Kasus LSD pada Sapi di Tangerang Kini Capai 303 Ekor, Ini 4 Faktanya
Merdeka.com - Timbul benjol-benjol di sekujur tubuh menjadi tanda dari penyakit lumpy skin disease atau LSD yang menyerang hewan ternak seperti sapi. Saat ini terdapat total 303 ekor sapi di Tangerang yang dilaporkan terserang LSD.
Dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Joko Ismadi, penyebaranLSD saat ini terus bertambah selama beberapa pekan terakhir. Sebelumnya hanya puluhan hewan yang terserang.
"Sampai tanggal 3 Mei ada 219 kasus di 13 kecamatan. Tetapi ternyata ada tambahan lagi di 3 kecamatan dengan total 303 kasus LSD," katanya, dikutip dari ANTARA, Selasa (16/5)
-
Bagaimana hewan itu terlihat? Makhluk besar misterius tersebut yang diberi nama “Nessie“. memiliki leher panjang dengan empat sirip besar berwarna merah serta ekor sepanjang 2 meter.
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
-
Hewan apa yang menyerang hewan ternak? Kelelawar ini tidak menyerang manusia, melainkan hewan ternak. Paling umum terdapat di Amerika Selatan dan Tengah.
-
Di mana penyakit ini terjadi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Apa ciri khas hewan terinfeksi antraks? Ada beberapa ciri hewan yang terinfeksi antraks, antara lain: Hewan terlihat gelisah, Gusar karena depresi, Sesak napas, Terjadi pembengkakan, Demam mencapai 42 derajat celsius, Keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh.
Awalnya hanya 30 kasus
Penyakit LSD mengintai sapi dan kerbau ©2022 Merdeka.com/Dok. Balai Besar Veteriner Wates
Berdasarkan laporan yang ia terima, kasus LSD sudah menyebar di Kabupaten Tangerang sejak awal tahun 2023 lalu. Pada Februari, jumlahnya hanya mencapai 30 kasus.
Terdapat dua jenis hewan yang rentan terserang, yakni sapi potong dan kerbau. Di bulan tersebut, penyakit LSD terlokalisir di dua kecamatan yakni Tigaraksa dan Solear.
Sebelumnya kasus ini juga sudah ditemukan sejak akhir tahun 2022 lalu, namun jumlahnya masih sedikit yakni hanya 10 ekor hewan sapi.
Sudah menyebar hingga 16 kecamatan
Berdasarkan data terakhir di bulan Mei, penyebaran LSD sudah meluas hingga 16 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Sebelumnya penyakit ini menyerang di 13 kecamatan. Ia menyebut jika angka persebarannya cukup besar.
"Ini cukup signifikan peningkatannya, karena memang kendalanya kami sedang kejar tayang untuk program vaksinasi PMK yang 10 ribu. Kemudian di 3-4 bulan terakhir dengan penambahan kasus 300-an cukup besar," ujarnya.
Walau terjadi perluasan penyebaran, sebagian hewan yang tertular sudah dinyatakan sembuh. Ini berkat upaya pengobatan oleh DPKP. "Ada beberapa juga hewan yang sebelumnya suspek saat ini sudah sembuh juga," ucap dia.
Belum ada laporan kematian
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini belum terdapat laporan kematian dari hewan ternak sapi yang terjangkit.
"Kasus hewan (mati) karena penyakit itu belum ada, karena kita langsung lakukan penanganan dengan memberikan pengobatan," bebernya
Untuk mengurangi penyebarannya, upaya pengobatan dan vaksinasi terus digiatkan bersamaan dengan penghentian penyakit kuku dan mulut yang sebelumnya sudah menular di hewan ternak sapi.
Kemudian upaya pengetatan dari peredaran hewan ternak juga dilakukan pihaknya agar persebaran penyakit bisa dikontrol.
Ditularkan lalat hingga nyamuk
Dikutip dari laman Ditjen Pertanian, penyakit ini memiliki potensi untuk menular antar sesama hewan ternak sapi. Penyebab penyakit ini belakangan diketahui berasal dari nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).
Selain itu, penularan melalui cairan tubuh hewan yang saling terkontaminasi juga dimungkinkan terjadi, dengan masa inkubasi hingga 14 hari.
Untuk mencegah penyebarannya peternak diminta untuk menjaga kebersihan kandang untuk memutus mata rantai LSD secara berkala.
"Kami coba maksimalkan kira-kira apa yang bisa kami lakukan, apakah di waktu senggang kami vaksinasi PMK. Kasus yang dulu sudah mulai sembuh. Tapi, pada intinya sekarang kami secara maksimal melakukan penanganan," kata dia. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga harus memastikan lapak tersebut memiliki surat - surat yang lengkap, surat pernyataan kesehatan yang legal.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaKambing bertanduk lima ini hanya akan dilepas pemiliknya saat ada yang berani membayar Rp15 juta
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca Selengkapnya