Istilah 'Stunting' Ada di Naskah Sunda Kuno Abad ke-16, Disebutkan Juga Cara Rawatnya
Orang tua Sunda zaman dahulu rupanya sudah mengenal istilah stunting. Bahkan mereka sudah mengetahui cara penanganannya sejak abad ke-16.
Orang tua Sunda zaman dahulu sudah mengenal istilah stunting. Bahkan cara ini sudah dipakai sejak abad ke-16.
Istilah 'Stunting' Ada di Naskah Sunda Kuno Abad ke-16, Disebutkan Juga Cara Rawatnya
Stunting menjadi perhatian setiap orang tua karena menghambat pertumbuhan anak. Mereka yang terkena stunting akan memiliki postur di bawah rata-rata. Menariknya masalah ini mampu dideteksi dengan baik oleh orang Sunda sejak anak dalam kandungan. Lantas bagaimana penanganan dan perawatannya? Simak ulasan berikut.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama, terutama selama 1000 hari pertama kehidupannya (HPK). Seorang anak dikategorikan mengalami stunting jika tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi dari median standar pertumbuhan yang ditetapkan oleh WHO.
-
Apa definisi dari stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
-
Dimana stunting terjadi di Indonesia? Pemerintah Kabupaten Kudus di Provinsi Jawa Tengah menargetkan angka kasus stunting di wilayahnya turun menjadi nol pada 2024.
-
Kenapa stunting perlu ditangani? Hartopo menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi dan penerapan pola hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.
-
Siapa yang menangani stunting? 'Tatalaksana stunting dilakukan dokter spesialis anak berupa asuhan nutrisi pediatrik, yang terdiri dari 5 langkah, yaitu penilaian adakah penyakit medis dan status gizi, penentuan kebutuhan kalori dan protein, penentuan rute pemberian nutrisi, pemilihan jenis nutrisi (makanan padat dan PKMK), serta pemantauan dan evaluasi.'
-
Bagaimana cara penurunan stunting di Bandung? Penanganan stunting sudah bagus, kesadaran dari ibu rumah tangga ada usaha bekerja sama dengan posyandu ketika diarahkan supaya stunting bisa diatasi,' ujarnya Melalui berbagai program stunting berhasil ditekan dari sebelumnya berada di angka 26,4 persen turun sampai 7 persen menjadi 19,4 persen pada tahun 2022.
Sudah dilakukan orang tua Sunda sejak Abad ke-16
Menurut Ahli sejarah dan filologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, dikutip dari ANTARA, orang tua Sunda memang telah mengenal istilah gagal tumbuh pada anak atau dalam bahasa sekarang dikenal sebagai stunting. Menurut penuturannya, pola-pola perawatan anak agar bisa tumbuh dengan baik dan sehat tertuang di dalam naskah berjudul “Sanghyang Titisjati Pralina”. Beberapa narasi menyampaikan bagaimana anak tersebut bisa lahir dengan sehat dan sempurna. "Salah satunya agar kondisi di mana tinggi badan seorang anak tidak pendek dibanding tinggi badan orang lain seusianya, dalam arti agar anak tidak gagal tumbuh kembang," kata dia.
Memijat jadi salah satu cara
Elis mengatakan bahwa cara perawatan dan penangan stunting telah banyak tertuang di literatur buhun orang Sunda. Beberapa naskah di antaranya Bihari (kuno), Kamari (masa peralihan/klasik) dan Kiwari (masa kini). Di antara naskah-naskah tersebut dijelaskan secara detail tata cara perawatan anak sejak dalam kandungan. Terdapat juga beberapa adat pengiring agar ibu dan bayi sehat dan selamat. Kemudian, tertulis juga jenis-jenis tanaman obat yang bisa digunakan, dan bagaimana pemanfaatannya saat bayi dalam keadaan sakit.
Paraji mempunyai peran
Untuk menangani dampak atau mencegah stunting itu sendiri, orang Sunda kuna memakai jasa paraji atau ahli pengobatan tradisional khusus ibu dan anak. Di sana paraji akan melakukan sejumlah upaya mulai dari melakukan perawatan bayi sejak dalam kandungan, menjaga kondisi ibu hamil, dan memanfaatkan serta mengolah tanaman obat yang bermanfaat. Paraji biasanya dipercaya oleh masyarakat kepada perempuan. Dia memiliki fungsi untuk membantu perawatan ibu dan bayi. Paraji juga menaruh perhatian penuh kepada anak-anak.
Cara merawat bayi sejak dalam kandung sampai lahir
Di dalam naskah naskah “Sanghyang Titisjati Pralina” terdapat beberapa judul untuk mencegah stunting seperti: Jampe Keur Kakandungan, Jampé Tujuh Bulan, Ngajampé nu Kakandungan, Jampé ngalahirkeun, Jampé Orok Medal. Saat bayi lahir: Jampé Motong Tali Ari-Ari, Jampé Ngaranan Orok, Jampé Kandungan nu Elat Lahir, Jampé Tampek, Jampé Lamun Orok Ceurik baé, Jampé Lamun Orok Harééng, Jampé Meuseul Orok, dan Jampé Nyeri Beuteung. Dalam judul-judul itu merangkum cara penanganan stunting mulai dari bayi belum lahir, sampai cara perawatannya ketika lahir.
Bisa jadi referensi
Elis menuturkan bahwa informasi praktik perawatan bayi dan ibu yang tertuang di dalam naskah Sunda kuna bisa menjadi referensi untuk mewujudkan generasi yang sehat. "Ini setidaknya dapat menjadi referensi literasi untuk generasi muda di zaman teknologi canggih saat ini, yang akan berperan menjadi ibu, sebagai garda terdepan dalam pendidikan informal, dalam upaya mengurus, membimbing, mendidik, mengasuh anak, agar sehat dan kuat," katanya.