparan berulang, sirkuit beradaptasi dengan keberadaan obat, mengurangi kepekaannya dan membuatnya sulit untuk merasakan kesenangan dari apa pun selain obat tersebut.
Amigdala, yang berperan dalam perasaan stres seperti kecemasan, mudah marah, dan kegelisahan, yang menjadi ciri penarikan diri setelah efek narkoba tersebut memudar. Dengan begitu, pengguna akan memiliki keinginan kuat untuk mencari narkoba itu lagi.
Bagian ini menjadi semakin sensitif dengan meningkatnya penggunaan narkoba. Seiring waktu, seseorang dengan gangguan penggunaan zat menggunakan obat-obatan untuk mendapatkan perasaan lega sementara dari ketidaknyamanan.
Korteks prefrontal, yang berperan dalam kemampuan untuk berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan kontrol diri atas impuls. Bagian ini juga merupakan bagian terakhir dari otak yang matang, sehingga membuat remaja adalah subjek yang paling rentan.
Pergeseran keseimbangan antara sirkuit ini dan sirkuit ganglia basal serta amigdala membuat seseorang dengan gangguan penggunaan zat mencari narkoba secara kompulsif dengan kontrol impuls yang berkurang.
Siapa yang Berisiko Kecanduan?
Tubuh dan otak setiap orang berbeda. Orang juga bereaksi berbeda terhadap obat-obatan. Beberapa menyukai perasaan saat pertama kali mencobanya dan menginginkan yang lebih. Sementara yang lain membencinya dan tidak ingin mencoba lagi.
Tidak semua orang yang menggunakan narkoba menjadi kecanduan. Tapi itu bisa terjadi pada siapa saja dan pada usia berapa pun. Beberapa hal dapat meningkatkan peluang seseorang untuk kecanduan, termasuk:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaAdiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.
Baca SelengkapnyaKebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan otak adalah kebiasaan yang dapat merusak sel-sel otak, menghambat aliran darah dan oksigen ke otak.
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca SelengkapnyaNarkoba dianggap sebagian orang dapat menenangkan pikiran. Namun nyatanya jika dikonsumsi jangka panjang memiliki efek yang sangat membahayakan.
Baca SelengkapnyaSebagai pusat kendali tubuh, otak mengatur segala sesuatu mulai dari detak jantung hingga pemikiran abstrak.
Baca SelengkapnyaDi balik rasa manis yang menggugah selera, tersembunyi dampak yang jauh lebih pahit bagi kesehatan mental kita.
Baca SelengkapnyaMetamfetamin, salah satu jenis narkoba yang membahayakan bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaBeberapa obat kerap disalahgunakan dan dikonsumsi bukan untuk tujuan pengobatan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa ciri khusus yang dapat diidentifikasi dari para pengguna narkoba.
Baca SelengkapnyaMengatasi kecanduan narkoba melibatkan serangkaian langkah, termasuk pemeriksaan, detoksifikasi, stabilisasi, dan after care.
Baca SelengkapnyaAhli saraf di dunia menyampaikan "Pembusukan Otak (brain rot)" menjadi tren yang dapat melemahkan otak yang cerdas dan berpikir.
Baca Selengkapnya