Siswi SMK di Cianjur Raup Rp15 Juta Sebulan dari Baju Korea, Ini Kunci Suksesnya
Merdeka.com - Pakaian rajut khas Korea jadi pilihan Mulia Mudifia Dinata, seorang siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk berwirausaha. Dari situ, ia berhasil mengantongi cuan hingga Rp15 juta sebulan
Mengutip laman disdik.jabarprov.go.id, Sabtu (12/3), Difia, sapaannya, diketahui sudah memulai usaha knitwear tersebut sejak tahun 2018. Setelah empat tahun berjualan, usahanya terus berkembang hingga kini memiliki pangsa pasar sendiri.
Dalam menjalankan usahanya, Difia mengaku memiliki kunci sukses yang selalu dipegang. Berikut informasinya.
-
Dimana sekolah anak pengusaha itu? Dalam video tersebut, Hilman Gumilar ditemani sang istri dan sopirnya datang ke sekolah sang anak bernama Boy untuk berkunjung. Sang anak yang saat itu sedang menempuh pendidikan SMA di sebuah sekolah berasrama yang sangat mewah.
-
Bagaimana Aqila jualan di sekolah? Aqila terlihat menjual 'usaha' kecil-kecilannya, dan sang mama pun tidak melewatkan momen untuk mengabadikannya.
-
Apa yang membuat Mikha terlihat pas di seragam sekolah Korea? Terutama saat liburan ke Korea Selatan beberapa waktu lalu. Mikha terlihat sangat pas mengenakan seragam sekolah Korea, seperti warga lokal yang sejati.
-
Apa yang dilakukan Mutiara Baswedan saat remaja? Beberapa tahun kemudian, Mutiara pun tumbuh menjadi remaja yang cantik. Ia juga sukses meraih banyak prestasi khususnya dalam hal akademik. Ia pun melanjutkan pendidikan menengah atasnya di SMA Labschool.
-
Dimana anak ini bekerja? Tiga anak berdiri di persimpangan sudut Jalan Taman Siswa, Yogyakarta.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Bermula dari Kesukaan
©2022 disdik.jabarprov.go.id/Merdeka.com
Kisah suksesnya dimulai ketika ia menggemari jenis pakaian asal negeri Korea. Saat itu, ia sempat membeli baju thrifting di salah satu marketplace.
Difia pun akhirnya jatuh hati pada model, desain serta motif korean style seperti knitwear. Dengan keyakinan yang kuat, akhirnya ia mencoba menjajal dunia pakaian hingga mengantongi untung besar.
"Akhirnya aku mikir, kalau aku jual yang kayak gini juga bakal laku, deh," tuturnya, Selasa (8/3/2022) lalu.
Memiliki Brand Sendiri
Anak sulung dari dua bersaudara ini pun akhirnya membuka usaha sendiri dan mulai menjual satu demi satu busana rajut hingga memiliki brand Bernama "Daisydifs".
"Daisy itu bunga yang aku suka karena cantik dan indah. Apalagi kalau bunganya banyak, kalau difs itu dari nama panggilan aku yang lebih disingkat, dari Difia jadi difs," ucapnya sambil tersenyum.
Lebih jauh, siswa kelahiran Cianjur, 14 Juli 2004 ini mengaku selalu suka melihat orang-orang yang jualan. Hal tersebut yang menginspirasi sekaligus memotivasinya untuk terus mendalami usaha tersebut.
"Aku seneng aja liat orang-orang berjualan. Kayak seru, lewatin rintangannya dan enak nikmatin hasilnya," ungkap siswa yang hobi membaca Wattpad ini.
Tidak Moody-an Jadi Kunci Sukses Berwirausaha
Ia pun berbagi tips kepada siswa lain yang ingin mulai berwirausaha seperti dirinya, yaitu niat dan kesungguhan.
"Karena, percuma aja kalau berwirausaha tapi leha-leha. Kalau lagi mood jualan ya jualan, kalau enggak mood jualan enggak akan jualan. Jadi, jangan sampai seperti itu, ya," pesannya.
Selain itu, ia pun mengajak untuk tidak mudah menyerah karena sejatinya usaha apapun pasti akan mengalami naik dan turun.
"Harus ada kesungguhan dan jangan takut memulai bisnis. Karena, semua bisnis enggak ada yang enak, pasti ada naik turunnya dan jangan nyerah yaaa! Kita semua pasti bisa selagi ada usaha dan doa," ucap siswa kompetensi keahlian otomatisasi dan tata kelola perkantoran tersebut.
Dibantu Disdik Jabar
Adapun aktivitas berwirausaha yang dilakukan oleh Difia turut didukung melalui program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar)
Ia mengatakan, program SPW yang digalakkan Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Disdik Jabar, turut membantu dirinya dalam memasarkan produk.
"Program SPW itu sangat bagus karena siswa terfasilitasi dan diberikan pembekalan-pembekalan bagaimana berwirausaha yang baik dan benar," ungkap putri pasangan Ibu Tini dan Bapak Mahmudin ini.
Selain itu, Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Kacadisdik) Wilayah VI pun meluncurkan program "Pojok Bestie". Program tersebut bertujuan mempromosikan produk-produk karya siswa secara daring maupun luring dalam rangka mendukung SPW.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Cikalongkulon, Jajat Sudrajat menuturkan, SMKN 1 Cikalongkulon merupakan salah satu wadah mempersiapkan siswa untuk berwirausaha dengan pendampingan dari guru secara kontinu.
"Melalui program SPW, diharapkan akan muncul mutiara-mutiara Start-Up digital yang mampu bersaing di era global saat ini," harapnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca SelengkapnyaSekar Ayu Irawati, seorang pengusaha muda, telah menciptakan sebuah konsep dengan kreativitas daur ulang.
Baca SelengkapnyaGagal ke perguruan tinggi tidak membuat semangatnya surut. Kini usaha hijabnya sukses.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, gadis ini berhasil membangun bisnis dengan modal uang Rp300 ribu saja.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaTak terkira, omzet usahanya yakni mampu menembus Rp6 juta setiap hari.
Baca SelengkapnyaYuliana (23) salah satu mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon yang baru saja lulus kuliah.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaDia memulai usaha Kue Lumpur Bakar Fayakun terhitung sejak pertengahan bulan Maret 2024, dengan modal sekitar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaSetelah outlet pertama berhasil dijalankan, Puguh memberanikan diri untuk membuka outlet lagi di tempat yang berbeda.
Baca Selengkapnya