Mengenal Badai Sitokin: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya
Badai sitokin adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh di mana tubuh melepaskan sejumlah besar sitokin sehingga menyebabkan peradangan yang ekstrem.
Tugas sistem imun yang ada dalam tubuh adalah melindungi kita dari zat asing berbahaya dan menjaga kesehatan tubuh. Namun, terkadang sistem imun justru berbalik menyerang dan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan tubuh.
Badai sitokin terjadi ketika sistem imun melepaskan terlalu banyak molekul yang disebut sitokin. Molekul-molekul ini memicu peradangan dan dapat merangsang aktivitas sel imun lainnya secara berlebihan.
-
Mengapa Seblak Coet viral? Ini terjadi usai personel boyband SMASH Rafael Tan sempat membagikan video saat menikmati seblak tersebut di akun Tiktok pribadinya.
-
Apa penyebab penyakit autoimun Cita Citata? 2 'Kalian mungkin tahu banyak banget di media-media, kalau aku punya penyakit yang namanya autoimun. Dan penyebab utama autoimun itu adalah kesalahan aku pribadi,' katanya.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Apa penyebab Flu Singapura? Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71), yang tidak hanya dapat menjangkiti anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
-
Apa saja penyebab batuk dan pilek? Adapun penyakit seperti batuk atau pilek dapat terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya adalah: Daya tahan tubuh yang lemah, terpapar kuman dan bakteri akibat terlalu sering beraktivitas di luar ruangan, punya riwayat penyakit kronis, udara yang terlalu dingin, serta kebiasaan merokok yang sudah dilakukan sejak lama.
Badai sitokin ini dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, imunoterapi, dan infeksi seperti yang menyebabkan COVID-19.
Apa Itu Badai Sitokin?
Badai sitokin adalah fenomena yang pertama kali dijelaskan dalam literatur medis pada tahun 1993. Badai sitokin merupakan respons peradangan yang tidak terkendali karena adanya sejumlah besar protein kecil yang disebut sitokin.
Istilah "badai sitokin" sering digunakan secara bergantian dengan "sindrom pelepasan sitokin" atau istilah medis "hipersitokinemia".
Sitokin sebenarnya memiliki manfaat dengan memainkan peran penting dalam mengaktifkan respons imun tubuh Anda. Beberapa jenis sitokin memicu peradangan dan memberi sinyal bagi sel imun lain untuk berkumpul di bagian tubuh tertentu.
Selama badai sitokin, tubuh akan melepaskan terlalu banyak sitokin di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan aktivasi berlebihan sel imun lain seperti sel T, makrofag, dan sel pembunuh alami.
Aktivitas sel yang tidak terkendali ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan, disfungsi organ, dan terkadang sampai memakan korban jiwa. Sel-sel ini bahkan dianggap bertanggung jawab atas tingginya jumlah kematian pada orang-orang usia muda selama pandemi flu 1918.
Apa yang Menyebabkan Badai Sitokin?
Badai sitokin disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem imun terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya. Terkadang hal ini dapat terjadi bahkan tanpa adanya zat asing dalam tubuh.
Badai sitokin dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti:
- Sistem imun merasakan bahaya meski tidak ada zat berbahaya yang hadir.
- Reaksi sistem imun lebih besar daripada ancaman zat asing.
- Zat asing lebih merusak daripada yang dapat ditangani sistem imun, yang menyebabkan reaksi sistem imun yang berkepanjangan.
- Sistem imun tidak mati dengan benar setelah menghancurkan bahaya.
Badai sitokin sering kali disebabkan oleh infeksi, tetapi juga dapat dipicu oleh beberapa jenis imunoterapi atau gangguan autoimun. Kondisi yang terkait dengan badai sitokin meliputi:
- imunoterapi, seperti terapi transfer sel T atau terapi antibodi monoklonal
- infeksi dan penyakit yang diakibatkannya, termasuk:
- SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19
- Yersinia pestis (wabah)
- flu burung
- demam berdarah
- sindrom pernapasan akut berat (SARS)
- sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS)
- kondisi autoimun, seperti artritis reumatoid atau lupus
- penyakit graft-versus-host
- sepsis
Gejala Badai Sitokin
Badai sitokin dapat terjadi di banyak bagian tubuh dan menyebabkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.
Gejala-gejalanya secara umum meliputi:
- demam
- menggigil
- diare
- kelelahan
- nyeri tubuh
- sakit kepala
- kehilangan selera makan
- mual
- ruam
- lemah
- muntah
Kasus badai sitokin yang serius dapat menyebabkan kegagalan multiorgan. Gejala darurat dari kondisi ini bervariasi tergantung pada penyakit yang mendasarinya dan organ yang terpengaruh.
Untuk COVID-19, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencantumkan gejala darurat berikut yang memerlukan perhatian medis segera:
- nyeri atau tekanan terus-menerus di dada
- kesulitan bernapas
- ketidakmampuan untuk tetap terjaga
- warna abu-abu, pucat, atau biru pada kulit, bibir, atau kuku Anda
Kaitan Badai Sitokin dengan COVID-19
Banyak jenis infeksi, termasuk SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19, dapat memicu badai sitokin. Pelepasan sitokin merupakan bagian penting dari respons sistem imun Anda terhadap virus dan zat asing lainnya. Namun, jika terlalu banyak sitokin yang dilepaskan, maka dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah.
Banyak jenis sitokin yang dikaitkan dengan COVID-19 yang parah, termasuk:
- interleukin-1β
- interleukin-6
- IP-10
- faktor nekrosis tumor
- interferon-γ
- protein inflamasi makrofag 1α dan 1β
- faktor pertumbuhan endotel vascular
Para peneliti terus meningkatkan pemahaman mereka tentang hubungan antara badai sitokin dan COVID-19.
Sebuah studi otopsi tahun 2020 menemukan bukti bahwa banyak kasus COVID-19 yang berakhir dengan kematian disebabkan oleh kegagalan multiorgan, bahkan meski hanya ada sedikit SARS-CoV-2. Para peneliti berpikir bahwa hal ini menunjukkan aktivitas sistem imun yang berlebihan, karena hal ini dapat berperan dalam kegagalan organ.
Tingkat interleukin-6 yang lebih tinggi dikaitkan dengan kelangsungan hidup yang lebih pendek pada orang dengan COVID-19. Lebih jauh, beberapa penelitian besar telah menemukan bahwa tingkat interleukin yang lebih tinggi dari 80 pikogram per mililiter adalah prediktor terbaik dari kegagalan pernapasan dan kematian.
Badai sitokin juga telah dikaitkan dengan hasil yang buruk pada orang dengan SARS.
Penanganan Bagai Sitokin
Badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan multiorgan dan bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Pengobatannya bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Dokter menggunakan obat penghambat sitokin untuk mengurangi kadar sitokin yang memicu peradangan. Contoh obat-obatan ini meliputi:
- tocilizumab
- anakinra
- baricitinib
Sekelompok obat yang disebut kortikosteroid juga dapat digunakan untuk mengurangi peradangan.
Tergantung pada kondisi medis lain yang Anda miliki, Anda mungkin juga diberikan pengobatan suportif seperti:
- terapi oksigen
- obat antivirus
- elektrolit
- cairan intravena (IV)
- dialisis ginjal
- obat jantung
Peneliti terus menyelidiki cara terbaik untuk mengobati badai sitokin yang terkait dengan COVID-19. Beberapa penelitian telah menemukan hasil yang menjanjikan dari obat-obatan yang memblokir sitokin tertentu, seperti interleukin-1 atau -6. Penggunaan kortikosteroid juga sedang diselidiki.
Peneliti lain berpendapat bahwa badai sitokin mungkin diperlukan untuk membersihkan virus dan bahwa obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh mungkin masih kontraproduktif.